39 agroindustri gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat untuk
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi agroindustri gambir yang meliputi teknologi, mutu produk, pemasaran, permodalan maupun permasalahan lain yang
perlu diselesaikan.
Gambar 13. Pendekatan dalam Penelitian
Sumber: Vaishnavi 2008
Perumusan Usulan
Setelah dilakukan kajian permasalahan yang dihadapi dalam agroindustri gambir, dirumuskan berbagai usulan untuk perbaikannya pada masa yang akan
datang.
Pengembangan Model
Dalam formulasi strategi, dikembangkan model hirarki persoalan menggunakan Proses Hirarki Analitik untuk pemilihan dan penentuan prioritas
strategi dari berbagai alternatif strategi yang dirumuskan. Dalam penyusunan usulan perbaikan teknologi, dikembangkan model hirarki persoalan untuk
penentuan metode introduksi teknologi serta penentuan prioritas peralatan yang dibutuhkan.
Pemahaman Persoalan
Perumusan Usulan Pengembangan
Model Evaluasi
Penarikan Kesimpulan
40
Evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan kajian untuk memperkirakan manfaat bagi masyarakat dan manfaat bagi para pelaku dalam agroindustri gambir. Melalui
tahapan ini diharapkan usulan strategi dapat dilaksanakan dan bermanfaat dalam pengembangan agroindustri gambir pada masa yang akan datang. Hasil evaluasi
tersebut dapat memberikan umpan balik jika diperlukan perbaikan usulan baru.
Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini, dirumuskan usulan strategi pengembangan agroindustri gambir pada masa yang akan datang.
3.2 Tata Laksana Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi: i studi pendahuluan, ii analisis kondisi dan identifikasi permasalahan agroindustri
gambir saat ini, iii identifikasi potensi dan kebutuhan pengembangan, iv formulasi strategi pengembangan serta iv analisis strategi pengembangan.
Ringkasan tahapan penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 14 dan kajian manfaat finansial disajikan pada Gambar 15. Secara rinci, tahapan-tahapan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.2.1 Studi Pendahuluan
Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang praktek dan permasalahan agroindustri gambir secara umum. Pada tahap ini juga
dilakukan kajian mengenai konsep-konsep untuk analisis situasi dan beberapa perangkat yang dapat digunakan untuk sintesis dan perancangan program
pengembangan. Tahap ini dilakukan dalam bentuk studi pustaka dan diskusi awal dengan pihak-pihak terkait dengan industri gambir melalui survei awal
kepada petani, pengempa dan pedagang pengumpul, pemerintah daerah khusunya Bappeda dan Tim Pengembangan Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota serta
eksportir gambir di Kota Padang. Sebagai pembanding, dilakukan juga survei ke Kabupaten Pesisir Selatan.
41
3.2.2 Analisis Kondisi dan Identifikasi Permasalahan Agroindustri Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota
Pada tahap ini dilakukan kajian mendalam tentang permasalahan teknologi proses, mutu produk gambir, permasalahan rantai pasok gambir serta
kajian sosial ekonomi petani dan pengempa gambir. Kajian sosial ekonomi diperlukan karena petani dan pengempa merupakan pelaku inti dalam industri
gambir sehingga sangat berpengaruh terhadap perencanaan program pengembangan. Pada tahap ini dilaksanakan survei dan diskusi mendalam kepada
petani dan pengempa gambir, pedagang pengumpul, pihak eksportir, pemerintah daerah khususnya pihak nagari dan kecamatan. Sejalan dengan survey yang
dilakukan, dilakukan juga analisis untuk mendapatkan gambaran mutu produk gambir masyarakat serta analisis mengenai pemasaran dan rantai pasok gambir.
Pada tahap ini juga dilakukan kajian melalui wawancara dengan pakar dan pemerintah daerah, khususnya Bappeda dan Tim Gambir di Pemerintah Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota. Pada tahap analisis dilakukan evaluasi teknologi dengan Analisis THIO Technoware, Humanware, Infoware dan Orgaware
dengan mengacu pada kriteria penilaian yang dikemukakan Harjanto 1996 dan
dapat dilihat pada Lampiran 7, Analisis SWOT Strength, Weakness,
Opportunity, Threats agroindustri gambir Indonesia dilengkapi dengan Analisis
SWOT beberapa negara yang penting dalam bisnis gambir Inodonesia yaitu India, Malaysia, Singapura dan Republik Rakyat Cina. Analisis SWOT
dilanjutkan dengan pemetaan kondisi agroindustri gambir Indonesia dibandingkan dengan keempat negara tersebut dengan model Berlian Porter.
Berdasarkan beberapa kajian tersebut dapat diidentifikasi permasalahan dalam agroindustri gambir Indonesia.
3.2.3 Identifikasi Potensi dan Kebutuhan Pengembangan Agroindustri Gambir
Pada tahap ini diidentifikasi berbagai kemungkinan program melalui brainstorming
, Focus Group Discussion dengan pakar dan stakeholder serta pengkajian dari penelitian terdahulu. Tahap ini juga dilakukan berdasarkan
pengkajian berbagai pustaka termasuk dokumen paten secara cermat mengenai berbagai kandungan kimia serta produk turunan gambir yang membentuk pohon
42 industri gambir. Pengembangan yang perlu dilakukan meliputi perbaikan mutu
dan teknologi produksi gambir rakyat, pengembangan industri hilir gambir untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih baik, perluasan dan penguatan pasar
gambir, serta perbaikan kelembagaan untuk menjamin keberlangsungan program pengembangan serta membantu mengatasi permasalahan pendanaan yang
dihadapi masyarakat. Mengingat tujuan yang ingin dicapai adalah pembagian keuntungan dan
resiko yang lebih adil dalam rantai pasok gambir, maka diprediksikan manfaat finansial pengembangan agroindustri gambir bagi masyarakat. Untuk
meningkatkan manfaat finansial tersebut, dikembangkan skenario kepemilikan usaha oleh masyarakat. Pada tahap awal, dana pengembangan berasal dari
pemerintah atau lembaga keuangan, kemudian secara berangsur-angsur dialihkan kepemilikannya kepada masyarakat.
3.2.4 Formulasi Strategi Pengembangan Agroindustri Gambir
Tahapan ini dilakukan untuk menentukan strategi yang mungkin ditempuh untuk pengembangan agroindustri gambir pada masa yang akan datang.
Tahap ini diawali dengan identifikasi strategi berdasarkan analisis SWOT, kemudian dilakukan pengelompokan berbagai alternatif strategi tersebut untuk
penentuan prioritas. Untuk pemilihan tersebut, dirumuskan kriteria untuk mengevaliasi masing-masing alternatif. Dari sejumlah alternatif yang telah
dirumuskan pada tahap sebelumnya, dilakukan pemilihan strategi yang dikaji lebih lanjut. Penetapan ini dilakukan dengan menggunakan Proses Hirarki
Analitik.
3.2.5 Analisis Strategi Pengembangan Agroindustri Gambir
Pada tahap ini dilakukan analisis untuk memperkirakan pengaruh pengembangan yang dilakukan terhadap para pelaku dalam agroindustri gambir
maupun masyarakat umumnya. Karena melibatkan banyak pihak dan perbaikan yang dilakukan meliputi banyak aspek dalam bisnis gambir, maka pada tahap ini
juga dilakukan kajian mengenai perbaikan agroindustri gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan pendekatan klaster.