Gagahan Alusan Jenis-jenis Peran Wayang

Prabu Sri Bathara Kresna sering melerai para Pandawa yang sedang konflik dengan Kurawa, di mana dia adalah peran trita- gonis. Siapapun tokoh, apabila dia melerai, memerangi persengketa- an menjadi alat, penolong, penengah itulah dia si tritagonis. Bisa sa- ja pendeta, brahmana atau yang lainnya. Tokoh-tokoh yang tergolong peran deutragonis dalam suatu lakon biasanya berfungsi sebagai pendukung serta melengkapi perj- anjian yang tentu akan memperjelas permasalahan dalam pendra- maan. Dalam suatu lakon dia akan menjadi sarana logis bagi para penggemar sehingga memuaskan. Di samping itu si deutragonis da- lam peranannya akan selalu memberikan petunjuk-petunjuk, wawa- san mengarah pada pemberian kekuatan fisik, kebenaran laku serta wejangan kesabaran. Adapun tokoh-tokoh yang deutragonis di antaranya adalah: pendeta, para brahmana, para wasu, para dewa, para panakawan dan para ibu khususnya Dewi Kunthi. Jadi peran deutagonis dapat disimpulkan bahwa ia berkedudukan sebagai pendukung-pelengkap lakon yang memperjelas masalah, sarana logika cerita, dan penase- hat. Demikianlah peran deutragonis yang setiap penampilan lakon khususnya panakawan, sering tidak harus tersajikan. Sedang- kan para panakawan dalam penokohan ini berkedudukan sebagai deutragonis, menasehati, melayani, menunjukkan jalan keselamatan menuju hidup abadi. Peran deutragonis yang lainnya seperti Batara Guru, Batara Wisnu, Batara Brahma, Bhagawan Bisma dan lain- lainnya.

5.2.4 Jenis-jenis Peran Wayang

5.2.4.1 Gagahan

Gagahan Kambeng cirinya jari-jari kedua tangan mengepal nggegem, tokohnya Wrekodara dan Anoman. Kedua-duanya meru- pakan tokoh-tokoh angin bayu wayu yang sangat sakti, berbudi lu- hur, suka menolong, adil dan bijaksana. Seni pewayangan Jawati- muran Wrekodara disebut Jeksa Lumajang Tengah artinya jaksa yang adil. Gagahan Bapang biasanya digambarkan sebagai tokoh yang bentuk mulutnya meringis prengesan atau gusen. Hal ini ber- ada pada tokoh-tokoh seperti Kangsa, Indrajid dan lain-lainnya. To- koh ini perwatakannya didominasi keangkaraan. Gagahan-theleng tokohnya adalah Gathotkaca, Antareja, Antasena, Wrekodara, Sute- ja, Duryudana dan sebagainya dengan watak pemberani. Di unduh dari : Bukupaket.com Berhala Brahala

5.2.4.2 Alusan

Tokoh Alusan kebanyakan didominasi oleh golongan ka- nan, seperti Janaka, Puntadewa, Abimanyu, Nakula, Sadewa dan sebagainya. Ada 2 macam alusan, yaitu alusan putran luruh yang di- gambarkan pada tokoh Yudhistira, Janaka, Abimanyu, Irawan dan sebagainya yang berwatak waspada dan bijaksana. Alusan putran lanyap berupa bentuk muka yang tengadah. Putran lanyap ini merupakan tokoh alusan yang laki-laki mempunyai watak sombong kemaki, mbagusi, misalnya Suryaputra, Samba, Wisanggeni, Hariya Suman Sengkuni muda, KresnaNarayana dan sebagainya. Sikapnya yang kemaki itu kadang-kadang membawa kebijaksanaan. Alusan putren luruh liyep, merupakan bentuk mata sempit agak terpejam tetapi perempuan ini manis dan menunduk melihat ke bawah ndhingkluk. Putren ini mempunyai watak hati-hati, dalam Di unduh dari : Bukupaket.com berkarya mereka tidak tergesa-gesa. Itulah kemungkinan yang di- maksud dengan istilah hati-hati asalkan tercapai Alon-Alon Waton Kelakon, artinya diperhitungkan dengan menggunakan konsep, hal itu adalah suatu kebijaksanaan. Tokoh yang liyep ini dimiliki oleh De- wi Wara Sembadra, Dewi Kunthi, Dewi Sinta, Dewi Sri, Sewi Drupa- di. Mereka ini adalah wanita-wanita yang sangat bijaksana, wanita setia, dan suci. Alusan putren lanyap yang berada pada putri biasanya di- nyatakan dalam sikap, gerak, tingkah laku dan ucap omong. Gerak- nya cekatan, trampil, cepat dan trengginas dalam berpikirpun cepat. Banyak wanita berpikir secara cepat bicara pun cepat dan penuh ke- hati-hatian. Ucapan bagi tokoh-tokoh yang putren lanyap ini ada be- berapa kata yang diulang sampai dua tiga kali. Misalnya “wonten dhawuh-wonten dhawuh”. Mereka yang putren lanyap ini di antara- nya adalah Dewi Wara Srikandhi, Banuwati, Mustakaweni, Rarasati.

5.2.5 Penokohan