segala perilaku yang baik dijadikan contoh keturunannya. Kedua usaha tersebut disebut Dwi Dharma Bakti.
4.1.2 Penampilan Silsilah
Secara umum, penampilan silsilah tersebut hanya dipergu- nakan oleh orang-orang penting saja yang pada umumnya ditulis da-
lam buku-buku sejarah. Sedangkan pada zaman pemerintahan Hin- dia Belanda antara tahun 1610 sampai tahun 1942, hanya para raja
dan para bupati saja yang silsilahnya ditullis dan disusun dalam ki- tab-kitab sejarah.
Pada zaman Pra sejarah atau kepercayaan Animisme Dina- misme di Indonesia, di mana masyarakat mendewakan semua ben-
da hidup dari roh nenek moyangnya. Jelas bagi kita bahwa bangsa Indonesia sejak dahulu telah terbiasa mengagungkan leluhurnya
yang diwujudkan dengan jalan upacara penyembahan leluhurnya, baik di rumah maupun di tempat yang khusus yang disediakan seca-
ra beramai-ramai.
Ketika kebudayaan Hindu berkembang di Indonesia pada umumnya, di Jawa pada khususnya, penyembahan terhadap roh itu
tidaklah hilang hanya sifat dan bentuknya yang berubah. Selain me- ngagungkan leluhurnya dengan jalan menceritakan kembali kebaik-
annya, juga disatukan dengan penyembahan dan pemujaan terha- dap para dewa yang menjadi mitos India, seperti Dewa Siwa, Dewa
Wisnu, Dewa Brahma dan ada pula yang menyembah Batari Durga. Dengan jalan demikian, maka kesusasteraanpun ada dua macam,
yaitu Kitab Ramayana dan Kitab Mahabharata, disamping itu terda- pat pula cerita-cerita legenda rakyat, seperti Prabu Mikukuhan, Sri
Sadana, dan lain-lainya.
Lakon-lakon tersebut di atas, dipergelarkan di muka umum, sehingga tidak terbatas pada lingkungan keluarga saja, namun
umumpun dapat mendengarkan kabaikan-kabaikan apa yang diper- buat oleh leluhurnya itu. Hal tersebut jelas bahwa pangagungan ke-
pada leluhur bangsa Indonesia itu sangat menguntungkan bagi ke- mekaran kebudayaan Hindu, karena dalam upacara tersebut dapat
pula disisipkan kisah para dewa, yang disampaikan kepada masya- rakat dalam bentuk cerita Ramayana dan Mahabharata. Akhirnya ke-
dua cerita yaitu cerita dari India dan legenda rakyat disatukan, de- ngan jalan cerita pokok dalam pergelaran tersebut, ialah kisah-kisah
dari India dan adat kebiasaan hidup dan kehidupan serta kebiasaan lingkungan diambil dari kisah-kisah legenda rakyat.
Adapun cerita Mahabharata tersebut mengisahkan kepahla- wanan Pandawa yang dianggap sebagai leluhur bangsa India, kare-
na leluhur Pandawa menurut gaya India ialah raja Barata yang per- nah memimpin di India. Karena silsilah Mahabharata gaya India ter-
sebut tidak sesuai dengan adat kebiasaan dan lingkungan hidup bangsa Jawa, maka silsilah Mahabharata tersebut dirubah, seperti
Di unduh dari : Bukupaket.com
yang kita lihat pada Kitab Pustaka Raja Purwa, karya R, Ng. Rong- gowarsito. Disamping itu perlu pula diketahui bahwa Mahabharata
adalah hasil sastra India yang berpusatkan kepada Dewa Siwa dan Kitab.
4.2 Silsilah Bharata.