MBS Manajemen Berbasis Sekolah: Upaya meningkatkan tata kelola manajemen sekolahsatuan

6 www.kinerja.or.id Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota • Dinas Pendidikan danatau Satuan Pendidikansekolah melaksanakan perbaikan pelayanan publik yang berbasis standar pelayanan yang jelas, fokus dengan landasan regulasi yang kuat. Pendekatan KINERJA juga berhasil mendorong perbaikan pelayanan yang berkelanjutan. • Terjadi perluasan dan replikasi penerapan SPM di sekolah-sekolah lainnya diluar sekolah yang didampingi oleh Kinerja. Rekomendasi kepada para Pimpinan Daerah Program perencanaan dan penganggaran SPM yang dilaksanakan Dinas Pendidikan bersama stakeholder kabupatenkota dengan dukungan dari KINERJA menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan telah membawa hasil, sebagaimana disampaikan di atas. Rekomendasi pertama KINERJA kepada pimpinan daerah, adalah untuk belajar dari pengalaman KINERJA, dari pengalaman itu menghitung kebutuhan pemenuhan SPM Pendidikan dan mengintegrasikan hasilnya dalam penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran daerah hingga tertuang dalam DPA dokumen pelaksanaan anggaran. Berdasarkan pengalaman tersebut, ada beberapa rekomendasi, yakni: a Diperlukan komitmen yang kuat dari para pimpinan daerah Sekda, BupatiWalikota, DPRD dan Dinas Pendidikan untuk menerapkan SPMstandar pelayanan minimal, b Setiap kebijakan pada pelayanan publik hendaknya berorientasi pada standar sehingga bisa diukur capaiannya dengan jelas, c Melibatkan organisasi masyarakat sipilOMS atau forum multi stakeholder FMS dalam penyelengaraan tata kelola pelayanan pendidikan dasar, d Mendayagunakan staf, struktur organisasi dan sumber daya lokal yang ada tanpa perlu membentuk unit organisasi baru, seperti: Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, UPTD, Dinas, Dewan Pendidikan, PGRI dan Perguruan Tinggi setempat. e Berkoordinasi dan sinergi antar SKPD dan instansi pemerintah daerah terkait, f Menetapkan indikator kinerja dan pengukuruan keberhasilan program, dan g Mengadopsi pendekatan KINERJA dan menggunakan bahan-bahan yang telah disusun oleh KINERJA. 7 www.kinerja.or.id Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota Rekomendasi kepada OMP dan Konsultan Organisasi Mitra Pelaksana OMP dan Konsultan mitra pelaksana KINERJA telah banyak membantu Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan dan forum multi stakeholder, mereka merupakan aset daerah yang berharga dan berpengalaman. Ada beberapa rekomendasi bagi OMP dan Konsultan dalam upaya melanjutkan perannya, yakni: a Mengintegrasikan aspek tata kelola yang baik good governance dalam setiap kegiatan penguatan dan pendampingan dengan melibatkan masyarakat danforum multi stakeholder, b Tetap berorientasi pada hasil, tidak sekadar memenuhi jadwal kegiatandan jumlah peserta kegiatan, c Bertindak sebagai advisor yang berperan lebih pada memberi stimulus daripada sebagai pegawai yang melaksanakan program, d Menggunakan modul-modul yang dikembangkan KINERJA untuk penguatan kapasitas OMP sendiri maupun penguatan pemerintah daerah dan forum multi stakeholder. e Bekerjasama antar OMP dan Perguruan Tinggi setempat untuk lebih meningkatkan kapasitaskemampuan. f Menempatkan tenaga lapangan dan narasumber yang kompeten dan berdedikasi tinggi. Rekomendasi kepada Lembaga Diklat Lembaga-lembaga pendidikan dan latihan di berbagai tingkat pemerintahan Diklat KabKota, Diklat Provinsi, Diklat Pusat mempunyai peran strategis dalam pendayagunaan aparatur negara karena secara periodik menyelenggarakan latihan untuk pegawai negeri sipil PNS. Direkomendasi agar lembaga-lembaga tersebut memasukkan pendekatan-pendekatan dan praktek-praktek baik KINERJA dalam kurikulum dan pelatihan yang diselenggarakan Diklat yang meliputi: a Tata kelola governance yang melibatkan warga masyarakat sebagai pengguna layanan publik, b Lebih berorientasi pada peningkatan ketrampilan dan tidak sekadar peningkatan pengetahuan dan pemahaman, c Mengadopsi modul, inovasi dan praktek baik good practice yang dikembangkan KINERJA DONOR lain, serta Kementerian Teknis terkait, seperti KemenPAN. d Menyelenggarakan pelatihan peningkatan pelayanan publik secara berkala, dengan membuka kesempatan melibatkan narasumber OMP, Konsultan, DinasInstansi yang sudah menerapkan praktek baik inovasi pelayanan publik. 8 www.kinerja.or.id Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota

BAB 2 PENDEKATAN KINERJA

Pendekatan Umum Proyek KINERJA KINERJA bekerja untuk menguatkan sisi penyediaan dan permintaan pelayanan publik yang lebih baik di bidang kesehatan, pendidikan dasar dan iklim usaha yang baik. KINERJA bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengatasi kesenjangan penyediaan pelayanan publik di bidang kesehatan, pendidikan, dan iklim usaha yang baik. Melalui insentif yang lebih baik, inovasi yang lebih luas, dan lebih banyak replikasi, pemerintah daerah di Indonesia diharapkan mampu menyediakan layanan yang lebih berkualitas serta lebih responsif terhadap kebutuhan dan permintaan warga negara atau pengguna layanan. Salah satu aspek kunci pendekatan KINERJA adalah keterlibatan warga masyarakat, organisasi masyarakat sipil LSM, dan media lokal untuk mendorong pelayanan publik yang lebih baik dan pemberian bantuan teknis kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam perencanaan dan penerapan SPM peran legislatif DPRD sangat dominan karena fungsi penganggaran berada di dewan perwakilan rakyat daerah. Peran Bappeda selaku koordinator perencanaan daerah juga sangat penting. Sebagian besar program KINERJA dilaksanakan melalui organisasi mitra pelaksana OMP dan Konsultan short termSTTA Kinerja, yang juga menerima pelatihan peningkatan kapasitas dari KINERJA. Beberapa contoh strategi untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat adalah: 1. Mendukung pelaksanaan kebijakan berdasarkan kondisi empiris melalui kajian dan analisa, seperti Analisa Anggaran Daerah dan Analisa Penghitungan Kebutuhan Pemenuhan SPM; 2. Membentuk forum multi-pemangku kepentingan untuk menciptakan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam perencanaan dan penganggaran yang partisipatif; 3. Melibatkan masyarakat untuk mengawasi penyediaan pelayanan publik melalui mekanisme penanganan pengaduan dan janji perbaikan pelayanan; serta 9 www.kinerja.or.id Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota 4. Mendukung pejabat pengelola informasi dan dokumentasi PPID, media lokal, dan jurnalis warga untuk menyediakan akses terhadap informasi publik dan meningkatkan permintaan terhadap penyediaan pelayanan publik yang lebih baik. 5. Membentuk Tim Penyusun perencanaan SPM kabkota yang terdiri dari multistakeholder untuk menciptakan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam perencanaan dan penganggaran yang partisipastif; Intervensi program KINERJA berada di tiga area, yakni: 1. Menguatkan pengguna layanan yang lebih baik demand side; 2. Meningkatkan praktik inovasi yang sudah ada dan mendukung pemerintah daerah untuk menguji dan mengadopsi pendekatan penyediaan pelayanan pendidikan yang berstandar; 3. Memperluas inovasi yang sudah dianggap berhasil di tingkat nasional dan mendukung organisasi di Indonesia untuk menyediakan dan menyebarluaskan pelayanan yang lebih baik kepada pemerintah daerah. Dengan bekerja disisi penyedia supply side dan dan pengguna layanan demand side, maka pendekatan yang digunakan KINERJA dalam melaksanakan program-programnya adalah transparansi, akuntablitas, partisipatif, dan responsif. Fokus Intervensi Kinerja pada Sektor Pendidikan Paket bantuan teknis KINERJA di sektor pendidikan dasar di kabkota meliputi 3 paket fokus pelayanan publik, yaitu :

1. Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan BOSP

BOS Bantuan Operasional Sekolah merupakan dukungan terhadap kecukupan kebutuhan operasional sekolah yang telah diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah daerah dan diteruskan ke sekolah. Berdasarkan survai, jika disesuaikan dengan harga satuan unit cost setempat dan usaha mencapai target SPM IP-15 sd IP-27 Pendidikan Dasar, maka ditemukan bahwa BOS belumlah mencukupi, sehingga masih ada kesenjangan kekurangan pendanaan kebutuhan biaya operasional suatu sekolah atau disebut biaya operasional satuan pendidikan BOSP. Dilain pihak, banyak kab