Palang Merah Indonesia Rapat Raksasa di Lapangan IKADA

57 diambil di kediaman Presiden Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 tersebut terlihat sangat sosok dan penampilan tokoh dan pemimpin bangsa Indonesia yang baru. Terlihat salah satu anggota kabinet yang menggunakan sepatu dan berjas, namun hanya menggunakan celana pendek, serta tidak dengan sengaja seekor anjing hitam yang sedang melintas pun terekam dalam gambar. Beberapa ajudan yang menjaga para pemimpin bangsa, menegaskan bahwa di balik kesan pilu, namun para pendiri bangsa siap untuk menghantarkan rakyat menuju gerbang kemerdekaan. Foto tersebut terdapat pada lampiran, gambar 6.b.

d. Palang Merah Indonesia

Tanggal 17 September 1945 Palang Merah Indonesia resmi berdiri. Presiden Soekarno memerintahkan Dr. Boentaran, Menteri Kesehatan RI Kabinet I untuk membentuk badan Palang Merah Nasional. Perintah ini ditindak lanjuti dengan mengumpulkan lima orang yang bertugas sebagai panitia, yang terdiri dari: Dr. Mochtar sebagai Ketua, Dr. Bahder Djohan sebagai notulen, dan dibantu Dr. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr. Sitanala sebagai anggota. Dibawah komando Dr. Boentaran, kelima orang tersebut bekerja bahu membahu dan menghasilkan apa yang kini kita kenal sebagai organisasi PMI. Drs. Mohammad Hatta didapuk selaku Ketua Pengurus Besar Pleno PMI dan Dr. Boentaran didapuk sebagai Ketua Pengurus Besar Harian. Didalam menjalankan tugas- tugasnya, PMI berperan membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, khususnya tugas kepalangmerahan. 87 Sejak didirikannya palang merah, dapat dikatakan bahwa mereka sangat bekerja keras. Dapat dilihat dari gambar hasil 87 Ibid., hlm. 24. 58 karya IPPHOS, bahwa meskipun kaum wanita, tetapi mereka tidak gentar untuk siap dan tanggap menangani korban perang. Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai pemberi bantuan medis, PMI termasuk cepat dan tanggap. Dari foto-foto yang terdapat pada gambar 7.a dan 7.b di lampiran, dapat dikatakan bahwa PMI berperan besar demi kesehatan fisik rakyat Indonesia yang berjuang di medan perang. Pekerjaan seperti mengangkut korban dengan tandu, hingga memberi bantuan medis mengobati korban luka cukup terampil dilakukan, inilah Palang Merah Indonesia yang berdiri siaga di belakang para pejuang perang kemerdekaan.

e. Rapat Raksasa di Lapangan IKADA

Sebulan paska proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 19 September 1945, dihelat rapat raksasa di lapangan IKADA Ikatan Atletik Djakarta kini lapangan pojok timur Monas. Meskipun rapat raksasa tersebut hanya berlangsung beberapa menit, namun prosesnya cukup panjang.Inti dari perhelatan rapat raksasa di lapangan ini merupakan akumulasi kekecewaan pemuda atas sikap pemimpin Indonesia yang tidak segera merebut kekuasaan dari Jepang. Padahal mereka siap melakukan hal itu, karena mereka adalah anggota pasukan militer bentukan Jepang. Mereka juga kecewa karena presiden tidak segera membentuk kesatuan tentara. 88 Dalam peristiwa ini, juru foto IPPHOS mengikuti dan mengambil banyak gambar. Seperti saat Presiden Soekarno yang baru tiba di Lapangan Ikada, lalu saat suasana rapat raksasa dimulai, hingga prosesi pengibaran Bendera Merah Putih saat rapat raksasa berlangsung. Foto 88 Ibid., hlm. 28. 59 peristiwa yang terjadi di Lapangan Ikada dapat dilihat pada gambar 8.a, 8.b, dan 8.c di lampiran.

f. Pendaratan Tentara Sekutu AFNEI