3. 4 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrumen. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.4.1 Silabus
Penyusunan silabus mengacu pada KTSP. Silabus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
3.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun untuk setiap Kompetensi Dasar KD yang dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau
lebih.
3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian berupa tes dan non tes. Untuk mengetahui kemampuan representasi matematis
siswa digunakan tes akhir postest sedangkan self efficacy menggunakan angket.
3.4.3.1 Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan adalah tes formatif dan tes subsumatif. Tes formatif diberikan untuk memberikan umpan balik kepada siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung. Sedangkan tes subsumatif adalah tes yang diberikan setelah satu pokok bahasan telah selesai diajarkan. Adapun tahap-tahap
penyusunan instrumen tes adalah sebagai berikut. 1. Tahap persiapan.
2. Tahap pelaksanaan uji coba.
3. Tahap pelaksanaan tes. Penjelasan lebih lanjut penyusunan instrumen adalah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran
matematika kelas X semester genap, yaitu materi Dimensi pada kompetensi dasar Jarak. Tes tertulis ini terdiri dari postest. Postest digunakan untuk mengetahui
kemampuan representasi matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran Model Eliciting Activities dan pembelajaran ekspositori.
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Menurut Sudjana 2005: 36 kebaikan-kebaikan tes bentuk uraian sebagai berikut.
1. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi. 2. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan.
3. Dapat melatih kemampuan berpikir teratur dan penalaran, yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis.
4. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. 5. Mudah dalam membuat soal dan tidak memakan waktu yang lama.
Metode Penyusunan Perangkat Tes Penyusunan tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan. 2. Menentukan jumlah soal berdasarkan pertimbangan dan tingkat kesulitan soal.
3. Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan soal. 4. Menentukan komposisi atau jenjang.
5. Membuat kisi-kisi soal.
6. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, bentuk lembar jawab, kunci jawaban dan penentuan skor.
7. Menulis butir soal. 8. Mengujicobakan instrumen.
9. Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.
10. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah dilakukan.
Untuk memberikan penilaian yang objektif, kriteria pemberian skor untuk soal tes kemampuan representasi matematis berpedoman pada Holistic
Scoring Rubrics yang dinyatakan oleh Cai, Lane pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Representasi Matematis
Skor Mengilustrasikan
Menyatakan menggambarkan
Ekspresi Matematis
Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperhatikan ketidakpahaman tentang konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa.
1 Hanya
sedikit dari
penjelasan yang benar Hanya
sedikit dari
gambar, diagram, namun kurang lengkap dari benar
Hanya sedikit
dari model
matematika yang benar
2 Penjelasan
secara matematis masuk akal
namun hanya sebagian lengkap dan benar.
Melukiskan, diagram,
secara lengkap dan benar. Menemukan
model matematika
dengan benar, namun salah
dalam mendapatkan
solusi 3
Penjelasan secara
matematis masuk akal dan benar, meskipun tidak
tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan
bahasa. Melukiskan,
diagram,gambar, secara
lengkap dan benar Menemukan
model matematika
dengan benar,
kemudian melakukan erhitungan
atau mendapatkan
solusi secara benar dan lengkap.
4 Penjelasan
secara matematis masuk akal
dan jelas serta tersusun Melukiskan,
diagram, gambar, secara lengkap,
benar dan sistematis Menemukan
model matematika
dengan benar,
kemudian
Skor Mengilustrasikan
Menyatakan menggambarkan
Ekspresi Matematis
secara logis
dan sistematis
melakukan perhitungan
atau mendapatkan
solusi secara
benar dan
lengkap serta
sistematis. Sedangkan untuk mengukur self-efficacy digunakan Skala self-efficacy.
Skala self-efficacy digunakan untuk mengukur keyakinan siswa terhadap kemampuannya
melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan
untuk menyelesaikan soal yang melibatkan kemampuan representasi matematis dengan
berhasil. Skala self-efficacy diberikan kepada masing-masing kelas siswa setelah perlakuan pembelajaran selesai diterapkan. Self-efficacy siswa sebelum kegiatan
pembelajaran tidak diukur dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan siswa subjek penelitian berada pada taraf perkembangan mental yang sama dan belum
mendapatkan pembelajaran yang mempengaruhi self-efficacy sehingga self- efficacy awal siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol diasumsikan tidak
berbeda. Pengukuran self-efficacy mencakup tiga 3 dimensi yaitu dimensi
magnitudelevel untuk mengukur taraf keyakinan dan kemampuan dalam menentukan tingkat kesulitan soal yang dihadapi, dimensi strength atau kekuatan
untuk mengukur taraf keyakinan terhadap kemampuan dalam mengatasi masalah atau kesulitan yang muncul akibat soal penguasaan konsep, dan dimensi
Generality untuk mengukur taraf keyakinan dan kemampuan dalam menggeneralisasikan dan pengalaman sebelumnya. Ketiga dimensi tersebut
kemudian diturunkan menjadi indikator-indikator dan selanjutnya dibuat
pernyataan-pernyataan untuk mengukur self-efficacy siswa. Penyusunan pernyataan skala self-efficacy dilkaukan dengan memperhatikan panduan dari
Bandura 1997: 6-8 antara lain sebagai berikut. a. Skala self-efficacy adalah unipolar, berkisar dari 0 hingga keyakinan
maksimum. Skala bipolar dengan derajat negatif yang berarti seseorang tidak mampu melakukan aktivitas yang diharapkan merupakan hal yang tidak
masuk akal. b. Item-item pernyataan dalam skala self-efficacy harus dapat merepresentasikan
konstruk yang ingin diukur. c. Item skala self-efficacy adalah item-item pernyataan yang dibuat atau
disesuaikan dengan area-area spesifik atau tugas-tugas spesifik dari responden.
d. Format respon skala Likert umumnya menggunakan lima pernyataan sikap. Namun, Bandura 1997: 6-8 menyatakan bahwa self-efficacy lebih baik
menggunakan 11 respon skala dengan interval 0-10 atau 0-100. Pada penelitian ini digunakan format respon skala self-efficacy yang diadaptasi dari
skala respon merujuk pada skala respon yang dikemukakan oleh Bandura 1997: 6, yaitu 10-point scale.
Tabel 3.4 Tabel 10-point scale
Tidak begitu yakin Yakin
Sangat yakin Ya
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
tidak
Pada format skala respon tersebut, pilihan “tidak” memiliki nilai nol. Peneliti memilih format respon tersebut dikarenakan angka nol hingga sepuluh
lebih dikenal untuk menggambarkan nilai dari sesuatu dalam lingkungan siswa SMA.
2. Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal Setelah instrumen tes dibuat, soal-soal tersebut diujicobakan terhadap
siswa yang berada di luar sampel. Kemudian hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
3. Tahap Pelaksanaan Tes Pelaksanaan tes dilakukan setelah kedua kelas sampel diberi
pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities untuk kelas eksperimen dan pembelajaran ekspositori untuk kelas kontrol. Pelaksanaan tes ini bertujuan untuk
mengukur tingkat kemampuan representasi matematis siswa sehingga diperoleh perbandingan hasil dari perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. 5 Analisis Instrumen