Parthayadnya Sastra Berbentuk Kakawin

muridnya. Ada seekor harimau yang akan memangsa anaknya sen- diri gogor. Oleh Raden Sutasoma dilarangnya, harimau tadi mema- kan dirinya. Langsung saja Raden Sutasoma ditubruknya dan mati- lah. Dengan kesadaran sendiri harimau itu merasa berdosa dan me- nangislah pada kaki Raden Sutasoma dan ingin mati saja. Sutasoma dihidupkan oleh Batara Indra. Setelah saling ber- dialog, Indra kembali ke Kahyangan. Raden Sutasoma lalu bertapa. Meskipun banyak godaan tetapi tak tergoda, malah menjelma seba- gai sang Budha Wairocana. Setelah para dewa ingin menghormat maka menjadi Raden Sutasoma kembali dan langsung pulang. Sepupu Raden Sutasoma yang bernama Prabu Dasabahu sedang berperang melawan tentara raksasa Prabu Kalmasapada. Raksasa kalah mengungsi kepada Raden Sutasoma. Prabu Dasaba- hu, mengejarnya ternyata ketemu dengan sepupunya. Bala raksasa disuruh kembali. Raden Sutasoma diajak pulang ke negerinya, terus dikawinkan dengan adiknya Prabu Dasabahu, dan berputralah mere- ka, terus pulang ke Astina bergelar Prabu Sutasoma. Prabu Purusada yang sudah mampu mengumpulkan 99 orang raja tinggal seorang saja segera akan diserahkan ke Batara Kala. Ternyata setelah ketemu dengan Prabu Sutasoma yang sang- gupkan dirinya sebagai penggenapan jumlah 100 orang raja. Sebelum sampai di hadapan Batara Kala, sang Prabu Puru- sada terharu akan kesanggupan Prabu Sutasoma. Akhirnya berto- batlah sang Purusada dan 99 orang raja tawanan dibebaskan. Kitab Sutasoma ditulis pada jaman pemerintahan Raja Ha- yam Wuruk di Kerajaan Majapahit. Induk karangan ada di negeri In- du. Sayang sekali siapa penulisnya tidak diketahui dengan jelas.

3.3.8.7 Parthayadnya

Purbocaroko, dalam Kapustakan Jawa-nya mengungkap- kan bahwa buku Parthayadnya sederet dengan Kitab Arjunawijaya dan Sutasoma. Pernyataan pada isi buku, bahwa buku ditulis pada jaman Majapahit pertengahan sampai akhir. Isi kitab ini mengisahkan kehidupan orang Pandawa sesudah kalah main dadu. Mereka diper- malukan, dianiaya diseret ke hadapan para raja yang berkumpul di negara Astina. Kemudian dibuang ke hutan selama 12 tahun. Akhirnya dalam mempersiapkan diri, oleh Yudhistira, Arjuna disuruh bertapa di gunung Indrakila. Dalam perjalanannya sang Arju- na singgah di pertapaan Bagawan Mahayani di dalam hutan Wana- wati. Ketika laju perjalanannya Arjuna bertemulah dengan Dewi Sri wahyu istana Indraprastha yang pergi meninggalkan istana karena raja Yudhistira telah berbuat kurang pantas. Ia sanggup kembali ke istana asal dipelihara. Maka gaiblah wahyu Dewi Sri. Arjuna juga bertemu dengan Kamajaya dan diberi weja- ngan-wejangan berharga dan diberi peringatan bahwa akan datang mara bahaya yang dibawa oleh seorang raksasa bernama Nalamala Di unduh dari : Bukupaket.com yang berkepala 3, yaitu sebuah kepala gajah, sebuah kepala raksa- sa dan yang ketiga kepala garuda. Setelah diperingatkan oleh Kamajaya, tidak lama kemudian Arjuna diserang oleh Nalamala. Tetapi hanya dengan bersemedi sang Arjuna nampak berbadan Batara. Nalamada takut dan pergilah dengan ancaman suatu saat nanti akan ketemu berperang lagi, pada jaman Kaliyuga. Dalam perjalanan selanjutnya Arjuna bertemu dengan sang kakek Maharsi Wiyasa. Diberi petunjuk dan wejangan tentang perila- ku hidup dan kehidupan bagi seorang satria bangbangan bambang- an. Usai diberi wejangan, di antar ke Indrakila dan bertapalah. Prof. Dr. R.M.Ng. Purbocaroko dalam Kepustakaan Jawa- nya, menjelaskan bahwa Kitab Parthayadnya tidak mengandung lakon. Hanya menceritakan perjalanan Raden Arjuna untuk menuju bertapa ke Indrakila yang dalam perjalanannya mendapatkan ajaran dan ilmu bermacam-macam. Penulis buku Parthayadnya juga tidak jelas, namun hal ini disejajarkan dengan kitab Sutasoma. Demikian beberapa buku tulisansastra yang diambil dari buku yang bertembang dan sastra prosa. Tentu masih banyak baca- an-bacaan lain yang berhubungan dengan sastra lakon.

3.4 Sastra Gending