SPM 2 – Rombongan Belajar dan Ruang Kelas
79
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
Nomor Indikator SPM
2-3 Untuk setiap rombongan belajar SDMI tersedia 1 satu ruang kelas
2-4 Untuk setiap rombongan belajar SMPMTs tersedia 1 satu ruang kelas
2-5 Untuk setiap Ruang kelas SDMI dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk
peserta didik dan guru, serta papan tulis 2-6
Untuk setiap Ruang kelas SMPMTs dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis
2-7 Setiap Ruang Kelas SDMI dalam keadaan layak
2-8 Setiap Ruang Kelas SMPMTs dalam keadaan layak
c Analisis IP-2.1. dan IP-2.2 besaran rombel
Pemenuhan Indikator SPM ini dilakukan dengan menghitung rasio siswa per rombel tiap-tiap sekolah dengan rumus berikut ini:
Rasio Siswa per Rombel = Jumlah Siswa
Jumlah Rombongan Belajar Berdasarkan rasio tersebut kita membuat pengelompokan sekolah seperti contoh tabel di bawah ini.
Jumlah Sekolah Rasio siswa rombel
Grand Total
= 28 28=32
32= 36 36=40
40
Jenis Status Sekolah Dasar
98 12
5 4
1 120
Negeri 93
12 5
4 1
115 Swasta
5 5
Madrasah Ibtidaiyah 15
4 1
1 21
Negeri 11
3 1
1 16
Swasta 4
1 5
Grand Total 113
16 5
5 2
141
80
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN B - Uraian Substansi
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
Dari tabel di atas kita dapat melihat hanya terdapat 12 sekolah 8 yang mempunyai rasio siswa per rombel di atas 32 belum memenuhi SPM.
Alternatif Kebijakan • Menambah rombongan belajar
• Melakukan rayonisasi • Melakukan pembatasan penerimaan murid
• Tidak mengambil tindakan
Analisa lebih lanjut
Sebelum memutuskan alternatif kebijakan yang akan diambil akan lebih tepat bila kita melihat dahulu gambaran umum rasio siswa terhadap rombel. Hal ini diperlukan untuk melihat penyebab dari tingginya rasio
siswa terhadap rombel di sekolah-sekolah yang belum memenuhi SPM. Apakah disebabkan: 1 Tidak adanya alternatif sekolahmadrasah lain; 2 Ada alternatif sekolah lain tetapi juga memiliki rasio yang tinggi; 3
keinginan orang tua murid untuk mendaftarkan anaknya di sekolah favorit. Untuk itu kita akan melihat Rasio Siswa terhadap Rombel per tingkat wilayah dari kabupatenkota ke tingkat
kecamatan untuk SMPMTs, atau kabupatenkotake tingkat Desa untuk SDMI.
Rasio Siswa terhadap Rombel di Tingkat Kecamatan Kabupaten
Jenis Sekolah Rerata Siswa_Rb
Rasio
Kec. Bandar 23
Kec. Bener Kelipah 32
Kec. Bukit 21
Kec. Gajah Putih 17
Kec. Mesidah 13
Kec. Permata 22
Kec. Pintu Rime Gayo 16
Kec. Syiah Utama 20
Kec. Timang Gajah 19
Kec. Wih Pesam 23
Rerata Rasio seluruh Kabupaten 20
81
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
Disini kita melihat di beberapa kecamatan yang memiliki sekolah dengan rasio mendekati batasan SPM angka SPM rombel. Jadi adanya sekolah yang belum memenuhi SPM lebih disebabkan akan adanya kondisi khusus
di sekolah-sekolah tersebut, bukan disebabkan kondisi makro kabupaten.
Rasio Siswa terhadap Rombel di Tingkat Desa di Kabupaten
Jumlah Sekolah Rasio siswa rombel
Grand Total
= 28 28=32
32= 36 36=40
40
Kecamatan Desa Total
Kec. Wih Pesam 13
3 3
1 1
21 Bener Ayu
2 2
Bener Mulie 1
1 2
Blang Benara 1
1 Blang Kucak
1 1
Burni Telong 1
1 Gegerung
1 1
Karang Rejo 1
1 Kebun Baru
1 1
Kp. Bukit Pepanyi 1
1 Lut Kucak
1 1
Merie Satu 1
1 Pante Raya
1 1
1 3
Simpang Teritit 1
1 Suka Jadi
1 1
Suka makur 1
1 Suka Ramai
1 1
Syura Jadi 1
1
Disini kita mencoba menelaah kondisi di tingkat desa. Dari sini kita dapat menarik beberapa kesimpulan atau mengambil alternatif kebijakan untuk membantu sekolah yang tidak memenuhi SPM. Misalkan:
1. Sekolah di desa Bener Mulie, Pante Raya, Suka Makmuryang memiliki rasio diatas SPM dapat ditanggulangi dengan pembatasan penerimaan siswa, agar kelebihan siswa dapat ditampung di sekolah
lain yang memiliki rasio rendah
82
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN B - Uraian Substansi
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
2. Sekolah di desa Kebun Baru karena semua memiliki rasio jauh di atas SPM, maka
kemungkinan harus dilakukan penambahan rombel atau bahkan unit sekolah baru.
3. Untuk kecamatan Bener Kelipah dikarenakan rasionya tinggi di atas kecamatan yang lain
dapat dilakukan rayonisasi.
d Analisis IP-2.3. dan IP-2.4 kecukupan ruang kelas
Pemenuhan Indikator SPM ini dilakukan dengan menghitung rasio ruang kelas per rombel tiap-tiap sekolah dengan rumus berikut ini:
Rasio Ruang Kelas per Rombel = Jumlah Ruang Kelas
Jumlah Rombongan Belajar Berdasarkan rasio tersebut kita membuat pengelompokan sekolah seperti contoh tabel di bawah ini:
SekolahMadrasah menurut Rasio Ruang Kelas terhadap Rombel
Jumlah Sekolah Rasio Ruang Kelas
▼
Grand Total
0,5 0,5-0,75
0,75-1 1
1 -1,25
1,25 1,25-1,5
1,5
Jenis Status Sekolah
▼
Sekolah Dasar 1
14 18
53 6
4 4
100 Negeri
1 14
18 49
6 4
4 95
Swasta 4
5
Madrasah Ibtidaiyah 1
2 3
Negeri 1
1 Swasta
2 2
Grand Total 1
14 18
53 6
5 6
103
83
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
Alternatif Kebijakan • Membangun Ruang Kelas Baru
• Melakukan Penggabungan Sekolah • Melaksanakan pembelajaran kelas rangkap
• Tidak mengambil tindakan
Analisis lebih lanjut
Sebelum mengambil alternatif kebijakan, akan lebih tepat bila dilihat lebih dahulu variabel-variabel lain dari sekolah tersebut. Seperti dapat dilakukan tabulasi silang antara rasio siswa-rombel dengan kecukupan ruang kelas.
Tabulasi Silang Rasio Siswa Rombel dengan Rasio Ruang Kelas Rombel
Jumlah Sekolah Rasio Siswa Rombel
Total Kurang RK
≤16 16 ≤20
20≤24 24≤28
28≤32 32≤36
36≤40 40
Kurang RK -4
1 1
-3 9
1 1
11 -2
2 1
3 1
7 -1
3 1
1 5
Total 14
1 3
4 1
1 24
Dari tabel di atas kita dapat melihat, dari 24 sekolah yang kekurangan Ruang Kelas, 14 di
antaranya memiliki Rasio Siswa Rombel dibawah 16. Tentunya tidak disarankan untuk menerapkan
pembangunan RKB ruang kelas baru untuk sekolah tersebut. Untuk sekolah kecil yang sangat
kekurangan Ruang Kelas akan lebih disarankan untuk dilakukan penggabungan sekolah. Sedangkan
untuk sekolah yang sedikit kekurangan ruang kelas dapat mencukupi kebutuhannya dengan melakukan
pembelajaran kelas rangkap. Sedangkan penambahan Ruang Kelas akan diprioritaskan pada sekolah yang memiliki siswa per rombel tinggi, atau bahkan di atas SPM.
84
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN B - Uraian Substansi
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
e Analisis IP-2.5. dan IP-2.6 kecukupan sarana ruang kelas
Untuk menghitung pemenuhan indikator SPM ini, kita harus melakukan perhitungan kebutuhan masing- masing sarana yang disebutkan dalam indikator ini, dengan rumus seperti berikut:
Kebutuhan kursi siswa = Jumlah Siswa Kebutuhan meja siswa = Jumlah Siswa
Kebutuhan meja guru = Jumlah PTK + Ruang kelas digunakan Kebutuhan kursi guru
= Jumlah PTK + Ruang kelas digunakan Kebutuhan papan tulis = Ruang kelas digunakan
Analisis kebutuhan Lemari untuk Ruang Guru yang ada pada Analisis IP-4.3 dan IP-4.4 juga akan kita hitung bersama dengan sarana lain yang ada pada analisis ini. Berikut adalah rumus kebutuhan lemari di ruang guru.
Kebutuhan lemari guru = Jumlah PTK Setelah mengetahui kebutuhan masing-masing sarana kita dapat melakukan penghitungan rasio kecukupan
untuk masing-masing sarana.
Kecukupan Sarana = Ketersediaan Sarana
Kebutuhan Sarana Dari sini kita dapat melihat tingkat pemenuhan sarana di masing-masing sekolahmadrasah, sehingga dapat
melihat beberapa banyak sekolah yang sudah atau belum memenuhi SPM untuk masing-masing sarana. Seperti contoh di bawah ini adalah rasio kecukupan untuk kursi siswa.
SekolahMadrasah menurut kecukupan Kursi Siswa
SD MI
Total Jml
Total
Negeri Swasta
Negeri Swasta
Jml Jml
Jml Jml
Rasio Kecukupan 0,5 38
7 2
18 25
15 65
9 Rasio Kecukupan 0.5 - 1.0
209 36
4 36
77 45
290 38
Rasio Kecukupan 1.0 53
9 1
9 16
9 70
9 Rasio Kecukupan 1-2
238 41
3 27
2 100
44 26
287 38
Rasio Kecukupan 2 22
4 5
3 27
4 NA
19 3
1 9
3 2
23 3
Grand Total 579
100 11
100 2
100 170
100 762
100
85
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
Setelah kita mengetahui adanya sekolah yang masih mengalami kekurangan jumlah sarana, disini kursi siwa, maka kita dapat mulai mengidentiikasi kebutuhan tambahan sarana yang diperlukan agar sekolahmadrasah
tersebut memenuhi SPM.
Tambahan Sarana = Kebutuhan Sarana - Ketersediaan Sarana
Kebutuhan Tambahan Kursi Siswa SekolahMadrasah
SD MI
Grand Total Negeri
Swasta Swasta
Jumlah Sekolah 247
6 102
355 Jumlah Siswa
40,480 1,186
14,323 55,989
Ketersediaan Kursi 28,078
792 9,100
37,970 Kebutuhan Tambahan
12,402 394
5,223 18,019
Alternatif Kebijakan • Pengadaan Sarana Tambahan
• Hibah Sarana
f Analisis IP-2.7. dan IP-2.8 kelayakan ruang kelas
Seperti penghitungan-penghitungan sebelumnya, disini kita akan melihat seberapa
banyak sekolah yang masih memiliki Ruang Kelas dalam keadaan tidak layak. Asumsi
keadaan ruang kelas layak adalah ruang kelas milik dalam keadaan baik, ataupun kalau rusak
hanya rusak ringan. Asumsi ini diambil dengan dasar bahwa perbaikan untuk kerusakan ringan
sudah masuk dalam anggaran operasional sekolah, dan bukan anggaran investasi.
Tahap pertama penghitungan kita mulai dengan melihat berapa sekolah yang masih menggunakan Ruang Kelas yang tidak layak untuk rombongan belajarnya. Seperti yang digambarkan dalam skema di bawah ini:
86
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN B - Uraian Substansi
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
Dalam perhitungan pemenuhan SPM kita hanya akan menghitung biaya yang mungkin timbul dari perbaikan RK Tidak Layak yang digunakan. Untuk itu, kita harus menghitung berapa Ruang Kelas layak yang digunakan,
dan berapa RK tidak layak yang digunakan menggunakan rumus di bawah ini: RK Layak Digunakan = If RK Layak Rombel | Rombel | RK Layak
Rombel tanpa RK Layak = Rombel-Rombel Kelas Layak Bila Rombel Tanpa RK Layak sudah mencapai angka 0, maka semua RK yang digunakan di sekolah tersebut
dalam keadaan layak. Bila tidak, kita harus menghitung RK Tidak Layak yang digunakan RK Tidak Layak Digunakan = If RK Tdk Layak Rombel tanpa RK Layak |
RK Tidak Layak | Rombel tanpa RK Layak Setelah ini kita bisa menghitung Rasio Ruang Kelas Tidak Layak yang digunakan
Rasio RK Tidak Layak Digunakan = RK Tidak Layak Digunakan
X 100 RK Digunakan
Pemilahan Ruang Kelas menurut penggunaan dan kondisinya
Ruang Kelas Digunakan difungsikan
Tidak digunakandifungsikan Kondisi Tidak Layak
Kondisi Layak Kondisi Tidak Layak
Kondisi Layak
Prioritas Rehabilitasi
Prioritas Perawatan Preventif
Bukan Prioritas Rehabilitasi
Bukan Prioritas Perawatan Preventif
RK Tidak Layak yang Digunakan
RK Layak yang Digunakan
SekolahMadrasah menurut Rasio Ruang Kelas Layak Digunakan
SD MI
Total Jml
Total
Negeri Swasta
Negeri Swasta
Jml Jml
Jml Jml
Kelas Tidak Layak 100 24
4 2
1 26
3 Kelas tidak layak 50 - 100
22 4
4 2
26 3
Kelas tidak layak 50 158
27 47
28 205
9 Semua dalam Keadaan Layak
364 63
11 100
2 100
115 68
492 27
NA 11
2 2
1 13
2 Grand Total
579 100
11 100
2 100
170 100
762 100
87
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
Dari tabel ini kita bisa melihat seberapa banyak sekolah yang tidak memenuhi SPM, dan sejauh mana Ruang Kelas Tidak Layak digunakan di sekolah tersebut. Dari tabel ini pula kita bisa memulai prioritas renovasi dari
ruang-ruang kelas tersebut. Untuk menghitung berapa ruang kelas yang harus direnovasi, maka digunakan tabel lain, yang menampilkan
total Ruang Kelas Tidak Layak yang digunakan.
Jumlah Ruang Kelas Tidak Layak yang Digunakan
SD MI
Grand Total
Negeri Swasta
Jumlah Sekolah 204
53 257
Jumlah Ruang Kelas 1299
322 1621
Ruang Kelas digunakan 1233
315 1548
Ruang Kelas Tidak Layak 604
109 713
Alternatif Kebijakan • Melakukan rehabilitasirenovasi ruang kelas
dengan kondisi tidak layak.
• Memberikan dukungan kepada sekolah untuk
menggiatkan perawatan preventif untuk menjaga kondisi ruang kelas yang masih layak.
• Melakukan penggabungan sekolah untuk
sekolah-sekolah yang memiliki ruang kelas tidak layak ukuran rombel kecil.
• Melakukan pembelajaran kelas rangkap untuk
mengurangi kebutuhan ruang kelas.
88
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN B - Uraian Substansi
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota