2.3.6 Wayang Babad
Salain wayang Purwa, Madya, dan Gedog, para seniman Indonesia umumnya dan seniman Jawa khususnya telah mencip-
takan berbagai wayang baru yang pementasannya bersumber pada cerita-cerita sejarah babad setelah masuknya agama Islam di Indo-
nesia antara lain kisah-kisah kepahlawanan dalam masa kerajaan Demak dan Pajang. Wayang-wayang tersebut disebut wayang Ba-
bad atau wayang Sejarah. Jenis wayang tersebut antara lain:
2.3.6.1 Wayang Kuluk 1830
Sultan Hamengku Bhuwono V 1822 – 1855 dari Yogya- karta, + tahun 1830 menciptakan wayang yang dalam pergelaran-
nya khusus mengambil cerita-cerita sejarah kraton Yogyakarta Ma- taram. Wayang-wayang ini kemudian disebut wayang Kuluk.
2.3.6.2 Wayang Dupara
Wayang ini dicipta oleh R.M. Danuatmojo, seorang pendu- duk kota Sala dan tidak diketahui dengan pasti kapan wayang terse-
but dibuat. Disebut wayang Dupara, karena asal dari kata Andupara yang artinya aneh dan dipergunakan untuk cerita-cerita babad De-
mak, Pajang, Mataram hingga Kartasura. Wayang Dupara tersebut dibuat dari kulit yang ditatah dan disungging, seperti halnya wayang
kulit Purwa. Induk wayang Dupara ini adalah campuran, diubah pa- kaiannya dengan ditambah atau dikurangi, disesuaikan dengan sele-
ra pendapat penciptanya. Wayang-wayang tersebut kini disimpan di Musium Radya Pustaka di Surakarta.
Gambar 1.21 Harya Panangsang Wayang Dupara
Di unduh dari : Bukupaket.com
2.3.6.3 Wayang Jawa 1940
Pencipta wayang tersebut adalah R.M. Ng. Dutodipuro, Ab- di Dalem Mantri Panewu Gandek di kraton Surakarta, yang juga se-
orang guru dalang di Pasinaon Dalang Surakarta Padasuka berada di Musium Radya Pustaka-Surakarta. Wayang-wayang tersebut di-
buat pada tahun 1940 dan keseluruhannya memakai baju lurik.
Semua wayang raja-raja katongan berbaju kuning lorek hi- jau dan merah. Wayang satria putran berbaju hijau muda lorek hi-
jau tua dan satria sedang mengembara lelana berbaju lengan pen- dek warna biru muda berlorek biru tua diselingi warna merah.
Pementasan wayang Jawa tersebut bermaksud mengisah- kan babad Tanah Jawa, ialah sejarah Demak, Pajang, Mataram
sampai Kartasura. Wayang Jawa tersebut tidak ada wayang berna- ma khusus dan pakaian wayang tergantung selera sang dalang. Wa-
yang-wayang tersebut dibuat dari kulit yang ditatah serta disungging dan pementasanya dapat memakai atau tanpa kelir. Sebagai game-
lan pengiring wayang ini dipakai gamelan Pelog dan gending-gen- ding lagu-lagu diciptakan khusus yang pada umumnya merupakan
gending ciptaan baru, tahun 1973. Gambar 1.22 Wayang Jawa Jaka Tingkir
Di unduh dari : Bukupaket.com
2.3.7 Wayang Moderen