Presiden dan Wakil Presiden kembali ke Yogyakarta Panglima besar Jenderal Soedirman kembali ke Yogyakarta

82 meliput peristiwa. Dalam foto hasil karya Alex Mendur yang terdapat pada gambar 51 di lampiran tampak suasana perundingan sedang berlangsung.

c. TNI masuk Kota Yogyakarta

Untuk menindak lanjuti resolusi Dewan Keamanan PBB, tentara Belanda yang masih berada di Yogyakarta dipersiapkan melalui pengawasan UNCI. Penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta dimulai dari tanggal 24-29 Juni1949. Bersamaan dengan itu, tanggal 29 Juni, TNI juga masuk ke Yogyakarta. Suasana kota Yogyakarta saat Pasukan TNI memasuki kota melalui bengkel Kereta Api Pengok, terekam dalam foto hasil karya Frans Mendur dan foto tersebut dapat dilihat pada gambar 52 di lampiran.

d. Presiden dan Wakil Presiden kembali ke Yogyakarta

Setelah beberapa lama diasingkan ke Pulau Bangka, pada tanggal 6 Juli 1949, Presiden dan Wakil Presiden kembali ke Ibukota Yogyakarta. Frans Mendur yang berada di Yogyakarta, merekam persitiwa saat kedatangan tokoh pemimpin bangsa yang disambut oleh rakyat Yogyakarta. Lalu ada pula dokumentasi saat bersyukur atas kembalinya mereka di Yogyakarta, foto tersebut dapat dilihat pada gambar 53.a di lampiran. Pada gambar 53.b yang terdapat pada lampiran, tampak rakyat Yogyakarta, sedang menyambut kembalinya para pemimpin bangsa.

e. Panglima besar Jenderal Soedirman kembali ke Yogyakarta

Seusai memimpin pasukan gerilyanya selama 7 bulan, Panglima Besar Jenderal Soedirman kembali ke Yogyakarta. Hal ini merupakan bentuk perwujudan dari hasil resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB. Pada tanggal 10 Juli 1949, datang pasukan TNI bersama Panglima Besar Jenderal 83 Soedirman yang kembali ke Yogyakarta setelah berakhirnya Agresi Militer Belanda II. Kedatangan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang pada saat itu menderita TBC dengan ditandu oleh tentara dan rakyat terlihat jelas dalam foto milik arsip IPPHOS. Setelah tiba di Yogyakarta, Panglima Besar Jenderal disambut oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Fotografer Antara, Mohammad Sayuti, yang hadir saat itu mendengar Soekarno meminta adegan “zoentjes”-nya diulang karena Frans Mendur kurang cepat merekamnya pertama kali. Pengawal pribadi soedirman, Tjokropranolo, ingat bahwa saat itu suasana tegang. Soedirman yang masih marah tidak membalas memeluk. Perlu diketahui bahwa Panglima Jenderal Soedirman dan Presiden Soekarno serta Wakil Presiden Mohammad Hatta sempat mengalami perselisihan paham. Foto-foto tersebut dapat dilihat pada gambar 54.a, 54.b, 54.c, dan 54.d di lampiran. f. Konferensi Inter Indonesia Pada tanggal 19 Juli 1949, digelar Konferensi Inter Indonesia bertempat di Yogyakarta. Konferensi tersebut melibatkan antara Indonesia dan BFO Bijeen- komst voor Federaal Overleg, dimana dalam pertemuan tersebut membahas tentang langkah-langkah antara kedua pihak dalam menyambut Konferensi Meja Bundar. BFO merupakan negara-negara boneka buatan Belanda yang dipelopori oleh Van Mook untuk memecah belah kekuatan Indonesia. Konferensi tersebut berlangsung hingga tanggal 22 Juli 1949.Pada tanggal 31 Juli hingga 2 Agustus 1949, diadakan pertemuan kedua di Jakarta.Hasil terpenting dari konferensi ini adalah kesepakatan tentang pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia 84 Serikat APRIS dengan TNI sebagai intinya. 106 Frans Mendur ikut pula dalam konferensi yang berlangsung pada bulan Juli 1949 di Yogyakarta tersebut. Ada pula dokumentasi suasana Konferensi Inter-Indonesia yang kedua di Jakarta, dan foto tersebut dapat dilihat pada gambar 55.a dan 55.b di lampiran.

g. Solo kembali