Tenaga Kerja Wartawan Foto IPPHOS

46

BAB III PERAN IPPHOS INDONESIAN PRESS PHOTO SERVICE

DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1945-1949

A. Perkembangan IPPHOS

1. Tenaga Kerja Wartawan Foto IPPHOS

Seiring perjalanan waktu, Kantor Berita Foto IPPHOS dapat berdiri karena terdapat anggota yang memang bekerja tanpa pamrih. Alex Mendur mengajak Frans Mendur, Justus Umbas, Frans Umbas, Alex Mamusung, dan Oscar Ganda dalam pekerjaannya. Dapat dikatakan bahwa IPPHOS telah memiliki tokoh-tokoh penyangga demi eksistensi berdirinya Kantor Berita Foto, bahkan orang yang berniat untuk mengabdikan dirinya untuk IPPHOS bertambah. Sepak terjang IPPHOS memang menarik banyak masyarakat dari dalam atau luar negeri untuk sekedar menyaksikan perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui foto. Anak-anak muda yang berminat dalam hal fotografi ternyata ada, diantaranya adalah Budiarjo, yang dikemudian hari menjabat sebagai Menteri Penerangan Republik Indonesia dalam Kabinet Pembangunan yang diumumkan tanggal 6 Juni 1968. 75 Selain Budiarjo, juga terdapat Aniem Abdul Rachman yang turut membantu kegiatan operasional IPPHOS. Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia 1945-1949, memang belum banyak anggota masyarakat yang bekerja sebagai wartawan foto maupun juru 75 Wiwi Kuswiah, Alexius Impurung Mendur, Jakarta, Depdikbud, 1986,hlm. 35. 47 foto. Hal ini disebabkan karena pada saat itu sangat sulit memperoleh kamera maupun perlengkapan fotografi. Meskipun ada yang menjual perlengkapan fotografi, pun sudah pasti harganya sulit dijangkau masyarakat awam. Di samping tekanan dari pihak Belanda yang ingin merebut kembali tanah Indonesia, bangsa Indonesia masih disibukkan dengan perjuangan bersenjata mengusir penjajah. 2. Perluasan Cabang IPPHOS Berdirinya Kantor Berita Foto IPPHOS, mengawali sebuah semangat baru, yakni sebuah perjuangan para pejuang wartawan foto, melalui foto mereka yang bercerita tentang lika-liku perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaannya. Pada awal berdiri, IPPHOS belum memiliki sebuah pengakuan dari pemerintah mengenai status Kantor Berita Foto sebagai salah satu instansi perseroan terbatas. Seiring perjalanan waktu, Kantor Berita Foto ini memperoleh legitimasi berupa perseroan terbatas PT. Untuk pertama kali, IPPHOS berkantor di Ibukota Jakarta, dan untuk seterusnya. Kantor Berita Foto IPPHOS mendapatkan posisi yang penting di masyarakat. Banyak foto-foto hasil karya wartawan foto yang tergabung dalam IPPHOS dibeli atau hanya sekedar diminta. Semenjak IPPHOS berdiri, sudah banyak anggota masyarakat yang berburu foto perjuangan hasil karya IPPHOS, bahkan pihak dari luar negeri pun berburu foto- foto perjuangan seperti foto Bung Karno, atau foto peristiwa krusial yang terjadi di Indonesia pada masa itu. Sejak IPPHOS resmi berdiri sebagai sebuah instansi pada tanggal 2 Oktober 1946, IPPHOS semakin berkembang dan besar. Selain itu, Mendur dan Umbas bersaudara ternyata tidak hanya meresmikan sebuah kantor berita, tapi 48 sekaligus dua biro foto yang memiliki status setara yakni di Jakarta dan Yogyakarta. Di Jakarta, Alex mendur memimpin IPPHOS bersama akuntan, Justus Umbas. “Nyong” Umbas membantu sebagai juru foto sekaligus orang yang bertugas untuk kasak-kusuk di pasar gelap dan kantor sensor Belanda, sedangkan Frans Mendur memimpin IPPHOS Yogyakarta dengan dibantu oleh Oscar Ganda yang bekerja sebagai tenaga administrasi, serta Alex Mamusung dan Melvin Jacob yang juga jago foto. 76 Di Yogyakarta, IPPHOS menempati kantor yang sudah pasti dianggap sebagai sarang musuh oleh Belanda yakni di rumah Pendeta Johan Enos Jacob, di Jalan Sayidan. Kantor tersebut juga ternyata berfungsi sebagai markas Laskar KRIS Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi, sekaligus tempat penampungan bagi para pelarian politik dan pengungsi dari Minahasa. 77 Diantara fotografer yang membantu disana adalah Melvin Jacob, putera Pendeta Jacob yang ikut Badan Pemberontak Republik Indonesia di Yogyakarta sejak usia 16 tahun. Frans Mendur diangkat menjadi pemimpin Kantor Berita Foto cabang Yogyakarta.Pembagian tugas antara dua kota tersebut boleh jadi bukan hal baru. Ketika pada Januari 1946 ibu Kota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta karena alasan keamanan, Alex dan Frans Mendur yang saat itu masih bekerja di Harian Merdeka pun berbagi tugas. Alex Mendur tetap meliput perjuangan front Jawa Barat serta perundingan-perundingan yang dipimpin Perdana Menteri Sjahrir, sedangkan Frans Mendur hijrah bersama Presiden 76 Yudhi Soerjoatmodjo, IPPHOS Remastered Edition, Jakarta, Galeri Foto Jurnalistik Antara, 2013, hlm. 16. 77 Ibid., hlm. 18. 49 Soekarno dan sebagian besar kabinetnya ke Jawa Tengah, di mana kemudian ia meliput front Jawa Timur dan Jawa Barat. Setelah membuka kantor cabang baru di Yogyakarta, hasil karya fotografer IPPHOS semakin dikenal di kalangan masyarakat luas. Disela perjuangan bersenjata dan perjuangan diplomasi bangsa Indonesia, Kantor Berita Foto ini semakin melebarkan sayapnya yang berupa pembukaan kantor cabang ke beberapa daerah di Indonesia. Pada tahun 1948, IPPHOS membuka kantor cabang di Semarang, Palembang, Ujung Pandang, hingga Surabaya. Lalu setahun kemudian, muncul kantor cabang di Manado, Bandung, dan Medan, meski ketiga kantor cabang tersebut hanyalah sebagai cabang perwakilan. Ada pula kantor cabang IPPHOS di Makasar, dan Alex Mamusung ditugaskan untuk menjadi kepala kantor cabang di kota tersebut. Perlu diketahui oleh masyarakat, bahwa berdirinya kantor cabang di berbagai daerah tersebut tidak lepas dari bantuan dan usaha beberapa tokoh masyarakat di kota tersebut. Semakin jelas bahwa usaha dan kerja keras IPPHOS menjadi kantor berita foto semakin dapat dirasakan masyarakat. Pembukaan cabang-cabang kantor menjadi bukti nyata, bahwa mengobarkan semangat perjuangan dan semangat kemerdekaan dapat dilakukan melalui media foto. Dibukanya cabang-cabang IPPHOS di daerah itu tidak lain maksudnya adalah supaya peristiwa-peristiwa yang terjadi di setiap tempat dapat disebarluaskan, seperti foto pemberontakan Andi Azis di Sulawesi, peristiwa Republik Maluku Selatan di Maluku, dan sebagainya. Maka dapat dikatakan tidak ada peristiwa sejarah sejak proklamasi 50 kemerdekaan yang luput dari rekaman IPPHOS. 78 Untuk menyebarluaskan rekaman gambar IPPHOS tersebut, perluasan kantor cabang adalah sarana yang digunakan oleh Frans Mendur dan kawan-kawannya.

3. Hubungan dengan Pemerintah