2.1.2 Pendidikan Karakter
Pendidikan yang merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensinya untuk memiliki kekuatasn spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi sebagai kebijakan yang diyakininya dan
mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Depdiknas, 2010.
Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter, secara imperatif tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam Pasal 3 UU tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.” Jika dicermati 5 lima dari 8 delapan potensi siswa yg ingin dikembangkan sangat terkait erat dengan karakter.
Secara akademik, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang
tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Oleh karena itu muatan pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral
reasoning, moral feeling, dan moral behavior. Lickona dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Depdiknas, 2010 .
Secara pedagogis, pendidikan karakter seyogyanya dikembangkan dengan menerapkan holistic approach, dengan pengertian bahwa “Effective character
education is not adding a program or set of programs. Rather it is a tranformation of the culture and life of the school
” Berkowitz dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Depdiknas, 2010.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Depdiknas 2010, urgensi dari pelaksanaan komitmen nasional pendidikan karakter, telah
dinyatakan sebagai berikut. a. Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian integral yang
tak terpisahkan dari pendidikan nasional secara utuh. b. Pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan secara
komprehensif sebagai proses pembudayaan. Oleh karena itu, pendidikan dan kebudayaan secara kelembagaan perlu diwadahi secara utuh.
c. Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, sekolah dan orangtua. Oleh karena itu
pelaksanaan budaya dan karakter bangsa harus melibatkan keempat unsur tersebut.
d. Dalam upaya merevitalisasi pendidikan dan budaya karakter bangsa diperlukan gerakan nasional guna menggugah semangat kebersamaan dalam
pelaksanaan di lapangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Depdiknas 2010,
kegiatan pengembangan pendidikan karakter melalui pendidikan secara nasional bertujuan untuk:
a. mengembangkan Grand Design Pendidikan Karakter yang akan menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan, b. mengembangkan Rencana Aksi Nasional RAN Pendidikan Karakter sebagai
wujud komitmen seluruh komponen bangsa, dan c. melaksanakan Pendidikan Karakter secara nasional, sistemik, dan
berkelanjutan. Hal inipun sejalan dengan falsafati tujuan kurikulum 2013 yang memiliki
tiga aspek, yaitu pengetahuan knowlegde; keterampilan skill; dan perilaku attitude. Sehingga, ukuran keberhasilan peserta didik dapat dilihat dari
pertambahan akan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, dan kemuliaan akan kepribadiannya Nuh, 2013.
2.1.3 Integrasi Nilai-nilai