Permasalahan dalam Pengembangan Agroindustri Skala Kecil
18 diketahui bahwa pengeringan gambir umumnya dilakukan melalui penjemuran
gambir menggunakan sinar matahari. Pada malam hari atau ketika penjemuran tidak dapat dilakukan karena cuaca yang tidak mendukung, maka gambir
ditempatkan di atas para-para yang berada di atas tungku pemasakan sehingga pengeringan dapat memanfaatkan panas dan asap dari tungku. Penggunaan bak
pengering dengan blower dan pemanas berbahan bakar minyak hanya dilakukan beberapa pedagang pengumpul atau eksportir.
Untuk mendapatkan nilai tambah yang tinggi, di samping berbagai upaya peningkatan mutu gambir rakyat, maka sangat perlu dilakukan fraksinasi gambir
menjadi komponen-komponennya. Terdapat berbagai pilihan teknologi untuk pemisahan senyawa-senyawa fenol, tanin dan katekin yang dapat digunakan untuk
fraksinasi gambir. Sebagian di antara penelitian mengenai teknologi proses
tersebut disajikan pada Tabel 4.
Pambayun et al. 2007 melakukan ekstraksi produk gambir dengan berbagai jenis pelarut menghasilkan jumlah bahan terekstrak, kandungan fenol,
dan sifat antibakteri yang bervariasi. Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa pada metoda maserasi dan Soxhlet, bahan terekstrak paling tinggi diperoleh pada
campuran etanol air 1:1, masing-masing sebesar 84.77 dan 87.69 persen. Kandungan fenol tertinggi ditemukan pada bahan terekstrak dari ekstraksi dengan
pelarut etil asetat, yakni 88.30 dan 90.85 persen. Amos 2005 melakukan penelitian untuk mengekstrak katekin dari daun
gambir dengan menggunakan pelarut alkohol etanol pada berbagai konsentrasi dan waktu perebusan. Penelitan Amos 2005 menunjukkan bahwa makin tinggi
konsentrasi etanol, maka makin tinggi katekin yang diperoleh. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa waktu perebusan berpengaruh terhadap kadar katekin
yang diperoleh dalam sampel gambir. Selanjutnya diketahui bahwa waktu perebusan optimum adalah 25 menit sejak air mendidih.
19
a Cara Cina b Cara Eropa
Gambar 6. Pengolahan Gambir dengan Cara Cina dan Cara Eropa
Sumber: Daswir, Risfaheri dan Yuliani 2003 Nazir 2002 melakukan penelitian pemurnian gambir untuk mendapatkan
katekin murni. Dalam penelitian tersebut digunakan beberapa tahapan pemisahan dengan menggunakan beberapa pelarut yaitu air, heksan, metanol dan etil asetat.
Dari penelitiannya, Nazir 2002 dapat memperoleh produk dengan kandungan katekin mencapai 95.
Ekstrak kental berwarna kuning kecoklatan
Pemisahan daun dan ranting
Perbusan selama 12 jam. Selama pemasakan daun Diaduk dan
dimemarkan Pengambilan ekstrak dan daun
dimasak kembali Dikentalkan dengan Pemanasan
sampai BJ 1.106 - 1.125 14-16
o
Be Penyaringan
Dikeringanginkan sampai suhu menjjadi 35
o
C sambil diaduk secara berkala
Pengantongan gambir sesuai ukuran yang diinginkan
Daun gambir dipotong halus hingga volume menjadi 12 volume awal
Dimasukkan ke dalam air mendidih, terusm enerus ditumbuk dan diaduk
selama 0.5 jam Ranting dipisahkan dengan garpu dan
massa daun yang tertinggal ditumbuk dan diaduk selama 10-15 menit
Ekstrak diambil dan daun didiolah kembali ditumbuk 10 menit
Dikentalkan sampai 6.5-7.5
o
Be pada suhu 90
o
C Didinginkan sampai suhu 46-48
o
C dan ditambahkan tepung sagu sebagai
pengikat Diaduk pada suhu 40-42
o
C, dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan selama 6-
12 jam