Tabel kriteria skor skala lima di atas yang nantinya digunakan peneliti mendeskripsikan hasil validasi ahli hingga uji coba terbatas produk berupa
prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.
3.9 Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan selama 14 bulan yaitu pada Juli 2014 sampai Agustus 2015. Adapun jadwal penelitiannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.7 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Tahun 2014 Tahun 2015
Bulan 7
8 9
10 11
12 1
2 3
4 5
6 7
8
1. Bimbingan
dengan dosen pembimbing
2. Analisis
kebutuhan 3.
Pengumpulan data dengan
pengamatan dan membagikan
angket pada guru kelas
4. Pembuatan
produk dengan menyusun
perangkat pembelajaran
dan proposal skripsi
5. Validasi ahli
perangkat pembelajaran
oleh pakar Kurikulum
2013 yaitu
dosen PGSD USD
6. Validasi ahli
perangkat pembelajaran
oleh guru kelas II dan kepala
sekolah SD
7. Analisis data
dan revisi produk
8. Uji coba produk
dilapangan terbatas
9. Analisis data
dan revisi produk sesudah
uji coba
10. Validasi produk pada guru kelas
II SD 11. Pembahasan
12. Ujian skripsi 13. Revisi skripsi
dan perangkat pembelajaran
14. Pembuatan artikel
81
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi uraian analisis kebutuhan, deskripsi produk awal, data hasil validasi dosen PGSD USD dan revisi produk, data hasil validasi guru SD
Kelas II dan revisi produk, data hasil validasi kepala sekolah SD dan revisi produk, data hasil valiasi produk, serta kajian produk akhir dan pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Kebutuhan
4.1.1.1 Potensi dan Masalah
Kurikulum 2013 merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan pengertian kurikulum di atas, maka dengan adanya kurikulum
sekolah mampu menjadi sarana belajar bagi siswa agar memiliki kualitas pendidikan karakter yang baik. Kurikulum 2013 memiliki kekhasan pendidikan
karakter. Semua itu termasuk ke dalam rumusan Kompetensi Inti KI. Kompetensi Inti terdapat 4 kompetensi yaitu sikap spiritual KI 1, sikap sosial
KI 2, pengetahuan KI 3, dan keterampilan KI 4. Dari hasil observasi ketika peneliti melakukan kegiatan Program
Pengalaman Lapangan PPL didapatkan informasi bahwa guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian pada KI 1 dan KI 2. Karena pada bagian
penilaian jarang ditemukan deskriptor-deskriptor untuk melakukan penilaian pada aspek yang ada pada ranah sikap spriritual, sikap sosial, dan keterampilan. Dari
hasil angket yang telah diberikan pada guru didapatkan data bahwa guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran dan
mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian pada sikap spiritual, sikap sosial,
dan keterampilan. Untuk menggali permasalahan, peneliti membagikan angket yang terdiri dari 6 pertanyaan. Peneliti mendeskripsikan 3 pertanyaan saja yang
mengarah pada permasalahan yaitu pertanyaan nomor 2, 4, dan 5. Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci data yang diperoleh dari angket yang sudah diberikan.
Pada pertanyaan angket yang kedua yaitu “Apakah BapakIbu dapat
menjelaskan secara rinci kekhasan Kurikulum 2013?”. Data yang diperoleh adalah 75 guru menjawab YA tetapi belum mengacu pada kekhasan Kurikulum 2013.
20,83 guru tidak dapat menjawab kekhasan Kurikulum 2013. 4,16 guru dapat menjawab secara rinci kekhasan Kurikulum 2013.
Pada pertanyaan angket yang keempat yaitu “Apakah kesulitan yang
BapakIbu alami pada waktu menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 201
3?”. Data yang diperoleh adalah 58,33 guru mengalami kesulitan pada penilaian. 45,83 guru mengalami kesulitan pada penyampaian materi. 12,5
guru mengalami kesulitan pada penyusunan jadwal. 4,16 guru mengalami kesulitan pada hal yang tidak jelas kadang-kadang. 8,33 guru mengalami
kesulitan pada manajemen kelas mengkondisikan siswa. 4,16 guru mengalami kesulitan pada terlalu bebas memberikan tugas.
Pada pertanyaan angket yang kelima yaitu “Apakah pada saat pembelajaran,
BapakIbu mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian sikap dan keterampilan?”. Data yang diperoleh adalah 75 guru mengalami kesulitan ketika
melakukan penilaian sikap. 62,5 guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian keterampilan. 16,66 guru mengalami kesulitan ketika melakukan
penilaian pengetahuan. 12,5 guru mengalami kesulitan pada hal yang tidak jelas kadang-kadang. 4,16 guru tidak mengalami kesulitan. 4,16 guru mengalami
kesulitan pada saat melakukan penilaian otentik. Berdasarkan dari data hasil angket di atas dapat disimpulkan bahwa guru
mengalami kesulitan dalam beberapa hal. Guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik yang menjadi kekhasan Kurikulum 2013. Selain itu, guru
mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian terhadap siswa. Guru paling sulit melakukan penilaian terhadap aspek sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan
karena jarang terdapat deskriptor maupun indikator pada rubrik penilaian yang
digunakan untuk menilai aspek tersebut.
Guru kelas I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 mengutarakan bahwa pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 pada dasarnya sangat baik untuk membentuk
pribadi siswa. Banyaknya pembelajaran yang melibatkan siswa untuk melakukan suatu kegiatan dapat melatih siswa untuk memiliki sikap percaya diri, teliti,
santun, dan sikap positif lainnya. Namun, menurut guru kelas II, banyaknya karakter yang ingin diwujudkan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 tidak
sebanding dengan waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah. Hal ini mengakibatkan tidak semua karakter dapat ditanamkan atau
dikembangkan dalam diri siswa. Informasi lain yang diperoleh adalah penilaian otentik begitu terlihat dari proses pembelajaran Kurikulum 2013. Guru dituntut
untuk menilai siswa tidak sekedar dari hasil yang diperoleh saja, tetapi juga dari proses yang telah dilakukan oleh siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar.
Kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 juga sering kali dialami oleh para guru pada saat
menerapkannya. Guru kelas II menyadari begitu banyak jawaban siswa atas pertanyaan yang ada pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Beliau
cenderung tidak tahu bagaimana mengarahkan siswa untuk merujuk pada jawaban yang cenderung begitu luas, sehingga beliau juga tidak dapat menyalahkan secara
langsung jawaban yang diutarakan oleh siswa. Kesulitan lainnya yang ditemukan adalah materi yang ada pada perangkat
pembelajaran Kurikulum 2013 kurang sistematis sehingga membuat siswa belum begitu memahami secara runtut materi yang disampaikan. Materi dalam satu tema
cenderung terlalu banyak dan belum mendalam, sehingga membuat beliau perlu membuat tambahan materi dengan menggunakan LKS. Kunci jawaban untuk
setiap pertanyaan pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 belum tersedia, sehingga beliau tidak mempunyai panduan untuk menilai jawaban dari siswa.
Hal yang membuat guru merasa kesulitan dalam menerapkan pembelajaran Kurikulum 2013 adalah ketika guru harus melakukan dua kegiatan secara
langsung untuk mengajar dan menilai ketiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor untuk satu kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini membuat guru sulit untuk berkonsentrasi. Guru juga mengutarakan sulit untuk mengelola kelas karena
banyaknya kegiatan yang harus dipelajari dan dilakukan dalam satu hari. Guru kelas II SD mengutarakan bahwa waktu pelatihan untuk penerapan
Kurikulum 2013 ini terlalu singkat. Penilaian yang ada juga sulit, karena cukup rumit dan membingungkan. Isi dari perangkat pembelajaran Kurikulum 3013
terlalu banyak kegiatan yang harus dilakukan dan diselesaikan oleh para siswa. Guru kelas I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 menganggap bahwa Kurikulum
2013 perlu disempurnakan dan direvisi pada bagian kegiatan pembelajaran yang perlu dibuat menjadi lebih sederhana. Disesuaikan dengan alokasi waktu yang
disediakan di sekolah. Selain itu, materi yang ada pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 sebaiknya menjadikan siswa lebih paham akan materi yang
diajarkan meskipun sedikit, dibandingkan dengan banyaknya materi yang harus dipelajari namun kurang membuat siswa menjadi paham dengan materi yang
diajarkan. Guru menganggap bahwa masih diperlukan adanya revisi dalam perangkat pembelajaran Kurikulum 2013, terutama dalam hal pembuatan soal dan
penjelasan materi yang lebih mendalam. Revisi pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 akan membantu para guru agar tidak terpaku pada buku guru dan
buku siswa Kurikulum 2013 yang disediakan oleh Kemendikbud. SD Negeri Plaosan 1 telah mampu secara mandiri mengembangkan
perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. SD Negeri Plaosan 1 menggunakan materi yang diberikan oleh Kemendikbud dan mengembangkannya dengan
menggunakan LKS sehingga dapat memperjelas materi. Hal lain yang dikembangkan dari perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pihak sekolah
membuat bentuk soal yang beragam dan disesuaikan dengan jawaban yang dapat ditemukan oleh siswa.
Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 menurut guru kelas I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 sudah cukup sesuai dengan budaya lokal yang ada di Indonesia,
namun belum bagitu mendalam. Pemahaman terhadap berbagai karakter yang akan dikembangkan oleh Kemendikbud cukup baik. Berbagai karakter yang ada
memiliki makna positif bagi pribadi siswa sehingga perlu dikembangkan dan
ditanamkan dalam kegiatan pembelajaran. Karakter yang merupakan karakter dasar bagi diri siswa akan lebih diutamakan untuk diajarkan pada siswa.
Saran yang disampaikan oleh guru kelas I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 terkait dengan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang tersedia adalah
pertanyaan diperjelas sehingga jawaban nantinya dapat ditentukan dan bagaimana menentukan kriteria yang benar dan salah. Selain itu, bentuk kegiatan dalam
pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu yang ada dan cakupan materi agar dibuat lebih dalam serta penggunaan kunci jawaban agar diberikan
dengan benar dan jelas dalam perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang ada. Berdasarkan data hasil angket untuk analisis kebutuhan terhadap guru kelas
I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 selaku pelaksana Kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa guru masih belum memahami cara melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013 di SD. Kurikulum 2013 masih membingungkan para pelaksana Kurikulum 2013 di SD. Hal ini terbukti
dari adanya perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang digunakan para guru masih memiliki kekurangan, mulai dari bentuk soal yang begitu lama untuk
menuntut jawaban dari siswa, kunci jawaban yang belum tersedia serta materi yang belum begitu mendalam untuk dipelajari oleh siswa. Alasan inilah yang
menjadi dasar bagi peneliti untuk mengembangkan produk berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD.
4.1.1.2 Pengumpulan Data
Analisis kebutuhan diperoleh dari guru kelas II SD Negeri Plaosan 1, Sleman, Yogyakarta. Hasil analisis kebutuhan membantu peneliti melihat sejauh
mana prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 diketahui dan dipahami oleh para guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan Kurikulum 2013 di SD. Data dari analisis kebutuhan ini akan menjadi patokan untuk peneliti memperoleh gambaran tentang pelaksanaan
perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk kelas II yang diterapkan di SD. Analisis kebutuhan dilakukan dengan membagikan angket pada guru kelas
II SD yang telah menggunakan perangkat pembelajaran dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013. Angket diberikan pada 24 guru kelas I, II, IV, dan V yang ada di tujuh SD mitra PGSD. Peneliti melakukan kegiatan ini
pada hari Senin, 1 Oktober 2014 pukul 09.00 WIB di SD Negeri Plaosan 1, Sleman, Yogyakarta.
Peneliti menggunakan angketkuesioner, karena sebelumnya peneliti telah merencanakan dan mengkoordinasikan waktu dengan pihak yang terkait dalam hal
ini adalah guru kelas I, II, IV, dan V di SD Negeri Plaosan 1 yang sudah disusun peneliti dan dapat dilihat pada lampiran 1. Data hasil angket menjadi pedoman
bagi peneliti untuk menyusun produk berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 tema
“Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
Pedoman pertanyaan angketkuesioner terdiri atas enam pertanyaan terkait dengan penggunaan Kurikulum 2013 dan pelaksanaannya di sekolah. Hasil dari
pembagian angket pada 24 guru kelas I, II, IV, dan V di tujuh SD mitra PGSD adalah guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik yang menjadi
kekhasan Kurikulum 2013 dan guru mengalami kesulitan pada bagian penilaian tentang bagaimana cara menilaimengukur aspek sikap dan keterampilan pada
masing-masing siswa. Guru masih mengalami kebingungan pada siswa yang benar-benar sudah menguasai atau belum menguasai sikap dan keterampilan
tersebut dikarenakan tidak adanya deskriptor atau kriteria yang menunjukkan indikator keberhasilan siswa yang telah mencapai aspek tersebut. Oleh karena itu,
guru kesulitan dalam menentukan deskriptor dari aspek sikap dan keterampilan yang ada pada penilaian Kurikulum 2013. Guru juga melihat materi dalam
Kurikulum 2013 lebih sederhana dan lebih mengutamakan siswa sebagai pembelajar yang aktif sehingga siswa menjadi lebih mandiri dan guru lebih
berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 adalah proses belajar mengarahkan para siswa agar memiliki keterampilan
layaknya seorang ilmuan di mana terdapat kegiatan 5M yaitu Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik
dalam Kurikulum 2013 membuat siswa menjadi aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran di sekolah.
4.2 Deskripsi Produk Awal
Produk yang dihasilkan peneliti adalah produk berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD dengan spesifikasi tema
“Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”. Penelitian pengembangan ini diawali dengan menentukan satu tema dari 4 tema yang telah
ada pada Kurikulum 2013 kelas II SD semester ganjil. Tema yang dipilih adalah tema 4
“Aku dan Sekolahku”. Pemilihan tema yang sudah dilakukan kemudian dilanjutkan dengan penentuan subtema yang disesuaikan dengan tema yang telah
dipilih. Peneliti menentukan subtema 1 yaitu “Tugas-Tugas Sekolahku”.
Penentuan tema dan subtema yang dilakukan kemudian dilanjutkan dengan membuat jaring-jaring tema untuk satu subtema yang dipergunakan dalam satu
minggu dengan muatan pelajaran yaitu Pendidikan Kewarganegaraan PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya SBdP dan Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan PJOK. Jaring-jaring subtema “Tugas-Tugas
Sekolahku ” terdiri atas Kompetensi Dasar yang telah dipilih sesuai dengan isi dari
subtema yang ada. Jaring-jaring subtema satu minggu itu kemudian dibagi lagi menjadi jaring-jaring indikator per hari. Adapun jaring-jaring harian terdiri atas
Kompetensi Dasar dan indikator dengan muatan mata pelajaran yang sesuai dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Indikator yang terdapat dalam jaring-
jaring tersebut mengandung indikator sikap spiritual, indikator sikap sosial atau individu, indikator aspek pengetahuan, dan indikator aspek keterampilan,
Proses perumusan indikator dilanjutkan dengan pembuatan silabus tematik integratif untuk siswa kelas II SD per sub tema. Silabus tematik mengandung
Kompetensi Dasar per mata pelajaran, indikator per mata pelajaran, kegiatan pembelajaran yang mengandung muatan pelajaran yang dapat digabungkan dan
penilaian serta alokasi waktu yang digunakan dalam satu minggu juga daftar referensi yang dipakai. Kolom kegiatan pembelajaran diisi dengan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan selama enam pembelajaran dalam satu minggu. Penyusunan produk awal selanjutnya adalah dengan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
RPP. Penyusunan
RPP Kurikulum
2013 menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery learning
pada setiap kegiatan pembelajarannya. Kegiatan selanjutnya setelah RPP selesai dibuat adalah dengan menyusun kerangka perangkat pembelajaran Kurikulum
2013 berdasarkan silabus dan RPP. Kerangka perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang ada kemudian dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran
Kurikulum 2013 dengan materi yang telah ditentukan sebelumnya pada RPP dan silabus. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang disusun memperhatikan
penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Penggunaan EYD pada perangkat pembelajaran dimulai dari penyusunan indikator, tujuan pembelajaran
maupun dalam isi perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 itu sendiri.
4.2.1 Silabus
Silabus adalah perangkat perencanaan pelaksanaan pembelajaran dalam satu minggu. Silabus menjadi pedoman peneliti untuk menyusun secara lebih rinci
dalam RPP. Komponen-komponen dalam silabus antara lain adalah: 1 Kompetensi Dasar per mata pelajaran, 2 Indikator per mata pelajaran, 3
Kegiatan pembelajaran dalam penilaian, 4 Alokasi waktu dan 5 Sumber belajar.
4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah perangkat kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru dalam bentuk dokumen tertulis yang akan
dilakukan untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan seperti pada silabus. RPP yang dibuat adalah RPP Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan
saintifik dan model pembelajaran discovery learning. Komponen RPP Kurikulum 2013 antara lain: 1 Komponen identitas RPP berupa nama satuan pendidikan,
kelas, semester, muatan pelajaran, tema, subtema, urutan pembelajaran dan alokasi waktu. Komponen selanjutnya adalah, 2 Komponen penjabaran
Kompetensi Inti KI, pemetaan Kompetensi Dasar KD dengan indikator, 3 Komponen tujuan pembelajaran, 4 Materi pembelajaran, 5 Pendekatan dan
metode pembelajaran, 6 Media, alat, dan sumber pembelajaran, 7 Langkah- langkah kegiatan pembelajaran, 8 Penilaian dan 9 Lampiran. RPP Kurikulum
2013 untuk kelas II SD dalam langkah kegiatan pembelajaran terdapat dua penggalan. Penggalan pertama dilakukan pada awal kegiatan pembelajaran sampai
dengan istirahat dan penggalan kedua dilakukan setelah istirahat sampai akhir kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di RPP lebih banyak menuntut siswa untuk lebih aktif serta kreatif dan guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa.
Kegiatan pembelajaran dalam RPP merupakan pembelajaran yang cukup detail, hal ini ditunjukkan dengan adanya penjabaran pendekatan saintifik yaitu 5M pada
setiap kegiatan pemelajaran. Adapun penjabaran kegiatan dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan mengkomunikasikan. Terdapat juga model pembelajaran discovery learning dalam kegiatan pembelajarannya. Adapun penjabaran kegiatan dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning antara lain pemberi perangsang, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data,
pembuktian, dan menarik kesimpulan. Dalam langkah kegiatan pembelajaran juga terdapat dua kolom yang membedakan kegiatan siswa dan kegiatan guru pada
setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
4.2.3 Kerangka Perangkat Pembelajaran
Kerangka perangkat pembelajaran dikembangkan berdasarkan RPP dan silabus yang telah disusun sebelumnya. Kerangka perangkat pembelajaran berisi
beberapa komponen isi yang ada dalam perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Isi dari kerangka perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 berupa rancangan
tampilan perangkat pembelajaran, urutan isi atau format perangkat pembelajaran dan gambar juga warna yang akan dipakai.
4.2.4 Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran
yang dikembangkan
dalam penelitian
pengembangan ini menggunakan program Microsoft Office Word 2010. Karakter jenis font yang digunakan adalah Times New Roman. Ukuran font yang digunakan
dalam perangkat pembelajaran adalah 12. Jenis dan ukuran font ini dipilih agar siswa lebih mudah untuk membaca perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.
Peneliti menggunakan berbagai macam gambar untuk membuat siswa menjadi paham dan dapat memahami materi yang diajarkan. Gambar yang
digunakan oleh peneliti adalah gambar yang merupakan kondisi asli dan juga gambar animasikartun. Peneliti bermaksud menunjukkan gambar asli pada isi
perangkat pembelajaran kepada siswa agar siswa dapat melihat secara nyata kondisi yang sebenarnya. Pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang
disusun juga terdapat beberapa gambar animasikartun. Gambar animasikartun pada perangkat pembelajaran ini mempunyai maksud agar siswa tertarik untuk
mempelajari perangkat pembelajaran yang telah disusun, karena pada umumnya gambar animasikartun banyak menggunakan berbagai macam warna yang cerah
dan bentuk yang unik sehingga dapat menarik perhatian dan minat siswa. Perangkat pembelajaran juga dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan.
Petunjuk pengerjaan ini disusun dengan maksud agar siswa lebih mudah untuk mengerjakan berbagai macam soal latihan yang ada didalamnya. Perangkat
pembelajaran terdiri dari 6 pertemuan. Setiap pertemuan disusun dengan komponen-komponen yang ada dalam kerangka perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran terdiri dari 226 halaman dan dicetak dalam ukuran A4 atau 21x29,7 cm. Sedangkan silabus dan jaring-jaring tema dicetak dalam ukuran
A3. Isi perangkat pembelajaran dicetak dengan kertas HVS 80 gram.
4.2.5 Lembar Kerja Siswa LKS
Lembar Kerja Siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang harus mereka kuasai.
LKS merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui LKS ini akan
memudahkan guru
dalam menyampaikan
materi pembelajaran
dan mengefektifkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan
siswa dalam proses pembelajaran.
Lembar Kerja yang digunakan peneliti antara lain Lembar Kerja Siswa LKS, Lembar Kerja Kelompok LKK, Lembar Evaluasi Harian, dan Lembar
Evaluasi Akhir Subtema. Keseluruhan Lembar Kerja ini ada pada setiap pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti selama enam pertemuan pada siswa
kelas II di SD Negeri Plaosan 1.
4.2.6 Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Pada Kurikulum 2013 penilaian yang
digunakan adalah penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan penlaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses,
dan keluaran output pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan ketiga komponen yaitu input, proses, dan output tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar siswa, bahkan
mampu menghasilkan dampak intruksional dan dampak pengiring dari pembelajaran.
Pada ranah sikap dan keterampilan peneliti memberikan deskriptor dan indikator tentang bagaimana cara mengukur siswa apakah sudah dapat mencapai
aspek yang diharapkan ataukah belum mencapai. Peneliti juga mencantumkan bagaimana cara menilai dengan menggunakan rubrik skor penilaian pada setiap
ranah sikap dan keterampilan yang akan diukur.
4.3 Data Hasil Validasi Dosen PGSD USD dan Revisi Produk