2.3.8.4 Wayang Wong
Wayang Wong Yogyakarta yang diciptakan oleh Hamengku Bhuwana I 1755 – 1792 merupakan dramatari penuh dengan ka-
rakteristik. Visualisasi karakter dituangkan dalam bentuk ragawi pe- nari, tata busana, tata rias serta gerak.
Pengekspresian gerak dari tokoh-tokoh wayang untuk pe- ran kera, raksasa dalam pentas Ramayana dan Mahabharata dileng-
kapi pula dengan pemakaian topeng, sedangkan untuk wanita serta peran satria tidak menggunakan topeng. Dalam topeng Jawa, kita
jumpai dua macam jenis topeng untuk pementasan Ramayana versi Yogyakarta, yaitu jenis raksasa dan jenis kera. Begitu juga topeng
untuk pementasan cerita Panji antara lain jenis Klana, Panji dan Pa- nakawan.
2.3.8.5 Topeng Cirebon
Cirebon memberi kesan seperti asal-usul namanya caruban yang berarti campuran. Suatu misal pada sebuah benda antik atau
pusaka yang biasa dianggap keramat dan ada isinya karena pening- galan para leluhur yang berupa ukiran berhuruf arab dan berisikan
petikan ayat suci Al Quran, mewujudkan tokoh wayang Purwa Hindu- Budha dilengkapi dengan pola hias seperti batu padas dan cawan
adri dari Cina. Tiga unsur kebudayaan tersebut diantaranya yaitu ke- budayaan Islam, Jawa, dan Cina, telah mempe-ngaruhi kebudayan
dan kesenian yang ada di Cirebon, sehingga Cirebon merupakan tempat pertemuan beberapa corak kebudayaan.
Topeng Cirebon berkembang di desa-desa, meskipun ciri-ciri sebagai unsur kesenian yang lahir di kraton masih menjadi pola da-
sarnya. Konsep yang mendasar pada tari Topeng Cirebon tersebut bersifat mengalir, yang dapat dihubungkan dengan gerak tari atau
kesenian wayang Golek Jawa Barat, hemat gerak dengan bentuk gerak yang patah-patah.
2.3.8.6 Topeng Betawi
Pementasan Topeng Betawi sangat berbeda dengan pe- mentasan topeng-topeng lainnya seperti Topeng Malang, Topeng
Madura, ataupun Topeng Jawa Yogyakarta yang dalam pementa- sannya menggunakan topeng. Pengertian topeng di sini bukanlah
kedok atau tutup muka, melainkan sebuah pertunjukan belaka dan pementasanyapun tidak ada hubunganya dengan cerita-cerita pewa-
yangan baik Purwa maupun Gedog Panji.
Pementasan teater-teater topeng tersebut pada umumnya dilakukan sebagai hiburan rakyat di pedesaan dengan cara menga-
men pertunjukan keliling atau panggilan karena hajatan. Sebagai alat penerangan digunakan sebuah lampu coleng yang bersumbu ti-
ga dan bertiang kaki tiga pula setinggi dada manusia atau dengan penerang lampu petromak.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tema cerita dari teater-teater rakyat tersebut tidak lepas dari kehidupan rakyat kecil dengan segala penderitaannya, angan-
angan serta impiannya antar lain tentang kebahagiaan rumah tangga dan lain-lain. Sebagai iringan pergelaran digunakan gamelan yang
bernadakan ke Sundaan, dan sebelum pertunjukan dimulai terlebih dahulu di adakan pertunjukan tari topeng oleh penari wanita sebagi
tari pembuka, dan besar kemungkinan, karena adanya tari topeng sebagai pembuka pentas itulah, maka teater rakyat tersebut dinama-
kan Topeng.
2.4 Keindahan Wayang
Wayang adalah suatu karya kerajinan disamping karya seni yang terbuat dari bahan kulit kerbau yang telah dikeringkan dan diti-
piskan menurut kepentingan, dan dipahat secara halus dengan mo- tip-motip yang khas, untuk selanjutnya diwarnaidisungging dengan
paduan warna yang indah dan khas pula, selanjutnya diberi tangkai gapit yang dibuat dari tanduk sungu kerbau yang dikerjakan sa-
ngat halus.
Pada umumnya semua jenis wayang kulit pada penam- pilannya menggunakan kelir. Boneka wayang kulit menurut bentuk
dan sifatnya adalah merupakan gambar dekoratif yang berdimensi dua, sehingga memungkinkan dalam pementasannya menggunakan
kelir. Karena terbawa oleh sifat dan bentuk wayangnya, maka dalam cara memainkan dan menarikan wayang tersebut hanya diperlukan
ruang gerak yang sangat terbatas. Kemiskinan gerak wayang kulit dapat dilihat dalam waktu mengisi ruang pentas tersebut, misalnya
wayang dapat digerak-gerakan ke depan, ke belakang, ke atas dan ke bawah. Karena sifat wayang kulit sebagai gambar dekoratif dan
berbentuk dua dimensi, maka hanya dapat dilihat dengan jelas dari satu arah pandangan saja.
2.4.1 Wujud Wayang
Bila dilihat dari wujudnya dan keadaanya, wayang dapat dibedakan sebagai berikut, menurut bahannya terbuat dari kulit bina-
tang, kayu, kain, seng, kerdus, rumput dan sabagainya. Menurut ukurannya adalah wayang Sabet yaitu wayang yang biasa dipakai
dalam pergelaran, wayang Jujudan adalah wayang yang diperpan- jang dari pola aslinya, wayang Kidang Kencana adalah jenis wayang
yang berukuran kecil, wayang Kaper yaitu wayang yang berukuran lebih kecil dari wayang sabet.
Menurut bentuknya adalah wayang Gagahan yaitu tokoh-to- koh wayang gagah, wayang Alusan adalah tokoh wayang alus, wa-
yang Gecul yaitu wayang yang bersifat humor, wayang Oyi yaitu wa- yang putren yang paras mukanya menunduk luruh, wayang Endel
adalah wayang putren yang paras mukany mendongak lanyap, wa-
Di unduh dari : Bukupaket.com