Hasil Foto IPPHOS Menurut Sisi Pandang Fotografi

92 begitu penting makna historisnya dan yang diselamatkan Frans Mendur dari kejaran Jepang dengan begitu susah payah, malah baru mereka terbitkan pada tanggal 19 dan 20 Februari 1946, itu pun tanpa menyebutkan nama Frans Mendur sebagai fotografer yang membuatnya.

C. Hasil Foto IPPHOS Menurut Sisi Pandang Fotografi

Hasil karya wartawan foto IPPHOS berupa foto yang memiliki nilai sejarah tinggi. Dari sekian banyak foto milik Kantor Berita Foto IPPHOS yang telah dipublikasikan, ternyata masih ada ribuan foto yang masih tersimpan di arsip.Sebagian besar foto IPPHOS yang sudah sering kita lihat di media massa maupun media elektronik, merupakan rekaman tentang manusia biasa melakukan kegiatan biasa di tengah-tengah pusaran revolusi: bekerja, berdansa, bersolek, mengantre di bioskop, hingga menonton pertandingan. Memang kita ketahui bahwa hasil karya foto IPPHOS yang paling terkenal adalah foto-foto peristiwa pada masa revolusi kemerdekaan. Dimana sangat jelas ketika kita lihat foto tersebut, kita dapat menangkap makna foto tersebut meskipun belum membaca keterangan foto terlebih dahulu. Disitulah kejelian IPPHOS dalam mengambil foto. Mereka tahu bahwa untuk setiap lelaki yang pergi memanggul bedil bakal ada yang terus mencangkul sawah. Musisi bakal terus mengiringi pedansa yang barang sejenak ingin melupakan perang, mantra cacar tetap berkeliling dan memvaksin rakyat, hingga mahasiswa yang rela diplonco demi mengenyam pendidikan. 113 Bagi IPPHOS, kemauan untuk hidup itu tidak pandang bulu, dari 113 Yudhi Soerjoatmodjo, op.cit., hlm. 138. 93 buruh-buruh pabrik gula yang sepanjang hari berpeluh keringat, bocah-bocah yang kegirangan menyaksikan atraksi pilot RI, hingga tuan tanah Belanda yang sama ketakutannya seperti petani saat pesawat menjatuhkan bom. Pasalnya IPPHOS tidak hanya memotret perang, mereka menangkap kebenaran peristiwa perang yang terjadi. Sebab perang akan terjadi selama masih ada kemauan untuk hidup merdeka. Salah satu potret rakyat yang sedang bekerja di sebuah pabrik gula dapat dilihat pada gambar 62 yang terdapat pada lampiran. Ada pula potret aktifitas yang terjadi di sebuah pelabuhan di Jakarta, foto tersebut dapat dilihat pada gambar 63 di lampiran. Foto tentang pengasingan dan pengungsian banyak didapatkan oleh Frans Mendur dan kawan-kawan. Berkaitan dengan revolusi Indonesia yang menandakan salah satu pergerakan manusia yang paling besar di nusantara. Di akhir tahun 1946 saja, pasukan Sekutu di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi mengirim hampir seperempat juta warga Belanda dan Indo serta sebagian besar dari 35.000 tentara Jepang yang bertugas di Indonesia kembali ke negeri asalnya. Bila karya IPPHOS yang paling terkenal adalah tentang para pemimpin dan serdadu Republik, maka karya terbaik mereka adalah tentang manusia biasa yang terombang-ambing oleh perubahan zaman, yang dipotret tanpa prasangka tetapi sebaliknya, dengan penuh empati. Tatapan warga Belanda dan Indo yang siap dipulangkan ke Eropa sama dengan raut muka keluarga campuran Indonesia Belanda yang kembali ke bumi pertiwi, senyum prajurit Siliwangi di atas kereta yang hijrah ke Jawa Tengah adalah senyum para tahanan perang Belanda di atas kereta yang membawa mereka kembali ke bangsanya: ada kebahagiaan, dan 94 kelegaan yang bercampur dengan kepedihan, dan mungkin sedikit penyesalan disitu.Foto tersebut dapat dilihat pada gambar 64 di lampiran. Karya IPPHOS tentang foto perjuangan dan peperangan mencerminkan profesionalisme dan patritotismenya. Karya mereka tentang yang terasingkan dan terungsikanberakar pada perjalanan hidup mereka sendiri sejak tahun 1920-an dalam melintasi budaya, politik, dan sosial zaman sebagai anak petani berpendidikan rendah, sebagai minoritas Kristen Minahasa, dan sebagai profesional yang dilatih penjajah untuk menjadi warga Indonesia yang merdeka. Setelah memperoleh kemerdekaan tidak mudah untuk memulai sebagai negara yang merdeka dan mandiri. Indonesia yang baru merdeka tak memiliki sumber keuangan, tentara, apalagi sarana komunikasi seperti media massa. Foto karya IPPHOS seperti foto anggota kabinet pertama yang aneka rupa, Soedirman yang penuh pengorbanan, Sjahrir yang bermain tenis, atau Amir Sjarifudin dengan buku Shakes spearenya membawa pesan buat semua: Republik di tangan revolusioner, yang pemberani, cerdas, modern, cendekia, bahkan perlente seperti Sultannya nan ganteng. 114 IPPHOS tidak hanya merekam semangat zaman, sebagai generasi yang mengalami peralihan zaman penjajahan Belanda, politik etis, pendudukan Jepang, hingga Revolusi, mereka juga turut menciptakan dan merasakannya. Lihat saja foto Bung Tomo karya Frans Mendur yang termashyur, yang kita kenang dahulu dan kini bukan ketokohannya atau peristiwanya, tetapi jiwa kepahlawanannya yang ia wakili. Diantara semua, Bung Karno paling sadar akan kekuatan itu. 114 Ibid., hlm. 108. 95 Tahun 1949, ia pun menugaskan Frans Mendur untuk menemani Letkol Soeharto dan wartawan Rosihan Anwar menjemput Panglima Besar yang kecewa. Di Yogyakarta, Soedirman di rangkul Bung Karno, malangnya momen tersebut terlalu cepat bagi Frans Mendur. Sehingga peristiwa Bung Karno merangkul Soedirman diulang guna mendapatkan hasil foto yang baik. Bung Karno sendiri yang meminta hal tersebut, membuktikan kepada semua bahwa betapa sipil dan militer tidak pernah pecah. IPPHOS sebagai Kantor Berita Foto menjalankan pekerjaannya dengan baik. Berbagai pujian keluar dari ungkapan atas hasil fotonya yang memiliki nilai sejarah tinggi. Menurut Rosihan Anwar dalam laporan jurnalistiknya, Alex Mendur dan rekan-rekannya di IPPHOS mengatakan bahwa tulisan sebuah peristiwa memang sudah tidak lagi bertuah kuat, namun foto-foto yang diabadikan banyak berbicara dalam memperlihatkan semangat zaman. Adapun Adam Malik yang pernah menjadi wakil presiden mengatakan bahwa foto lebih berharga dari pada penulisan fakta kenyataan, dari pada peristiwa itu sendiri, kalau tulisan dapat dipalsukan, tapi kalau foto tidak bisa. 115 Seperti itulah foto-foto IPPHOS yang menceritakan tentang peristiwa bersejarah, dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang ada. 115 Wiwi Kuswiah, op.cit.,hlm. 38. 96

BAB IV KONTRIBUSI IPPHOS

INDONESIA PRESS PHOTO SERVICE

A. Kontribusi bagi Ilmu Pengetahuan

Kantor Berita Foto IPPHOS memiliki peran besar pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia. Foto-foto hasil karya Alex Mendur dan kawan-kawan semakin lama semakin memiliki nilai sejarah yang tinggi. Terlebih lagi di masa sekarang, foto-foto karya IPPHOS memberi kontribusi yang bermanfaat. Jika kembali melihat peristiwa sejarah bangsa Indonesia, pada khususnya pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, banyak sekali foto dokumentasi yang menceritakan tentang peristiwa tersebut. Begitu lengkapnya para peneliti dan penulis peristiwa sejarah, maka mempermudah bagi mereka untuk menggambarkan peristiwa tersebut secara terkonsep. Secara umum, hasil karya IPPHOS berupa foto-foto perjuangan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan. Dalam pembelajaran sejarah, foto merupakan sarana yang dapat membantu bagi para peserta didik untuk mempelajari sejarah. Sebagai contoh, tentunya secara tidak sadar, foto-foto hasil karya IPPHOS digunakan oleh para pendidik sebagai pelengkap buku pelajaran sejarah, baik itu masa bangku sekolah maupun bangku perguruan tinggi. Bagi peserta didik, terutama siswa jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah atas maupun sederajat, mata pelajaran sejarah adalah salah satu pelajaran yang di tempuh semasa sekolah. Mayoritas pendidik dalam