Kongres Wanita Indonesia KOWANI Perundingan Kaliurang Penandatanganan Perjanjian Renville

74 Sementara itu, Belanda memilih Belgia.Australia diwakili oleh Richard Kirby dan Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland, serta Amerika Serikat diwakili oleh Dr. Frank Graham sebagai negara ketiga dalam komisi tersebut. Pada tanggal 27 Oktober 1947, KTN memulai pekerjaannya. 103 Dalam pelaksanaan kerja, KTN terus meninjau keadaan masyarakat Indonesia agar terbebas dari konflik perang dengan Belanda ataupun Sekutu. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota KTN melakukan peninjauan terhadap daerah-daerah di Indonesia. Pada foto yang terdapat pada gambar 35 dilampiran, tampak anggota KTN sedang berada di daerah Banten, sedang melakukan tugasnya.

h. Perundingan Renville

Atas perundingan-perundingan sebelumnya yang masih belum dapat dilakukan oleh kedua pihak, maka muncul lagi perundingan selanjutnya. Atas pengawasan KTN, dilangsungkan perundingan Indonesia dan Belanda yang berlangsung di Kapal Renville. Perundingan tersebut berlangsung tanggal 8 Desember 1947. Pihak Indonesia diwakili oleh Mr. Amir Sjarifoedin, dan pihak Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir Widjojoatmodjo. Foto yang terdapat pada gambar 36 di lampiran, memperlihatkan suasana perundingan di atas Kapal Renville.

4. Peristiwa di Tahun1948

a. Kongres Wanita Indonesia KOWANI

Kongres Wanita Indonesia pertama di selenggarakan di Solo pada tanggal 24-26 Februari 1946. Konferensi ini merupakan perkumpulan untuk menyatukan 103 Ibid., hlm. 151. 75 semangat nasionalisme kebangsaan kaum wanita di Indonesia, pada khususnya adalah organisasi wanita. Di tahun 1948, ketika kongres wanita dihelat kembali di Solo, juru foto IPPHOS merekam suasana Kongres tersebut, foto tersebut dapat dilihat pada gambar 37 di lampiran.

b. Perundingan Kaliurang

Selama perundingan Renville berlangsung, delegasi Republik Indonesia selalu berkonsultasi dengan pemerintah pusat di Yogyakarta kalau-kalau menghadapi permasalahan yang rumit, salah atunya masalah daerah kekuasaan. Tanggal 13 Januari 1948, pemerintah Republik Indonesia yang ada di Yogyakarta mengadakan perundingan dengan KTN. Tujuan dari perundingan ini adalah untuk membicarakan masalah yang menyangkut daerah kekuasaan. Dimana perundingan ini kemudian menghasilkan apa yang disebut dengan Notulen Kaliurang yang menyatakan Republik Indonesia tetap memegang kekuasaan atas daerah yang dikuasainya ketika itu. Saat itu, anggota IPPHOS cabang Yogyakarta turut mengikuti perundingan antara KTN dan Pemerintah Republik Indonesia di Kaliurang. Dalam foto milik arsip IPPHOS tampak suasana perundingan tersebut sedang berlangsung, foto tersebut dapat dilihat pada gambar 38 di lampiran.

c. Penandatanganan Perjanjian Renville

Setelah perjanjian Renville menghasilkan poin-poin persetujuan, maka pada tanggal 17 Januari 1948 dilakukan penandatanganan perjanjian tersebut. Perjanjian Renville ini pada nantinya memunculkan reaksi keras dari sebagian besar kalangan rakyat Indonesia. Proses penandatanganan perjanjian Renville 76 tersebut tidak luput dari mata kamera juru foto IPPHOS, foto tersebut dapat dilihat pada gambar 39 di lampiran. d. Hijrah : Mengosongkan Daerah-daerah Kantong Dengan itikad baik, dan untuk mentaati ketentuan dalam persetujuan Renville, pada tanggal 1 Februari 1948 TNI terpaksa harus meninggalkan dan mengosongkan daerah gerilya mereka. Pengosongan daerah tersebut terjadi di berbagai daerah seperti: Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Sumatra. Suasana yang paling banyak disorot juru foto IPPHOS adalah di Yogyakarta. Pada tanggal 12 Februari 1948, juru foto IPPHOS cabang Yogyakarta merekam momen saat para Pemudi menyambut Divisi Siliwangi pimpinan Letnan Kolonel Mokoginta saat memasuki Stasiun Kereta Yogyakarta.Pasukan hijrah ke Stasiun Yogyakarta tersebut di sambut oleh Wakil Presiden Moh Hatta, hingga Panglima Besar Jenderal Soedirman. Foto-foto tersebut dapat dilihat pada gambar 40.a, 40.b, 40.c dan 40.d yang terdapat pada lampiran.

e. Konferensi Pembentukan Negara Jawa Barat “Pasundan”