Formulasi Strategi Pengembangan Agroindustri Gambir

95 Berdasarkan pengelompokan strategi ke dalam enam kategori tersebut, maka dirumuskan alternatif strategi pengembangan agroindustri gambier Indonesia pada masa datang sebagai berikut: 1. Perbaikan rekayasa proses produksi 2. Investasi infrastruktur penelitian dan pengembangan gambir di Indonesia 3. Diversifikasi produk gambir untuk pasar domestik 4. Peningkatan nilai tambah produk 5. Peningkatan penggunaan gambir domestik 6. Perluasan pasar produk gambir ke negara importir baru Dengan mampertimbangkan masukan dari pemerintah di sentra produksi Wali Nagari di Kecamatan Kapur IX, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, asosiasi pengusaha gambir, pedagang dan eksportir gambir, pakar akademis, tujuan yang ingin dicapai, kriteriasub-kriteria, alternatif strategi, maka dirumuskan kriteria untuk penetapan prioritas dari keenam strategi diatas adalah sebagai berikut: 1. Manfaat jangka pendek 2. Manfaat bagi penguatan agroindustri gambier Indonesia jangka panjang 3. Pengaruh keberhasilannya dalam pencapaian tujuan lain 4. Peluang keberhasilan 5. Biaya investasi 6. Keberlanjutan teknologi dan bisnis Dengan menggunakan Proses Hirarki Analitik dilakukan penetapan prioritas strategi pengembangan agroindustri gambier. Proses pembandingan semua pasangan alternatif dilakukan untuk tiap-tiap kriteriasub-kriteria melalui diskusi dengan pakar. Dari hasil pembandingan berpasangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengkajian strategi pengembangan agroindustri gambir sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 27. 96 Gambar 27. Hirarki Persoalan Penentuan Strategi Pengembangan Agroindustri Gambir Peningkatan produksi 0.168 Manfaat Jangka Pendek 0.311 Peningkatan Mutu Produk 0.198 Peningkatan Harga Produk 0.239 Perbaikan Rekayasa Proses Produksi 0.194 Peningkatan Kesejahteraan Petani 0.395 Perolehan Nilai Tambah Tinggi 0.142 Investasi Infrastruktur RD Gambir di Indonesia 0.086 Perluasan Pasar 0.309 Peningkatan Devisa 0.241 Diversifikasi Produk Gambir untuk Pasar Domestik 0.139 Goal: Strategi Pengembangan Agroindustri Gambir Peningkatan Posisi Tawar Indonesia dalam Pemasaran Gambir Internasional 0.309 Peluang Keberhasilan 0.227 Peningkatan Nilai Tambah Produk 0.186 Biaya Investasi 0.051 Pengaruh Keberhasilannya dalam Pencapaian Tujuan Lain 0.069 Peningkatan Penggunaan Gambir Domestik 0.164 Keberlanjutan Teknologi dan Bisnis 0.132 Perluasan Pasar Produk Gambir ke Negara Importir Baru 0.232 TUJUAN KRITERIA SUB-KRITERIA ALTERNATIF Manfaat bagi Penguatan Agroindustri Gambir Indonesia Jangka Panjang 0.211 97

5.4 Perbaikan Teknologi Pengolahan Gambir

Dengan mempertimbangkan kepentingan pengempa, petani, serta pemerintah, maka pemilihan alternatif metode perbaikan teknologi dilakukan dengan beberapa kriteria yaitu: masalah lapangan kerja untuk pengempa, manfaat, biaya, pertimbangan ampas daun gambir sebagai kompos dan masyarakat yang dapat dijangkau, kesinambungan dan kemungkinan pengembangan bertahap serta kemungkinan utilisasi. Beberapa alternatif metode introduksi teknologi yang dapat dipilih adalah Perbaikan Teknologi pada Tiap Agroindstri Rumah Kempa, Pengadaan Peralatan Portable , Unit Pengolahan Bergerak Mobile ataupun Pengembangan Pabrik Gambir Mandiri. Selanjutnya, beberapa kriteria dirinci menjadi sub-kriteria sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 28. Hasil perbandingan berpasangan dari Proses Hirarki Analitik Gambar 28 menunjukkan bahwa pertimbangan utama dalam pemilihan introduksi teknologi untuk perbaikan pengolahan gambir adalah kebutuhan tenaga kerja pengempa bobot 0.506 serta kesinambungan dan kemungkinan pengembangan teknologi secara bertahap bobot 0.160. Dari segi manfaat, masalah peningkatan mutu gambir menjadi pertimbangan yang lebih dipentingkan dibandingkan dengan manfaat lain. Di sisi lain, pertimbangan kemungkinan utilisasi peralatan juga memiliki bobot yang cukup tinggi yaitu 0.131. Masalah biaya investasi maupun operasi tetap menjadi pertimbangan, namun dengan utilisasi alat yang tinggi maka diharapkan biaya investasi per kilogram produk gambir menjadi relatif rendah, sedang peningkatan biaya operasi diharapkan dapat dikompensasi dengan peningkatan mutu serta perolehan produk gambir. Dengan bobot kriteria sebagaimana disajikan pada Gambar 28, maka alternatif terbaik adalah pengadaan unit pengolahan gambir bergerak. Alternatif tersebut memiliki skor paling tinggi karena pada kriteria-kriteria lapangan kerja untuk pengempa, pemanfaatan kembali ampas daun gambir sebagai pupuk, kemungkinan utilisasi peralatan dan kesinambungan serta kemungkinan pengembangan memiliki skor yang paling tinggi. Pengadaan pabrik gambir secara mandiri menjadi alternatif yang paling tidak menguntungkan karena dapat menghilangkan kebutuhan tenaga 98 kerja pengempa yang merupakan kriteria terpenting, di samping ampas daun gambir yang tidak dapat dimanfaatkan kembali oleh petani sebagai pupuk serta kesinambungan operasi, terkait dengan ketersediaan bahan baku daun gambir. Dengan kenyataan tersebut dapat dipahami mengapa unit pengolahan gambir bantuan pemerintah di Kabupaten-kabupaten Lima Puluh Kota, Pesisir Selatan maupun Kampar tidak beroperasi dengan baik. Gambar 28. Hirarki Keputusan Pemilihan Metode Introduksi Teknologi 99

5.4.1 Kebutuhan Mesin dan Peralatan Pengolahan Gambir

Berdasarkan tahapan proses pengolahan gambir di masyarakat, maka peralatan yang mungkin dibutuhkan untuk perbaikan adalah peralatan perebusan daun gambir segar, peralatan ekstraksi getah gambir, peralatan pengendapan serta peralatan pengeringan. Penggunaan mesinperalatan dapat dilakukan dengan tetap menggunakan teknologi yang digunakan selama ini, ataupun melakukan modifikasi teknologi yang mungkin dapat menghilangkan aktivitas tertentu. Kriteria penentuan prioritas peralatan yang diperlukan adalah masalah beban tenaga kerja, kontribusi untuk perbaikan pengolahan gambir, kemungkinan pengembangan, perkiraan dimensibobot alat serta biaya Gambar 29. Gambar 29. Hirarki persoalan penentuan prioritas peralatan