Kelebihan dan Kekurangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Kelebihan Produk Prototipe Perangkat Pembelajaran Kekurangan Prototipe Perangkat Pembelajaran

d. Siswa menulis setiap tugas siswa di kelas dan membacakan hasil tulisannya di depan kelas. Pada pembelajaran 2 3, 4, dan 5 sedikit demi sedikit siswa mulai memiliki inisiatif untuk mengajukan pertanyaan, membaca lancar di depan kelas, menjelaskan gambar di depan kelas, menyanyikan lagu, dan menggerakan anggota tubuh. Pada pembelajaran ke 6 nilai siswa P meningkat menjadi 8,0 dengan memenuhi kriteria dibawah ini: a. Siswa membaca lancar teks tentang balapan karung kemudian siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang isi teks tersebut. b. Siswa menyimpulkan tulisan yang telah dibuat dan siswa membacakan tulisannya tentang langkah-langkah bermain lomba balap karung di depan kelas. c. Siswa bermain balap karung dan siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang aktivitas bermain yang telah dilakukan. Berdasarkan kuesioner validasi produk yang dilakukan oleh peneliti, guru merasa terbantu dalam melakukan proses penilaian pada sikap spiritual KI 1, sikap sosial KI 2, pengetahuan KI 3, dan keterampilan KI 4. Dengan adanya diskriptor yang jelas, guru lebih mudah untuk melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa. Deskriptor tersebut memberi patokan yang jelas dalam melakukan pengamatan dan penilaian. Guru juga lebih mudah dalam menulis deskripsi tentang pencapaian siswa pada rapor dengan adanya deskriptor yang sudah ada dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.

c. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe Perangkat Pembelajaran

Melalui validasi ahli dan validasi produk diperoleh masukan-masukan untuk memenuhi tujuan penelitian dan pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Dari hasil tersebut dapat dilihat kelebihan dan kekurangan produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Berikut penjelasan mengenai kelebihan dan kelemahan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.

a. Kelebihan Produk Prototipe Perangkat Pembelajaran

1 Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 disusun menggunakan model pembelajaran discovery learning sehingga dapat mendorong siswa untuk belajar, bereksperimen, dan mengkonstruksi pengetahuan baru dengan bekal pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa. 2 Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013. 3 Media pembelajaran yang dipergunakan dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 seperti uang logam cukup mudah ditemukan dikehidupan sehari-hari sehingga mudah bagi guru atau siswa untuk mempersiapkan media tersebut. 4 Penilaian dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 memiliki diskriptor dari indikator yang jelas sehingga membantu guru dalam melakukan penilaian terhadap siswa. 5 Perkembangan yang dialami siswa dalam setiap Kompetensi Inti KI dapat menjadi sarana bagi guru mendeskripsikannya ke dalam rapor siswa.

b. Kekurangan Prototipe Perangkat Pembelajaran

1 Prototipe produk hanya terbatas pada tema 4 “Aku dan Sekolahku” dan subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD. 2 Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 hanya menggunakan salah satu model pembelajaran saintifik yaitu model pembelajaran discovery learning. 3 Waktu kegiatan yang dituliskan dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 harus disesuaikan oleh guru. Bagi siswa yang berkebutuhan khusus, diperlukan waktu yang lebih lama dari waktu yang dituliskan dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. 4 Guru membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan penilaian pada KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 untuk setiap siswa karena tiap siswa memiliki pencapaian yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Dari hasil validasi produk dan masukan yang ada, maka peneliti melakukan revisi dan perbaikan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 sehingga selanjutnya prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 layak untuk digunakan oleh guru SD kelas II dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikemudian hari. Layak diujicobakan karena pertama, memuat deskriptor untuk menilai KI 1, KI 2, KI 3, KI 4 serta kelengkapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan jaring-jaring tema. Kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Seperti yang tertuang dalam langkah pengembangan produk Borg dan Gall 1983 bahwa dalam mencapai produk yang optimal harus melalui uji coba produk dan revisi desain. 131 BAB V PENUTUP Bab V ini berisi uraian kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan