85 Agoeng, R.A.A. Tjakraningrat, Mohammad Hanafiah, Mohhamad Jusuf Rasidi,
K.A. Mohammad Jusuf, Muhran bin Haji Ali, Dr. R.V. Sudjito, Raden Soedarmo, M. Jamani, A. P. Sosronegoro, Mr. Djumhana Wiriatmadja, Radja Mohammad,
Abdul Malik, dan Radja Kaliamsyah Sinaga.
107
Fotografer IPPHOS tidak ketinggalan mendokumentasikan upacara penandatanganan Piagam Konstitusi
RIS di Jakarta, foto tersebut terdapat pada gambar 57 di lampiran. i.
Pelantikan Presiden RIS
Setelah Soekarno terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat pada tanggal 15 Desember 1949, maka selanjutnya diadakan pelantikan presiden.
Tanggal 17 Desember 1949, berlangsung pelantikan Presiden RIS di Bangsal Sitihinggil, Kraton Yogyakarta. Untuk menemani Soekarno sebagai Presiden,
maka ditunjuk Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RIS tanggal 20 Desember 1949. Pelantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS oleh ketua
Mahkamah Agung Mr. Kusumah Atmadja, diabadikan melalui foto oleh Frans Mendur, foto terdapat pada gambar 58 di lampiran.
j. Mr. Asaat Pemangku Jabatan Presiden Republik Indonesia
Ketika Soekarno terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat, Mr. Asaat juga terpilih sebagai pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia,
pelantikannya terjadi tanggal 27 Desember 1949. Frans Mendur ikut pula dalam mendokumentasikan momen upacara penyerahan jabatan Presiden Republik
Indonesia dari Ir. Soekarno kepada Mr. Asaat, foto tersebut dapat dilihat pada
gambar 59 di lampiran.
107
Sekretariat Negara, op.cit., hlm. 244.
86
k. Pengakuan Kedaulatan
Tanggal 27 Desember 1949, berlangsung upacara penandatanganan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia. Di Belanda Mohammad
Hatta mewakili Indonesia melakukan penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan. Sementara di Jakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX melakukan
penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan juga. Pada hari yang sama pula, penyerahan kekuasaan dari Republik Indonesia kepada Republik Indonesia
Serikat.Upacara penyerahan kedaulatan dari pemerintah Belanda yang diwakili oleh Komisaris Tinggi Belanda, AHJ Lovink, kepada pemerintah RIS yang
diwakili Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono IX berlangsung di Jakarta.Upacara ditandai dengan penurunan bendera Belanda dan penaikan
Bendera Merah Putih di Istana Gambir sekarang Istana Merdeka, foto tersebut dapat dilihat pada gambar 60 di lampiran.
l. Presiden Soekarno kembali ke Jakarta
Akhirnya pada tanggal 28 Desember 1949, Presiden Soekarno meninggalkan Yogyakarta kembali ke Jakarta. Seturut dengan kembalinya
pemimpin negara ke Jakarta, bersama dengan itu pula Ibukota negara kembali pindah ke Jakarta. Masyarakat Indonesia dengan sukacita menyambut kedatangan
Presiden Soekarno dan Sultan Hamengku Buwono IX. Jakarta, 28 Desember 1949. Dalam foto milik arsip IPPHOS, terlihat jelas saat Presiden Soekarno dan
Sultan Hamengku Buwono IX yang sedang berada di atas mobil kap terbuka merek Super Eight Packard Convertible, disambut oleh rakyat sepanjang 7 KM
perjalanan dari pelabuhan udara Kemayoran hingga Istana Merdeka.
87 Menjelang tengah hari lautan manusia itu membelah, membentuk koridor
bagi iring-iringan yang menyeruak dari gerbang pelabuhan udara kemayoran. Sepanjang jalan menuju Istana Merdeka, mobil kap tebuka yang membawa
Presiden Soekarno dan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Serikat, Sultan Hamengku Buwono IX, itu meluncur bak sebuah sekoci kecil, pelan tapi mantap
di tengah gelombang merah- putih dan pekik “merdeka” warga Jakarta.
108
Pada saat yang bersejarah itu, anggota IPPHOS seperti Melvin Jacob turut berburu foto dengan berdiri diatas panggung yang disediakan untuk juru foto, dari
tempat tersebut ia dapat memotret mobil presiden yang seperti tertelan massa. Lalu ketika sampai dibekas kediaman Gubernur Jenderal Belanda, massa yang
sudah menunggu sejak pagi tak terbendung lagi. Fotografer IPPHOS, Frans Umbas memotret dari atas susur tangga menggunakan kamera Bush-Pressman 6 x
9 cm yang baru dibelinya dari Johnny Waworuntu seharga 7.500 Gulden. Opname fotonya memperlihatkan suasana dihalaman istana, pada saat Presiden RI pertama
itu kembali ke Jakarta setelah penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda ke Republik Indonesia. Selain diantara mereka yang mendapat kehormatan berdesak-
desakan di kaki presiden pertama RI itu, mungkin tak ada yang lebih senior ketimbang fotografer sekaligus pimpinan IPPHOS, Alex Mendur. Alex Mendur
turut pula berburu foto sang Presiden pertama Republik Indonesia tersebut. Foto- foto tersebut dapat dilihat pada gambar 61.a dan 61.b di lampiran.
108
Yudhi Soerjoatmodjo, op.cit, hlm. 5.
88
6. Peran IPPHOS pada MediaMassa Harian Merdeka