Wayang Beber Jenis Wayang

2.3.1 Wayang Beber

Wayang Beber termasuk bentuk wayang yang paling tua u- sianya dan berasal dari masa akhir zaman Hindu di Jawa. Pada mu- lanya wayang Beber melukiskan cerita-cerita wayang dari kitab Ma- habharata, tetapi kemudian beralih dengan cerita-cerita Panji yang berasal dari kerajaan Jenggala pada abad ke-XI dan mencapai jaya- nya pada zaman Majapahit sekitar abad ke-XIV hingga XV. Wayang ini populeritasnya memudar sejak zaman kerajaan Mataram, sehing- ga makin langka dan kini diancam kepunahanya. Wayang tersebut masih dapat kita jumpai dan sesekali dapat dipergelarkan. Pada per- gelaran yang pernah dilangsungkan pada awal tahun 1983 di Sura- baya digunakan wayang Beber dari desa Karangtalun Kelurahan Ge- dompol Kecamatan Donorejo Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Wa- yang Beber ini dikenal dengan nama Wayang Beber Pacitan. Wayang Beber Pacitan melukiskan cerita Panji Asmara Ba- ngun dengan Dewi Sekartaji yang berjumlah 6 gulungan dengan se- tiap gulungan memuat 4 adegan. Jadi jumlah keseluruhan menjadi 24 adegan, tetapi adegan yang ke 24 tidak boleh dibuka, yang me- nurut kepercayaan pantangan untuk dilanggar. Sebagai salah satu warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang telah berusia sangat tua itu dan diakui sebagai hasil karya seni agung yang tiada duanya, maka Wayang Beber Pacitan ini perlu dilestarikan. Wayang Beber tersebut dicipta sesudah pemerintahan Amangkurat II 1677-1678 dan sebelum pemerintahan Amangkurat III 1703-1704 di Kartasura. Sedangkan sumber lain menyatakan bahwa Wayang Beber Pacitan tersebut diterima oleh dalang Nolodermo dari kraton Majapahit seba- gai hadiah atas jasanya setelah ia menyembuhkan putri raja. Cerita awal dari Wayang Beber ini adalah mengisahkan tentang Panji Asmara Bangun telah menyamar menjadi Panji Joko Kembang Kuning guna mengikuti sayembara menemukan Dewi Se- kartaji, hingga sepasang pengantin bahagia bersanding di pelaminan yaitu Raden Panji Asmara Bangun dan Dewi Sekartaji. Cerita terse- but konon merupakan cerita sindiran tentang kerusakan kerajaan Mataram sampai berpindahnya pemerintahan ke Kartasura, yang di- sungging indah sekali dan dibuat pada tahun 1614 Caka dengan sengkalan: gawe srabi jinambah ing wong.

2.3.2 Wayang Purwa