42 lain saat-saat proklamasi 17 Agustus 1945, foto-foto para pemuda pejuang, rapat
raksasa di Lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945, dan sebagainya.
Sejak saat itulah timbul ide untuk mendirikan kantor berita foto, dengan tujuan supaya lebih bisa menyebarluaskan karya-karyanya. Memang seharusnya,
setiap gerakan perjuangan harus disebarluaskan ke segala penjuru dunia. Bagi Alex Mendur hal semacam itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab secara
moral untuk melaksanakannya, mengingat Alex mendur sendiri adalah seorang
pejuang kemerdekaan.
Untuk mewujudkan niat mulia tersebut, Alex menggagas ide mengenai keinginan untuk mendirikan kantor berita foto. Untuk merealisasikannya,
kemudian Alex Mendur menemui rekan-rekannya satu profesi seperti Justus Kopit Umbas, Frans Ferdinand Umbas, Frans Soemarto Mendur untuk merundingkan
segala sesuatu dalam mencari kesempatan berkumpul dalam satu bidang foto dalam satu wadah.
b. Maksud dan Tujuan
Setiap organisasi maupun sebuah lembaga yang akan berdiri pasti memiliki suatu kepentingan maksud dan tujuan. Begitu pula dengan kantor berita
foto yang hendak dibangun oleh Alex Mendur dan rekan-rekannya. Pada awalnya kantor berita foto yang didirikan oleh Alex mendur dan rekan-rekannya memiliki
maksud dan tujuan yang sederhana. Tujuan sederhana tersebut adalah dimana mereka yang bekerja sebagai pejuang bangsa melalui hasil karya fotografi
peristiwa perjuangan bangsa, dapat memiliki sebuah kantor berita foto. Kantor
43 berita foto tersebut, merupakan kantor berita foto nasional yang dapat menyimpan
berbagai foto perjuangan bangsa dalam melawan penjajah.
Dalam ide pembentukan kantor berita foto, dapat dilihat dari sisi semangat perjuangan yakni semangat nasionalisme bahwa setiap masyarakat Indonesia
berjuang melawan penjajah dalam memperoleh kemerdekaan. Dari foto-foto tersebut, dapat ditangkap oleh masyarakat bahwa memang terdapat perjuangan
bangsa yang begitu besar, yang dibuktikan melalui foto-foto yang sangat bernilai harganya. Selain hal itu, kantor berita foto juga bertujuan untuk mengkoordinir
tenaga pers fotografi diseluruh kepulauan nusantara, mengkoordinir untuk mempublikasikan foto-foto mereka baik itu keluar negeri dan maupun didalam
negeri.
Dari sekian banyak foto yang dihasilkan oleh wartawan foto yang tergabung di dalam IPPHOS, ini dapat mengajak dan memotivasi masyarakat baik
kaum muda untuk mengajak menjadi pejuang kemerdekaan melalui fotografi. IPPHOS pun mau mendidik pemuda-pemudi dalam hal pers fotografi, agar
semangat kebangsaan dapat terus dikabarkan melalui beragam cara, seperti halnya wartawan foto.
c. Kantor Berita Foto IPPHOS
Harapan Alex Mendur untuk mendirikan kantor berita foto akhirnya dapat terwujudkan. Pada awalnya kantor berita foto tersebut belum memiliki nama, ini
dikarenakan Alex Mendur belum berfikir untuk menjadikan kantor berita foto tersebut sebagai Nationale Benotschaaf NV kalau sekarang disebut Perseroan
Terbatas PT. Selain belum ada keinginan untuk menjadikan kantor berita
44 tersebut menjadi sebuah perusahaan berupa PT, Alex Mendur dan kawan-kawan
pada waktu itu hanya konsentrasi pada peredaran foto-foto perjuangan saja guna menyebarluaskan foto-foto kepada masyarakat luas dengan sukarela. Dapat
dikatakan, sebenarnya kegiatannya sudah dimulai sejak tahun 1945 sebelum
kantor berita foto didirikan.
Kantor berita foto berjalan terus sambil menyebarluaskan foto-foto perjuangan, baik melalui surat kabar maupun orang-orang yang berkepentingan.
Disadari bahwa kantor berita tersebut tidak memiliki kedudukan yang kuat. Hal itu disebabkan karena belum adanya sebuah hubungan perusahaan berupa
Perseroan Terbatas PT, selain itu juga adanya peraturan-peraturan pemerintah daerah yang pada masa itu pemerintahan pendudukan Inggris yang mengharuskan
setiap perusahaan baru harus segera menjadi Perseroan Terbatas PT. Pada masa itu, apabila sebuah usaha telah menjadi Perseroan Terbatas PT, akan aman dari
gangguan pihak luar, karena telak memiliki ikatan hukum yang kuat, yakni hukum PT itu sendiri.
55
Seiring berjalannya waktu, kantor berita foto sering didatangi oleh wartawan-wartawan asing seperti dari United Press, Frans Agency, dan duta-duta
lain dari Amerika Serikat seperti F.B.I. Tidak hanya dari luar negeri, hasil foto Alex Mendur dan kawan-kawan juga sangat diminati oleh wartawan-wartawan
dalam negeri, pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia pun menginginkan foto-foto perjuangan karya Alex Mendur dan kawan-kawan. Wartawan asing yang
mendatangi kantor berita foto tersebut sering memanggil kantor berita foto milik
55
Wiwi Kuswiah, Alex Impurung Mendur, Jakarta, Depdikbud, 1986, hlm. 26.
45 Alex Mendur dan kawan-kawan dengan
“Indonesian Press Photo, Indonesian Press Photo”, maka muncul ide dari Frans Umbas untuk memberi nama
Indonesian Press Photo Service atau disingkat IPPHOS. Maksud dari Frans Umbas memberi nama tersebut yakni dengan alasan bahwa kantor berita foto
tersebut bertujuan untuk memberi pelayanan berupa foto-foto dokumentasi, yang dapat digunakan untuk kepentingan umum secara sukarela tanpa pamrih.
56
Pada tanggal 2 Oktober 1946, NV. IPPHOS Coy Ltd., secara resmi didirikan, dengan tokohnya seperti: Alex Mendur, Frans Mendur, Justus Umbas,
Frans Umbas, serta Alex Mamusung. Kemudian diperkuat lagi oleh M. Jacob, Aniem Abdul Rachman, dan lain-lain. Kantor berita foto IPPHOS menempati
sebuah gedung bekas perusahaan Belanda, Fermount Cuipers, yang terletak di Jl. Mqlenvliet OOst, sekarang Jl. Hayam Wuruk No. 30, Jakarta.
57
Pada dasarnya pendirian sebuah kantor berita foto IPPHOS tersebut tanpa persiapan yang rumit
dan prosesnya berjalan dengan lancar. Foto para pendiri IPPHOS, seperti Frans Umbas, Alex Mendur, Justus Umbas dan Alex Mamusung dapat dilihat pada
gambar 3 yang terdapat pada lampiran.
56
Ibid., hlm. 27.
57
Idem.
46
BAB III PERAN IPPHOS INDONESIAN PRESS PHOTO SERVICE
DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1945-1949
A. Perkembangan IPPHOS
1. Tenaga Kerja Wartawan Foto IPPHOS
Seiring perjalanan waktu, Kantor Berita Foto IPPHOS dapat berdiri karena terdapat anggota yang memang bekerja tanpa pamrih. Alex Mendur mengajak
Frans Mendur, Justus Umbas, Frans Umbas, Alex Mamusung, dan Oscar Ganda dalam pekerjaannya. Dapat dikatakan bahwa IPPHOS telah memiliki tokoh-tokoh
penyangga demi eksistensi berdirinya Kantor Berita Foto, bahkan orang yang berniat untuk mengabdikan dirinya untuk IPPHOS bertambah. Sepak terjang
IPPHOS memang menarik banyak masyarakat dari dalam atau luar negeri untuk sekedar
menyaksikan perjuangan
bangsa Indonesia
mempertahankan kemerdekaan melalui foto. Anak-anak muda yang berminat dalam hal fotografi
ternyata ada, diantaranya adalah Budiarjo, yang dikemudian hari menjabat sebagai Menteri Penerangan Republik Indonesia dalam Kabinet Pembangunan yang
diumumkan tanggal 6 Juni 1968.
75
Selain Budiarjo, juga terdapat Aniem Abdul
Rachman yang turut membantu kegiatan operasional IPPHOS.
Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia 1945-1949, memang belum banyak anggota masyarakat yang bekerja sebagai wartawan foto maupun juru
75
Wiwi Kuswiah, Alexius Impurung Mendur, Jakarta, Depdikbud, 1986,hlm. 35.