Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas II SD

a. Kesesuaian isi dengan judul atau tema. b. Keruntutan.

2.1.8 Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas II SD

Perkembangan intelektual siswa Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret karena siswa Sekolah Dasar berkisar antara usia 7 atau 8 tahun hingga 11 atau 12 tahun yang ditandai oleh kemampuan untuk melakukan pengelompokan berbagai macam operasi terutama objek yang dimanipulasi karena siswa sudah dapat mengenalinya dengan indera yang cukup baik Piaget, 2010. Siswa kelas II Sekolah Dasar memasuki usia 8 tahun, pada usia ini siswa memasuki tahap operasional konkret. Pada tahap ini, perkembangan kamampuan berpikir siswa sudah mantap, kemampuan skema asimilasinya sudah lebih tinggi dalam melakukan suatu koordinasi yang konsisten antar skema. Siswa sudah mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi dan dapat menghubungkan dimensi yang satu dengan dimensi lainnya. Siswa mampu melakukan aktivitas logis tertentu, tetapi hanya dalam situasi yang konkret Monks dkk, 1987. Periode operasional konkret ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasikan mengelompokkan, menyusun, dan mengasosiasikan menghubungkan atau menghitungkan angka-angka atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan angka, seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Disamping itu, pada akhir masa ini siswa sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah problem solving yang sederhana Rochmah, 2005: 168. Piaget 2010 mengemukakan bahwa selama tahapan operasional konkret siswa dapat menunjukkan operasi-operasi konkret, berpikir logis, mengklasifikasikan benda, dan berpikir tentang relasi antara kelas-kelas benda. Kemampuan berpikir pada tahap ini ditandai dengan aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Pengalaman hidup siswa memberikan andil dalam mempertajam konsep. Pada tahapan ini siswa usia Sekolah Dasar mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi karena proses kognitifnya tidak lagi egosentris dan lebih logis. Siswa dapat berpikir secara logis dan memahami hubungan sebab akibat dengan mengobservasi, menjawab pertanyaan, dan memberikan alasan logis atas jawaban mereka, namun harus dikaitkan dengan contoh konkret. Apabila tidak dikaitkan dengan contoh konkret siswa belum dapat melakukan penalaran hipotetik atau abstrak Upton, 2012. Siswa dengan usia delapan sampai dua belas tahun memasuki tahap analisis. Dalam masa ini siswa telah mampu membeda- bedakan sifat dalam mengenal bilangan-bilangan. Fantasi siswa mulai berkurang dan digantikan dengan pengamatan yang nyata. Siswa mulai menganalisis apa yang mereka amati dan dengan berpikiran kritis mereka sedikit demi sedikit mulai mencapai tingkat berpikir abstrak Ahmadi, 2005. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas II Sekolah Dasar dengan usia 7 hingga 8 tahun memasuki tahap operasional konkret. Hal ini ditandai oleh kemampuan untuk dapat melakukan pengelompokan berbagai macam operasional terutama objek yang dimanipulasi. Siswa sudah mampu menghubungkan dimensi yang satu dan yang lainnya, siswa juga mampu melakukan aktivitas logis dalam situasi yang konkret.

2.1.9 Model Pembelajaran Discovery Learning