2.2. Kerangka Berpikir
Pengetahuan setiap siswa tentang matematika pastilah berbeda. Hal ini dikarenakan setiap siswa membangun pengetahuaanya sendiri. Selain itu
dikarenakan berbagai faktor, salah satunya ialah lingkungan dimana siswa tersebut berkembang dan dididik. Lingkungan yang mendukung proses belajar
mengajar adalah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru berdasarkan pengalaman yang telah dimilikinya, dan
siswa tersebut aktif pastinya. Namun saat ini masih ada pola pembelajaran masih didominasi oleh guru,
yakni guru menerangkan di depan kelas dan siswa mendengarkan, sehingga kemampuan percaya diri siswa dalam mencoba atau mengerjakan kurang bergitu
terasah. Selain dalam hal akademik, perlu ditingkatkan juga nilai-nilai karakter bangsa sehingga nantinya dilahirkan tidak hanya ilmuan-ilmuan yang hanya
pandai, melainkan juga memiliki karakter cinta tanah air sehingga nantinya bermanfaat minimal terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan semakin
tergerusnya kepribadian penerus bangsa yang kian lama kian tidak mencerminkan sebagai pelajar yang mencintai bangsanya sendiri. Sesuai dengan pepatah juga
“Knowledge is Power, but Character is More”. Sehingga diharapkan selain siswanya cerdas juga diharapkan baik pula karakter yang dibentuk.
Berdasarkan hal tersebut, salah satu cara dalam penerapan pembelajaran disekolahan yakni dengan mengimplementasikan nilai karakter bangsa dalam
model pembelajaran yang dilakukan. Salah satunya model pembelajaran matematika yang dapat mengatasi permasalahan di atas ialah dengan model
pembelajaran Model Eliciting Activities MEAs yang diintegrasikan Nilai Karakter Bangsa NKB untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis
dan self-efficacy. secara rinci penelilitian ini dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut.
Gambar 2. 9 Bagan kerangka Berpikir
2.3. Hipotesis Penelitian