Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan Materi Pelajaran Materi Pelajaran Proses Pembelajaran Proses Penilaian Penilaian Pendidik dan Tenaga Penelitian yang relevan

moral suatu permasalahan 4. Konvergensi ilmu dan tekhnologi Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab 5. Ekonomi berbasis pengetahuan Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda 6. Kebangkitan industri kreatif dan budaya Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal 7. Pergeseran ekonomi dunia Memiliki minat luas dalam kehidupan 8. Pengaruh dan imbas teknosains Memiliki kesiapan untuk bekerja 9. Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat minatnya 10. Hasil TIMSS dan PISA Memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan Majid 2014:34-35 mengungkapkan bahwa kesenjangan kurikulum tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL

A. Kompetensi Lulusan

A. Kompetensi Lulusan

1 Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter 1 Berkarakter mulia 2 Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan 2 Keterampilan yang relevan 3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan- pengetahuan terkait

B. Materi Pelajaran

B. Materi Pelajaran

1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan 1 Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan 2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial 3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

C. Proses Pembelajaran

C. Proses

Pembelajaran 1 Berpusat pada guru teacher centered learning 1 Berpusat pada peserta didik student centered active learning 2 Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks 2 Sift pembelajaran yang kontekstual 3 Buku teks yang hanya memuat materi bahasan 3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. Penilaian

D. Penilaian

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara porposional 2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan 2 Penilaian tes tes dan portofolio saling melengkapi

E. Pendidik dan Tenaga

Kependidikan E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1 Memenuhi kompetensi profesi saja 1 Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal 2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar

F. Pengelolaan

Kurikulum F. Pengelolaan Kurikulum 1 Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan 1 Pemerintah pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas kurikulum dalam pelaksanaan kurikulum ditingkat satuan pendidikan 2 Masih tersapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah 2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah 3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran 3 Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman 1. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut. a Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif. b Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan. c Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. Berdasarkan tantangan internal dan eksternal serta kesenjangan kurikulum tersebut maka perlu adanya penyempurnaan pola pikir. Pola pikir dapat berupa pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran pasif menjadi pola pembelajaran aktif dan lain sebainya. Penyempurnaan pola pikir sangat berpengaruh terhadap perubahan pendidikan. Dimana dalam kegiatan belajar dan pembelajaran antara siswa dan guru bukan lagi sebatas tranfer ilmu yang penyampaian pengetahuan hanya dari guru ke siswa. Namun, pembelajaran tersebut menuju perubahan dimana siswa belajar lebih aktif, peserta didik dapat belajar dari siapa saja dan dimana saja seperti dari lingkungan siswa. Menurut Daryanto dan Sudjendro 2014:32 Penyempurnaan pola pikir tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Penyempurnaan Pola Pikir No Penyempurnaan Pola Pikir 1 Berpusat pada guru Berpusat pada siswa 2 Satu arah Interaktif 3 Isolasi Lingkungan jejaring 4 Pasif Aktif-menyelidiki 5 Mayaabstrak Konteks dunia nyata 6 Pribadi Pembelajaran berbasis tim 7 Luas semua materi diajari Perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan 8 Stimulasi rasa tunggal beberapa Stimulasi ke segala penjuru semua panca indera MENUJU panca indra 9 Alat tunggal papan tulis Alat multimedia berbagai peralatan teknologi pendidikan 10 Hubungan satu arah Kooperatif 11 Produksi masa siswa memperoleh dokumen yang sama Kebutuhan pelanggan siswa mendapat dokumen sesuai dengan ketertarikan sesuai potensinya 12 Usaha sadar tunggal mengikuti cara yang seragam Jamak keberagaman inisiatif individu siswa 13 Satu ilmu pengetahuan bergeser mempelajarai satu sisi pandangan ilmu Pengetahuan disiplin jamak pendekatan multidisiplin 14 Kontrol terpusat kontrol oleh guru Otonomi dan kepercayaan siswa diberi tanggungjawab 15 Pemikiran faktual Kritis membutuhkan pemikiran kreatif 16 Penyampaian pengetahuan pemindahn ilmu dari guru ke siswa Pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya 2. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Materi yang digunakan tidak hanya diperboleh dari buku sumber, melainkan guru dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari berbagai sumber, melainkan guru dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari MENUJU berbagai sumber atau refrensi yang tersedia melalui media cetak maupun internet sesuai kreativitas guru. Berlandaskan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013 adalah hal yang sangat mendesak untuk segera diimplementasikan oleh sekolah-sekolah agar dapat mempersiapkan sejak dini siswa yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia, dimasa yang akan datang. Maka implementasi Kurikulum 2013 harus segera dilaksanakan, karena mengingat begitu penting dan mendesaknya kebutuhan pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Berdasarkan elemen perubahan di atas, pemerintah melakukan perubahan dalam Standar Nasional Pendidikan pada Kurikulum 2013.

d. Pendekatan Tematik Integratif

Pada Kurikulum 2013 pendekatan yang digunakan dalm proses pembelajaran adalah pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif menurut Ahmadi 2014:225 adalah “pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa”. Kurikulum 2013 SDMI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas IV. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema Majid, 2014:86. Menurut Majid 2014:89, ada beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran tematik integrative memiliki satu tema yang actual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran. 2. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. 3. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat di dalam kurikulum. 4. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. 5. Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan, artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan. Selain itu, Majid 2014:89-90 menjelaskan bahwa pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki karakteristik, sebagai berikut. 1. Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator. 2. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak 3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes fleksibel di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada. 6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut Hesty dalam Majid, 2014:90 adalah sebagai berikut. 1 Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang sekaligus. 2 Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antara schemata yang dimiliki oleh siswa. 3 Autentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari. 4 Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa penjelasan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan mengintegrasikan konteks hasil belajar, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengalaman belajar, dan konten belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta didik. 2 Lembar Kerja Siswa LKS

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa LKS

Lembar kegiatan siswa LKS menurut buku panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh Diknas di dalam Prastowo 2014:268, merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Dwicahyono 2014:175 menyatakan bahwa Lembar Kegiatan Siswa adalah lembaran berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan ini berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam lembaran kegiatan siswa LKS ini tugas yang diberikan kepada siswa ada yang berupa teori dan ada yang berupa praktek. Lembar kegiatan siswa LKS merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan terprogaram, Trianto 2010:212. Menurut Depdikbud dalam Trianto 2010:212 mengatakan bahwa lembar kegiatan siswa LKS merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa secara aktif. Kegiatan yang diberikan dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Prastowo 2013: 269 LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik berupa teoritis maupun praktis, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya,dan disesuaikan dengan bahan ajar. Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tesebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, dalam LKS siswa dapat menemukan arahan terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dalam LKS, siswa pada saat yang bersamaan diberi materi dan tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.

b. Karakteristik Lembar Kerja Siswa LKS

Trianto 2010:212, karakteristik Lembar Kegiatan siswa dapat dibagi dalam dua macam yaitu : 1. Lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menemukan konsep dalm suatu tema, lembar kegiatan ini tidak terstruktu. 2. Lembar kegiatan siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses pembelajaran tanpa bimbingan guru dan lembar kegiatannya berstruktur. Dalam menyusun lembar kegiatan siswa ada beberapa kriteria yang harus ditentukan yaitu : 1. Mengacu pada kurikulum 2. Mendorong siswa untuk belajar dan bekerja 3. Bahasa yang digunkan mudah dipahami oleh peserta didik 4. Tidak dikembangkan untuk menguji konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi Ibrahim dalam Trianto 2010:213 dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: persyaratan pedagogik, persyaratan konstruksi, dan teknis. Persyaratan pedagogik maksudnya lembar kegiatan siswa yang dibuat harus berdasarkan asas-asas pembelajaran yang efektif, seperti memberi proses menemukan konsep dan petunjuk mencari tahu. Pernyataan konstruksi maksudnya dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa sesuai dengan usianya, menggunakan struktur kalimat yang sederhana, pendek dan jelas. Selain itu harus memiliki tujuan belajar jelas, memiliki identitas untuk memudahkan mengatministrasian. Persyaratan teknis maksudnya dalm mengembangkan lembar kerja siswa harus mencakup tulisan, gamabr, dan tampilan. Ada berbagai macam bentuk LKS yang dikembangkan yaitu LKS aktivitas, LKS bimbingan belajar, LKS pemantapan, dan LKS pengayaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa LKS

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat pada jenis LKS yang bermacam- macam. Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat menemukan lima jenis LKS yang umum digunakan oleh siswa, yaitu: 1. LKS yang penemuan membantu siswa menemukan suatu konsep. LKS jenis ini sesuai dengan prinsip konstruktivisme, siswa akan diarahkan untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah- langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah pertanyaann analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya. 2. LKS yang aplikatif-integratif membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. LKS jenis ini melatih siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. 3. LKS yang penuntun berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS penuntun yang berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa untuk mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat dalam buku. LKS ini cocok untuk keperluan remedial. 4. LKS yang penguatan berfungsi sebagai penguatan. LKS penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat dalam buku ajar. LKS ini cocok untuk pengayaan. 5. LKS yang praktikum berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu konten dari LKS.

d. Struktur Lembar Kerja Siswa LKS

Dwicahyono 2014:176 mengatakan ada beberapa struktur yang harus digunakan untuk mengembangkan lembar kegiatan siswa, antara lain: 1. Judul, mata pelajaran, semester, tempat. Dalam judul LKS tematik tersebut atas dasar tema dan materi pokok yang akan dipelajari. Judul yang diberi harus menarik sehingga dapat termotivasi bagi siswa. 2. Petunjuk belajar. Petunjuk atau pedoman merupakan panduan kerja siswa untuk mengerjakan tugas yang ada dalam LKS tersebut. Jadi petunjuk yang diberikan harus jelas, dan mudah dipahami oleh siswa serta bahasa yang digunakan sesuai dengan karakter siswa. 3. Kompetensi yang akan dicapai. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi yang ada dalam LKS harus sesuai dengan kompetensi yang ada dalam RPP yang telah dibuat. Kompetensi ini turunan dari kompetensi inti yang harus dikuasai siswa. 4. Indikator. Indikator adalah perilaku yang dapat diukur danatau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam menyusun LKS harus sesuai dengan indikator yang ditentukan. 5. Informasi pendukung. Informasi pendukung dalam menyusun LKS ini berupa buku refrensi dan juga pengalaman siswa setiap hari. 6. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja. Tugas dan langkah-langkah yang diberikan harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan sesuai dengan karakter siswa. Tugas- tugas yang diberikan dalam LKS ini jangan terlalu sulit dan jangan terlalu mudah, harus sesuai dengan pemahaman siswa. 7. Penilaian. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. Dalam memberi penilaian LKS harus sesuai dengan prosedur penilaian ayang ada. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e. Langkah-langkah Menyusun Lembar Kerja Siswa

Prastowo 2014:274 mengemukakan bahwa pembuatan LKS inovatif dan kreatif dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Langkah-langkah aplikatif membuat LKS, yaitu: 1. Lakukanlah analisis kurikulum tematik Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi pokok dan pengalaman belajar manakah yang membutuhkan bahan ajar berbentuk LKS. Langkah ini dilakukan dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajarserta pokok bahasan yang akan diajarkan. Selain itu, kita juga harus mencermati kompetensi antarmata pelajaran yang hendak dicapai siswa. 2. Menyusun peta kebutuhan LKS Penyusunan peta ini diperlukan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga bisa melihat sekuensi atau urutan materi dalam LKS. Hal ini diperlukan untuk menentukan prioritas penulisan materi. 3. Menentukan judul LKS Tema LKS ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar antar mata pelajaran. 4. Penulisan LKS Penulisan LKS dimulai dengan yang pertama, merumuskan indikator danatau pengalaman belajar antar mata pelajaran dari tema sentarl yang telah disepakati. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Penilaian yang digunakan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan PAP karena cocok dan sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang berdasarkan pada penguasaan kompetensi. Ketiga, menyusun materi LKS. Sehubungan dengan penyusunan LKS, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Materi LKS sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari 2. Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian 3. Supaya pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja di dalam LKS kita ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa bisa membacanya lebih jauh tentang materi tersebut, tugas-tugas harus ditulis dengan jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya. 4. Keempat, perhatikan struktur LKS, yaitu menyusun materi berdasarkan struktur LKS. Struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar petunjuk siswa, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian. f. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa LKS Lismawati 2010:40 lembar kegiatan siswa ini memiliki keunggulan dan kekurangan seperti yang dijelaskan berikut ini: 1 Keunggulan Lembar Kegiatan Siswa LKSDapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus. a Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip- prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis. b Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat. c Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya. 2 Kekurangan Lembar Kerja Siswa LKS a Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahmi bagian-bagian tertentu. b Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan. c Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam. d Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kegiatan siswa yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, dimana dalam lembar kegiatan ini berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan, ada yang berupa teori dan juga praktek.

3. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa Pendekatan Saintifik adalah Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengokruk konsep, hukum, dan prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukkan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang “ditemukan”. Dalam menyusun LKS yang berbasis pada pendekatan saintifik juga pada proses kegiatan pembelajaran dapat menerapkan pendekatan saintifik 5M, yaitu kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan, agar dapat mengaktifkan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kelas. Barringer dalam Abidin, 2014: 125 mengemukakan bahwa “pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Abidin 2014: 127 juga menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Hosnan 2014: 34 menjelaskan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep hukum atau prinsip yang ditemukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Kemendikbud 2013 kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain: 1 Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika ataua penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2 Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru- siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran menyimpang dari alur berpikir logis. 3 Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4 Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5 Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6 Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 7 Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain merujuk pada kriteria pendekatan saintifik yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran dengan pendekatan saintifik mempunyai langkah-langkah pembelajaran dengan mengacu pada tiga ranah pengembangan yaitu, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “mengapa”. Ranah pengetahuan menggamit tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “apa”. Ranah keterampilan menggamit tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan kesimbangan antara kemampuan untuk memnjadi manusia yang baik soft skill dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak hard skill dari peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kemendikbud, 2013. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa agar dapat berpikir secara sistematis, kritis, dan membantu siswa dalam mengembangkan proses bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan hasil pembelajarannnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah : 1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat siswa. 2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis. 3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. 4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. 5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasi ide-ide khussnya dalam menulis artikel ilmiah. 6. Untuk mengembangkan karakter siswa Berdasarkan penjelasan diatas dapat diuraikan bahwa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik untuk membantu siswa berpikir secara kritis dan sistematis dalam proses pembelajaran.

c. Langkah-langkah pendekatan saintifik

Langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik adalah sebagai berikut : 1 Mengamati Menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru 2 Menanya Pada saat kegiatan menanya guru dapat membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan , guru sebenarnya sedang menanamkan sikap kepada siswa agar menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. 3 Menalar. Penalaran yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta- fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengkoneksikan antara pengetahuan baru yang didapat dengan pengetahuan sebelumnya untuk menjadi sebuah temuan pengetahuan, baik untuk mengoreksi atau pun memperoleh pelajaran baru. 4 Mencoba Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba melakukan eksperimen terkait materi pembelajaran untuk menemukan kesimpulan dan mengetahui secara langsung apa yang sedang mereka pelajari. Selama proses ini berlangsung guru ikut membimbing peserta didik yang bertujuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran. 5 Membentuk jejaringmengkomunikasikan Membentuk jejaring merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama untuk memudahkan suatu usaha demi mencapai tujuan bersama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah- langkah dalam pendekatan saintifik membantu siswa agar dapat berproses dalam pembelajaran dengan bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

d. Karakteristik Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik memiliki berbagai karakteristik. Daryanto 2014:53 karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik adalah sebagai berikut. 1 Berpusat pada siswa. 2 Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip. 3 Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. 4 Dapat mengembangkan karakter siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat diuraiakn bahwa metode pembelajara pendekatan saintifik merupakan metode yang dalam proses pembelajaran melibatkan siswa agar siswa dapat berproses secara maksimal dalam pembelajaran.

B. Penelitian yang relevan

Kurikulum 2013 merupakan hasil perubahan dari kurikulum KTSP. Oleh karena itu sampai saat ini kurikulum 2013 dianggap masih baru dan memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu membutuhkan penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk memperbaiki kekurangan kurikulum 2013 tersebut. Peneliti memilih penelitian lain yang dianggap relevan dengan penelitian ini sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustofa pada tahun 2013 menunjukkan penilaian kelayakan LKS oleh pakar materi sebesar 90 sangat layak, pakar desain sebesar 96 sangat layak, dan guru sebesar 93,18 sangat layak. Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas IVB menunjukkan: rerata aktivitas siswa sebesar 94,6 , siswa tuntas belajar sebanyak 90, dengan rerata nilai sebesar 7,08. Selanjutnya pengujian pada kelas skala besar kelas IVA menunjukkan peningkatan, yaitu: rata-rata aktivitas siswa sebesar 100 , siswa tuntas belajar sebanyak 92,11, dengan rerata nilai sebesar 7,84. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SD N 1 Tinjomoyo Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya pada tahun 2014 berjudul “Pengembangan Lembar Kerja SiswaLKS Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Hukum-hukum Dasar Kimia di SMA Kotamadya Banda Aceh” yang bertujuan untuk memperoleh LKS berbasis pendekatan saintifik dan mengetahui respon guru, mahasiswa dan siswa terhadap LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi hukum-hukum dasar kimia yang dikembangkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan Research and Development RD. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IA 1 SMA Negeri 1 Banda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Aceh yang berjumlah 25 orang, guru kimia SMA Negeri 1, 5, dan 11 berjumlah 5 orang dan mahasiswa kimia angkatan 2011 berjumlah 8 orang. Pengambilan subjek siswa kelas XI IA 1 SMA Negeri 1 Banda Aceh karena SMA Negeri 1 telah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun 2013 sedangkan SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 11 Banda Aceh baru menerapkan di tahun 2014. Mahasiswa angkatan 2011 dipilih menjadi subjek penelitian karena mahasiswa tersebut telah mengikuti program microteaching yang telah mempelajari kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket respon siswa, guru dan mahasiswa serta wawancara. Angket tanggapan terhadap LKS yang diterapkan diberikan kepada siswa, guru dan mahasiswa, sedangkan wawancara hanya diberikan untuk guru dan mahasiswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa persentase validasi dosen terhadap LKS adalah 90,67. Hasil tanggapan positif siswa, guru dan mahasiswa terhadap pengembangan LKS berbasis Pendekatan Saintifik adalah sebesar 87,42, 97,14 dan 92,6. Berdasarkan hasil validasi LKS, tanggapan siswa, guru dan mahasiswa dan wawancara maka Lembar Kerja Siswa LKS berbasis Pendekatan Saintifik yang telah dikembangkan dapat dikatakan sudah layak digunakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bagan 1. Literture Map Hasil Penelitian yang Relevan Pengembangan Lembar Kerja Siswa Mustofa 2013 Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Observasi Pada Taman Sekolah Sebagai Sumber Belajar Sains di SDN 1 Tinjomoyo. Sanjaya 2014 Pengembangan Lembar Kerja SiswaLKS Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi “Hukum-hukum Dasar Kimia di SMA Kotamadya Banda Aceh” Yang perlu diteliti : Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II SD

C. Kerangka Pikir