39 tempat terselenggaranya pemerintahan Republik Indonesia di samping tekanan
yang masih datang dari pihak Sekutu maupun Belanda. Sementara itu, Frans Mendur terus beraksi dengan hasil jepretannya yang dikenal gesit, pemberani, dan
merakyat, tentang aksi perang dan kehidupan rakyat di tengah tekanan bangsa Belanda menjadi kartu sakti perjuangan Republik Indonesia di forum
Internasional.
51
Frans Mendur mengurusi kantor cabang di Yogyakarta dengan dibantu bersama beberapa anggota IPPHOS yang lainnya.
Setelah Indonesia merdeka dan berdaulat, Frans Mendur masih berkecimpung dalam dunia jurnalistik dan pers. Tahun 1954 hingga tahun 1958, ia
menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia PWI cabang Jakarta. Dikarenakan sakit yang dideritanya, perintis fotografi nasional, Frans Mendur
akhirnya menghembuskan nafas penghabisan di Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta pada tanggal 24 April 1971.
52
Harian Merdeka dalam menanggapi berita wafatnya Frans Mendur, menulis bahwa sebenarnya terlepas dari segalanya, Frans
berhak untuk dimakamkan di taman Makam Pahlawan. Sayangnya begitu besar jasanya dalam mengabadikan sejarah perjuangan bangsanya, namun dia kebetulan
dianggap tidak mempunyai syarat untuk masuk ke Taman Makam Pahlawan.
53
c. Frans FerdinandUmbas dan Justus Kopit Umbas
Frans Umbas dan Justus Umbas merupakan saudara kandung yang ikut terjun dalam dunia fotografi di Indonesia.Frans Ferdinand Umbas yang lebih
dikenal dengan nama Frans “Nyong” Umbas oleh wartawan ini lahir di tahun 1915, sedangkan kakaknya yang bernama lengkap Justus Kopit Umbas lahir pada
51
Taufik Rahze, op.cit., hlm. 197.
52
Idem.
53
Soebagijo I. N., op.cit., hlm. 125.
40 tahun 1906. Kedua tokoh pendiri IPPHOS ini lahir sebagai etnis Minahasa sama
seperti Mendur bersaudara, yakni di Sulawesi Tenggara. Frans Umbas sering berkumpul dengan Alex Mendur adalah salah satu
dari sekian banyak tokoh dari Sulawesi yang aktif mendiskusikan bagaimana mereka bisa berkontribusi terhadap kemerdekaan sekaligus menghapus stigma
yang t erlanjur menempel pada kelompok etnis Minahasa sebagai “antek Belanda”.
Mendur bersaudara dan Umbas bersaudara merupakan anak didik Anton Nanjoan dalam dunia fotografi. Mereka dapat menjadi pejuang bangsa melalui kamera
karena tangan dingin Anton melatih keterampilan dalam memotret suatu peristiwa. Di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Umbas Bersaudara
menjadi tokoh penting dalam berdirinya kantor berita foto IPPHOS, dimana masing-masing dari mereka memegang peranan penting di kantor IPPHOS Jakarta
dan Yogyakarta. Frans
“Nyong” Umbas adalah salah satu aktivis Jong Maesa, ia adalah salah satu penggerak dalam kelompok tersebut.
Dari sisi bisnis, Frans “Nyong” Umbas berhasil membangun berbagai konsesi dagang yang menguntungkan.
Frans Umbas diangkat menjadi menteri Muda Perekonomian dari Partai Kristen Indonesia Parkindo di Kabinet Ali Sastroamidjojo II yang dikenal dengan
kabinet 1.000 menteri.
54
Frans “Nyong” Umbas meninggal di tahun 1997, sedangkan kakaknya Justus Kopit Umbas meninggal tahun 1969.
54
Yudhi Soerjoatmodjo, IPPHOS Remastered Edition, Jakarta, Galeri Foto Jurnalistik Antara, 2013, hlm. 9.
41
2. Kelahiran IPPHOS