1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini berisi uraian latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan penyusunan Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK yang telah dirintis pada
tahun 2004 Mulyasa, 2013: 66. Mencakup kompetensi sikap pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati UU No. 20: 2003, pasal 35 ayat 1. Paparan ini merupakan bagian dari
uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masayarakat. Pengembangan Kurikulum 2013 menitik beratkan
pada penyederhanaan, pendekatan tematik-integratif Dokumen Kurikulum 2013, 2013: 137.
Kekhasan Kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti sikap yang meliputi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi inti pengetahuan dan kompetensi inti
keterampilan. Isi dari Kurikulum berupa Kompetensi Inti KI, secara lebih rinci dinyatakan dalam Kompetensi Dasar KD. Kompetensi Inti tersebut dirumuskan
untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan SKL. Kompetensi Inti KI merupakan gambaran mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dipelajari oleh siswa. Kompetensi Dasar KD merupakan kompetensi yang dipelajari siswa untuk suatu tema tertentu. Penetapan
kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak diberdayakan dalam diri siswa. Kompetensi lulusan terdiri dari tiga hal yaitu sikap
spiritual dan sosial KI 1 dan KI 2, pengetahuan KI 3, serta keterampilan KI 4. Sikap mencakup elemen antara lain proses individu, sosial, dan alam.
Pengetahuan mencakup elemen proses, objek, dan subjek. Keterampilan mencakup elemen proses, abstrak, dan konkret Kemendikbud, 2014.
Kurikulum 2013 mengacu pada pembelajaran tematik terpadu yang mendukung serta memberi kemudahan bagi siswa untuk memahami konsep materi
pembelajaran. Pembelajaran terdiri dari beberapa konsep materi yang tergabung dalam tema sehingga dapat menarik dan menggugah semangat belajar siswa
karena pembelajaran tersebut bersifat nyata atau kontekstual Kemendikbud, 2014. Pembelajaran yang bersifat nyata memunculkan suatu proses ilmiah di
mana terdapat penalaran deduktif yang melihat fenomena umum untuk menarik kesimpulan yang lebih spesifik. Proses ilmiah inilah yang kemudian
memunculkan suatu pendekatan ilmiah atau disebut dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dijalankan dengan teknik-teknik investigasi atas suatu
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan yang baru, mengoreksi, dan memadukan dengan pengetahuan yang sebelumnya. Metode ilmiah ini pada
umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis kemudian menformulasi
dan menguji hipotesis. Proses pembelajaran tersebut memuat lima pengalaman belajar pokok atau 5M yang terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengumpulkan
informasieksperimen, Mengasosiasikanmengolah
informasi, dan
Mengkomunikasikan Kemendikbud, 2014. Perubahan Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 membawa sebuah
konsekuensi baru. Salah satu konsekuensi dari perubahan Kurikulum 2013 adalah bertambahnya tugas guru dalam melakukan dan memberikan penilaian pada
siswa. Penilaian dalam Kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan
dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa
tujuan pembelajaran dan keempat kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai Majid, 2014: 186. Penilaian ini berbeda dengan model penilaian yang
sebelumnya. Di mana penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran saja tetapi meliputi keseluruhan proses sepanjang kegiatan
pembelajaran. Dari hasil observasi ketika peneliti melakukan kegiatan Program
Pengalaman Lapangan PPL, peneliti mendapatkan informasi bahwa guru mengalami kesulitan untuk melakukan penilaian pada KI 1, KI 2, dan KI 4 karena
tidak ada deskriptor-deskriptor untuk melakukan penilaian pada ranah sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan. Untuk menggali permasalahan tersebut,
peneliti membagikan angket kepada 24 guru kelas I, II, IV, dan V di tujuh SD mitra PGSD yaitu SD Kanisius Tegalmulyo, SD Kanisius Kintelan 1, SD Kanisius
Totogan, SD Bopkri Minggir, SD Negeri Tegalharjo, SD Negeri Selomulyo, dan SD Negeri Plaosan 1. Angket diberikan pada tanggal 11 September dan memuat
enam pertanyaan sebagai berikut: 1 Apakah BapakIbu mengetahui kekhasan dari Kurikulum 2013?, 2 Apakah BapakIbu dapat menjelaskan secara rinci
kekhasan Kurikulum 2013?, 3 Apakah BapakIbu sudah menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?, 4 Apakah kesulitan yang
BapakIbu alami pada waktu menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?, 5 Apakah pada saat pembelajaran, BapakIbu mengalami kesulitan ketika
melakukan penilaian sikap dan keterampilan?, 6 Bagaimana cara BapakIbu mengatasi kesulitan tersebut?
Dari hasil angket analisis kebutuhan guru, peneliti mendapatkan data: a 75 guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian sikap, b 62,5 guru
mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian keterampilan, c 50 guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik yang menjadi kekhasan
Kurikulum 2013. Berdasarkan data hasil angket, peneliti terdorong melakukan penelitian
RD Research and Development dengan judul : “Pengembangan Prototipe
Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II SD Subtema Tugas-Tugas Sekolahku di SD Negeri Plaosan 1
”. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan dan produk yang dihasilkan adalah prototipe
perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”.
1.2 Batasan Masalah