Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah kebenaran akan peristiwa sejarah tidak terlepas dari bukti dan data yang tersedia. Sebuah peristiwa sejarah tersebut tidak dengan mudah diakui kebenarannya tanpa adanya sebuah pengkajian atau penelitian. Dalam melakukan pengkajian dan penelitian tersebut dibutuhkan bukti atau data sumber sejarah. Masyarakat sudah mengetahui, bahwa telah terdapat banyak sejarawan yang melakukan berbagai penelitian sejarah, baik itu di dalam maupun di luar negeri. Dalam melakukan penelitian tersebut, selain dibutuhkan kemampuan ilmu pengetahuan, juga dibutuhkan data dan sumber sejarah yang masih tersedia. Oleh karena itu, betapa pentingnya mengetahui data dan sumber sejarah yang dapat menceritakan dan mendeskripsikan sebuah peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dalam melakukan penelitian serta pengkajian peristiwa sejarah, dibutuhkan sumber data dan bukti sejarah. Munculnya Revolusi Industri, memberikan manfaat besar bagi kehidupan manusia. Berbagai macam penemuan akan teknologi membuka pandangan baru terhadap sumber sejarah. Dalam dunia jurnalistik, penemuan mesin cetak memiliki peran besar terhadap kemajuan di bidang pers. Percetakan masuk ke Indonesia pada medio abad ke-17 atau tahun 1668, ada juga yang menyebutnya tahun 1659 terkait dengan laporan Nieuhoff 2 dal am tulisannya “Zae-en Lantreise” atau “Pengelolaan Laut dan Darat” 1 . Keberadaan mesin cetak bukan lantas menjadi permulaan bagi sejarah pers, jika pers didefinisikan sebagai media komunikasi. Memang adanya pers berkaitan erat dengan adanya mesin cetak yang fungsinya adalah menggandakan berita dan informasi untuk perluasan komunikasi. Pada masa penjajahan Belanda telah muncul surat kabar pertama yaitu Bataviase Nouvelles, tahun 1745. Bangsa Indonesia memiliki koranyang berawal dari semangat kebangsaan pada tahun 1907, dan Koran Medan Priaji adalah surat kabar pertama penyuluh kebangsaan anak negeri. Pada masa awal kemerdekaan telah lahir lembaga yang berkaitan dengan pers, seperti Persatuan Wartawan Indonesia PWI, Serikat Penerbit Surat Kabar SPS. PWI dan SPS sebagai komponen penting dalam rangka pembinaan pers, didirikan pada tahun 1946. Pada waktu itu, di Indonesia sedang berkobar revolusi fisik atau konfrontasi bersenjata melawan kolonialisme Belanda, yang hendak mencoba menjajah kembali negeri ini, setelah selama Perang Dunia Kedua di Pasifik tahun 1942-1945 jatuh ke tangan Jepang. 2 Perjuangan bangsa Indonesia dalam bidang pers dan berita menjadi sisi tersendiri, sebab dari sana akan muncul lembaga-lembaga pers yang mengubah cara berfikir bangsa Indonesia ke depan. Menurut pendapat seorang ahli komunikasi, Wilbur Schramm, pers bagi masyarakat adalah “watcher, forum, teacher” pengamat, forum dan guru. Maksudnya, pers itu setiap harinya memberikan laporan dan ulasan mengenai berbagai macam kejadian dalam dan luar negeri, menyediakan tempat forum 1 Taufik Rahzen, Seabad Pers Kebangsaan 1907-2007, Jakarta, I:Boekoe, 2007, hlm. iii. 2 T Atmadi, Sistem Pers Indonesia, Jakarta, PT. Gunung Agung, 1985, hlm. 20. 3 bagi masyarakat untuk mengeluarkan pendapat secara tertulis, dan turut mewariskan nilai-nilai kemasyarakatan dari generasi ke generasi. 3 Orang sering mengatakan bahwa pers memberikan penerangan, pendidikan, ulasan, hiburan, maupun kontrol sosial kepada masyarakat. Dengan jalan memberikan hal-hal tersebut kepada masyarakat, pers Indonesia diharapkan akan mampu menciptakan iklim sosial yang dapat memberi kesempatan berkembangnya dinamika masyarakat, dalam kondisi stabilitas nasional yang dinamis. Bertolak dari hal tersebut, dapat dilihat betapa besar peran yang diberikan pers bagi masyarakat Indonesia. Pers juga menjadi faktor dalam memacu usaha pergerakan kebangsaan, yaitu pergerakan nasional. Pers sudah ada sejak bangsa Indonesia masih dijajah oleh kolonial Belanda, hal ini yang membuat terus meningkatnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia melalui media pemberitaan surat kabar. H.O.S. Tjokroaminoto yang dikenal sebagai salah satu tokoh pergerakan adalah pemimpin redaksi surat kabar, serta juga tiga serangkai yang juga memiliki surat kabar. Kesemuanya itu merupakan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dengan semangat nasionalisme. Apa yang para penulis asing sebut dengan istilah vernacular press atau pers pribumi, merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap usaha membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia sejak awal abad ke-20. Dimulai dari usaha menanamkan kesadaran berbangsa, sampai kemudian menjadi bangsa yang merdeka hingga sekarang, apa yang tadinya disebut pers pribumi, telah memberikan pencerminan dari aspirasi dan cita-cita bangsa dalam arti yang 3 Ibid., hlm. 26. 4 luas. Setelah merdeka, tradisi perjuangan pers nasional sebagai pengemban aspirasi dan cita-cita bangsa akhirnya dituangkan dalam Undang-Undang Pokok Pers, yang antara lain berbunyi bahwa “Pers Nasional merupakan pencerminan yang aktif dan kreatif dari pada penghidupan dan kehidupan bangsa berdasarkan Demokrasi Pancasila”. 4 Pers tidak hanya dilihat dari surat kabar, koran, maupun berbagai catatan tulisan tentang semangat nasional bangsa, pers juga berkaitan dengan dokumentasi sebuah peristiwa sejarah yang sangat tinggi nilainya pada saat itu. Selain mesin cetak, dalam dunia pers terdapat juga kamera sebagai teknologi untuk pewartaan sebuah berita. Setelah ditemukannya kamera, menciptakan sebuah bentuk pengabadian terhadap sebuah peristiwa ataupun objek. Perlu diketahui pada abad-19, ketika perang berkecamuk, masih sedikit orang yang memiliki kamera, apalagi orang Indonesia. Padahal kamera sangat berguna bagi pemberitaan sampai sumber sejarah, kita akan mengetahui berita melalui dokumentasi foto, ataupun dokumentasi video. Pada tahun 1932, muncul tokoh Alex Mendur yang merupakan tokoh penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui kamera. Pada usia 25 tahun, tepatnya pada tahun 1932, Alex Mendur diterima bekerja pada harian De Java Bode sebagai wartawan foto. Pada waktu itu di Jakarta juru potret hanya sedikit, hanya tiga orang, yaitu dua orang Belanda dan Alex Mendur sendiri. 5 Beruntunglah bangsa ini, sebab Alex Mendur kelak akan menjadi aktor di balik dokumentasi foto berbagai peristiwa sejarah di Indonesia. 4 Ibid., hlm. 5. 5 Wiwi Kuswiah, Alex Impurung Mendur, Jakarta, Depdikbud, 1986, hlm. 16. 5 Pada masa menjelang kemerdekaan dan pada masa perang kemerdekaan Alex Mendur muncul sebagai tokoh pejuang kemerdekaan. Ia merupakan salah satu tokoh wartawan foto besar di Indonesia. Pada saat para pejuang Indonesia berjuang dengan senjata dan diplomasi, beliau berjuang dengan kameranya, dengan tujuan untuk memberikan sumbangsih terhadap Indonesia. Ia meliput segala kegiatan sekitar kemerdekaan Indonesia. Alex Mendur berjuang bersama rekan-rekannya seperti Justus Kopit Umbas, Frans Ferdinand Umbas, serta adiknya Frans Soemarto Mendur, mereka sering berkumpul untuk merundingkan segala sesuatu yang berhubungan dengan bidang fotografi. Dalam perkembangannya, mereka menemukan ide untuk mendirikan kantor berita foto. Kantor berita foto tersebut merupakan benih-benih munculnya IPPHOS Indonesian Press Photo Service. Melalui semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Alex Mendur dan kawan-kawan mau ikut turun ke lapangan, mendokumentasikan setiap peristiwa baik itu perang maupun berbagai diplomasi yang terjadi. …Matanya menyipit, berfokus pada satu titik. Telunjuk kanannya siap menekan, menempel panel kecil dikameranya. Tangan kirinya melingkar, memutar memainkan diafragma dan memaju- mundurkan lensa secara manual. Bilur peluh yang menyusuri pipitnya tak ia hiraukan, pandangannya tetap awas pada objek di depannya kendati nyalinya tak cukup terusik, bisa saja tentara Jepang sekonyong-konyong muncul dan membikin kisruh peristiwa sakral yang sedang memuncaki khusyuk itu. Ia bersiap membidik. Satu…dua…tiga…dan, terekamlah momen bersejarah. 6 Seperti itulah gambaran saat Alex Mendur dan saudaranya mengabadikan peristiwa yang terjadi pada masa kemerdekaan Indonesia, serta yang paling 6 Taufik Rahzen, Seabad Pers Kebangsaan 1907-2007, Jakarta, I:Boekoe, 2007, hlm. 703. 6 dikenal yaitu peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia.Kegiatan IPPHOS sangat banyak pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Begitu banyak hasil dokumentasi berupa foto peristiwa penting yang dihasilkan, namun tidak banyak yang mengetahui siapa aktor di peristiwa itu. Padahal hasil kerja mereka pada masanya sangat berguna bagi sejarah bangsa Indonesia. Tidak hanya sekedar sejarah, hasil foto-foto karya IPPHOS merupakan sumber sejarah, sumber belajar, dan sumber pengetahuan, bagi bangsa Indonesia. Melalui foto, bangsa Indonesia dapat merasakan semangat perjuangan dan semangat nasionalisme. Sampai saat sekarang ini, kamera dan foto sudah sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada masa kemerdekaan Indonesia, masih sedikit orang yang memegang kamera untuk mengabadikan peristiwa, hanya ada beberapa lembaga berita foto. Dapat diketahui, betapa pentingnya para pejuang fotografer bagi bangsa Indonesia. Melalui kerja keras mereka, dapat diketahui peristiwa sejarah pada masa lampau secara visual. IPPHOS, merupakan elemen penting bagi bangsa ini, yang memiliki peran besar dalam memacu semangat kebangkitan dan semangat nasional melalui foto. Bertolak dari hal tersebut, peneliti akan mendeskripsikan lebih lanjut mengenai IPPHOS secara lebih dalam. Penulisan skripsi ini mendeskripsikan peran IPPHOS, pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1949. Rumusan masalah yang pertama, mendeskripsikan mengenai latar belakang berdirinya IPPHOS di Indonesia yang tidak lepas dari peran Alex Mendur dan kawan-kawan. Alex Mendur telah menjadi tokoh yang penting dalam dunia fotografi, dengan keikutsertaan beliau menjadi tukang foto sebuah 7 organisasi berita. Dibekali keterampilan dalam bidang fotografi, Alex Mendur berfikir untuk memberikan pengabdiannya bagi bangsa Indonesia. Dari sana, ia memiliki pemikiran yang besar, yaitu membuat sebuah lembaga yang bekerja khusus untuk mencari dokumentasi kenegaraan. Lembaga tersebut yang pada akhirnya dikenal dengan sebutan IPPHOS Indonesian Press Photo Service. Rumusan masalah yang kedua, mendeskripsikan tentang peran IPPHOS dalam masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949. Dalam berbagai peristiwa yang terjadi menyangkut perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan, IPPHOS berusaha untuk mengabadikan momen tersebut. Terlebih lagi, IPPHOS memiliki hak dan akses lebih fleksibel dalam meliput foto yang terjadi di setiap daerah. Wewenang dan hak yang dimiliki dalam mendokumentasikan sebuah peristiwa bukan tidak ada kendala, acap kali juru foto IPPHOS menghadapi penjagaan dari pihak Belanda ataupun Jepang saat akan mengambil dokumentasi. Apa yang dilakukan IPPHOS dalam acaranya mencari dokumentasi foto, sangat berguna bagi arsip dan sejarah kenegaraan. Terlebih dalam periode Revolusi Kemerdekaan tahun 1945-1949 merupakan masa krusial bagi bangsa Indonesia. Dimana pada masa tersebut terjadi berbagai peristiwa penting yang menjadikan negara Indonesia terbebas dari penjajahan bangsa asing. Dari banyaknya perang yang berkecamuk di daerah Indonesia, hingga perjuangan diplomasi para tokoh pemimpin bangsa seperti Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Perdana Menteri Sutan Sjahrir, bahkan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX dapat kita amati melalui hasil karya juru foto IPPHOS. 8 Rumusan masalah yang ketiga, mendeskripsikan mengenai kontribusi yang diberikan IPPHOS sebagai lembaga pendokumentasian kenegaraan. Kontribusi yang diberikan oleh IPPHOS sangat berguna bagi ilmu pengetahuan dan informasi di negara Indonesia. Dapat diketahui bahwa, banyaknya foto yang dihasilkan oleh IPPHOS digunakan oleh banyak peneliti sebagai sumber belajar dan penulisan buku sejarah. Lebih tepatnya kita dapat merasakan apa yang telah disumbangkan IPPHOS bagi negara ini. Banyak buku pelajaran yang berkaitan dengan sejarah terutama pada masa revolusi hingga orde baru, yang menggunakan foto karya dokumentasi fotografer IPPHOS. Jika ditelusuri lebih lanjut, masih banyak masyarakat kita belum mengetahui akan pentingnya mempelajari sejarah, melalui hasil karya IPPHOS dapat diharapkan menjadi acuan dan pemicu motivasi bagi masyarakat dalam mempelajari peristiwa sejarah bangsa Indonesia. Bagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan sejarah, IPPHOS dapat membantu kita mempelajarinya melalui foto.

B. Rumusan Masalah