Model dan Sistematika Penelitian

26

H. Model dan Sistematika Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penulisan deskriptif-analitis. Setelah dikumpulkan data dari beberapa sumber data berupa buku dan karya tulis, maka peneliti melakukan deskripsi dan analisis. Dengan melihat pembahasan dalam penelitian, yakni latar belakang berdirinya IPPHOS di Indonesia, peran IPPHOS pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, dan kontribusi IPPHOS bagi masa sekarang. Penulisan penelitian sejara h yang berjudul “Peran IPPHOS Indonesian Press Photo Service dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia, tahun 1945-1949 ”, menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pada bab ini berupa pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian, pendekatan, dan model serta sistematika penulisan. BAB II Pada bab ini diuraikan latar belakang berdirinya IPPHOS di Indonesia. Beberapa tokoh seperti Mendur bersaudara dan juga Umbas bersaudara, memiliki peran serta dalam mendirikan kantor berita IPPHOS. Juga diuraikan mengenai latar belakang berdirinya lembaga kantor berita foto IPPHOS serta perkembangan IPPHOS kedepannya. BAB III Pada bab ini diuraikan peran yang dilakukan IPPHOS pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, tahun 1945-1949. Didalamnya memuat berbagai kejadian serta peristiwa sejarah yang berhasil diabadikan oleh anggota IPPHOS sebagai wartawan foto. Kejadian dan peristiwa tersebut termasuk dalam perjuangan bangsa Indonesia baik 27 secara diplomasi masupun bersenjata. Kejadian dan peristiwa tersebut terjadi pada rentan waktu tahun 1945, 1946, 1947, 1948, dan tahun 1949. IPPHOS tidak luput dari kegiatannya yang mendokumentasikan foto peristiwa-peristiwa tersebut. BAB IV Pada bab ini diuraikan kontribusi IPPHOS pada masa sekarang. Pada konteks kontribusi ini, dibagi menjadi 2 bagian, yakni kontribusi bagi Ilmu Pengetahuan, dan kontribusi bagi masyarakat luas. BAB V Pada bab ini,mendeskripsikan kesimpulan dari penelitian permasalahan yang telah diuraikan pada BAB II, III, dan IV. 28

BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA IPPHOS

INDONESIAN PRESS PHOTO SERVICE

A. Kondisi Pers pada Masa Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945 Sebelum

Berdirinya IPPHOS Pers di Indonesia sudah berlangsung jauh sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Menurut Edward C. Smith, pers di Indonesia dapat dibagi menjadi empat kurun waktu yang dibedakan berdasarkan kondisi politik. Pembagian tersebut antara lain: Masa Kolonial 1615-1942, Masa Pendudukan Jepang selama Perang Dunia II 1942-1945, Masa Revolusi menentang Belanda 1945-1949, dan Zaman Merdeka era Presiden Soekarno 1949- 1966. 41 Dapat dikatakan bahwa pers di Indonesia tidak lepas dari pemerintahan masa kolonial, dan pers pada saat ini merupakan kelanjutan dari apa yang pernah bangsa Indonesia perjuangkan pada masa tersebut. Belanda datang pertama kali di Indonesia pada tahun 1596, dan 19 tahun kemudian mereka memulai satu medium komunikasi berupa gazette penerbitan berkala atau lembaran berita. Meskipun pada saat itu, pers Cina dan pers Pribumi Indonesia baru muncul pada waktu kemudian, namun pers Belanda yang tetap mendapat paling banyak manfaat sampai masa setelah Perang Dunia II. Kekuasaan Belanda secara efektif berakhir dengan kedatangan bala tentara Jepang 41 Edward Cecil Smith, Pembredelan Pers di Indonesia, Jakarta, PT. Pustaka Grafitipers, 1986, hlm. 49.