Contoh Keberhasilan Program SPM Pendidikandi Kabupaten Barru
22
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
stakeholder pendidikan Kab. Barru Forum Pemerhati Pendidikan BarruFP2B dan Konsultan STTA KinerjasertaOMP Pepopeda lokal, melakukan penghitungan indikator SPM IP5 sd IP9 dan analisis
pemetaan terkait ketersediaan guru SDMI dan SMPMTS di 3 kecamatan pilot project. Berdasarkan analisis kesenjangan tentang situasi, forum multi-stakeholder FP2B melakukan upaya advokasi untuk
mengeluarkan Peraturan Bupati tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS dan petunjuk teknis pelaksanaannya. Dengan komitmen Bupati dan Dinas Pendidikan diputuskan pendistribusian guru
akan dilaksanakan secara serentak di seluruh kecamatan di Kab.Barru. Mengingat baru 3 kecamatan yang dianalisis, maka Bappeda dengan dana APBD sendiri menyewa Konsultan ex-konsultan Kinerja
untuk melaksanakan analisis pemetaan guru di sisa kecamatan lainnya 4 kec.. Melalui serangkaian diskusi dan advokasi intensif antara wakil-wakil pemerintah dan forum multi
stakeholder beserta OMP Pepopeda, peraturan tersebut disahkan dan meresmikan kebijakan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kekurangan guru di sekolah-sekolah dengan penataan
dan pemerataan guru PNS diseluruh kecamatan. Implementasi peraturan bupati ini dipantau oleh forum multi-stakeholder.
b Pendekatan KINERJA
Pendekatan KINERJA mengedepankan keterlibatan dari dua sisi, yakni sisi penyedia layanan supply : DinasSKPD dan unit layananansekolah dan sisi pengguna layanan muridsiswa, orangtua. Di sisi
penyedia layanan, pendekatan ini bertujuan untuk memperkuat pemerintah daerah dalam hal: • Meningkatkan perhatian pada dampak kesenjangan SPMdi sekolah-sekolah bidang pendidikan
dasar untuk peningkatan layanan pendidikan berkualitas. • Meningkatkan kemampuan penghitungan kebutuhan pemenuhan SPM Pendidikan dalam rangka
secara bertahap memenuhi standar pelayanannya. • Secara efektif menerapkan kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS dalam siklus
perencanaan organisasi daerah. Disisi pengguna layanan, pendekatan ini memperkuat masyarakat dan orangtua murid, sehingga
mereka: • Memahami hak-hak mereka terhadap layanan pendidikan yang berkualitas.
• Secara aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan daerah yang mempengaruhi masyarakat.
23
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
• Melakukan peran pengawasan dan advokasi pemerintah daerah bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan penataan pemerataan guru secara transparan, akutabel, partisipatif.
Selain itu, pendekatan KINERJA juga menggunakan media massa, termasuk media massa alternatif jurnalisme warga sehingga tersedia peluang bagi partisipasi masyarakat. Pendekatan terbuka ini
didorong atas dasar kesadaran perlunya tindakan mendesak dan menyoroti kebaikan bersama yang menjadi tujuan kebijakan pemerintah daerah. Di masa lalu, mutasi guru adalah hak mutlak pemerintah
kabkota, namun Kabupaten Barru melibatkan unsur multi stakeholder untuk melaksanakan distribusi guru yang didasakan analisis data lapangan.
c Strategi Program
Secara kronologi strategi untuk memperkenalkan dan keberhasilan pelaksanaan Program BOSP adalah sebagai berikut :
1. Penguatan organisasi masyarakat sipil Pemerintah Kabupaten Barru membuka ruang organisasi masyarakat sipil dengan melibatkan
mereka dalam analisis, perencanaan, pengawasan, dan evaluasi. Selain itu, instansi pemerintah dan masyarakat sipil bekerjasama bersama-sama, berdialog-diskusi mencari solusi terbaik.
2. Pembentukan dan penguatan forum multi-stakeholder MSF Pemerintah setempat juga diakui dan didukung oleh Forum Pemerhati Pendidikan Barru dan OMP
Pepopeda melibatkan anggota masyarakat, para profesional bidang pendidikan, anggota dewan pendidikan dan wartawan. Forum ini melakukan kampanye advokasi khusus pada kebijakan distribusi guru.
3. Pembentukan Tim SPM Pemerintah Kabupaten Barru membentuk Tim SPM yang melibatkan beberapa SKPD terkait, termasuk
Dinas Pendidikan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda, Bagian Pendidikan dan Pelatihan, Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah, Bagian Hukum , Bagian Organisasi,
dan Forum Pendidikan Barru untuk menghitung, menganalisis, dan memveriikasipenataan dan pemerataan guru sekolah, dan untuk menyusun Peraturan Bupati dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan.
4. Advokasi kebijakan oleh Tim SPM Dinas Pendidikan Kabupaten Barru bekerjasama dengan forum multi-stakeholder MSF
mensosialisasikan Peraturan Bupati dan Petunjuk Teknisnya melalui diskusi-diskusi dan lokakarya dengan para guru, kepala sekolah, pejabat UPTD Pendidikan.
5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan oleh MSF Menyusul penerbitan Peraturan Bupati forum multi-stakeholder, Dewan Pendidikan dan jurnalisme
warga JW memantau pelaksanaan penataan pemerataan guru PNS.
24
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
d Perluasan Program SPM
Dengan keberhasilan melaksanakan program Distribusi Guru Proporsional DGP dengan pendekatan yang governance, Kab.Barru semakin mantap untuk memperluas intervensi lainnya di sektor
Pendidikan yaitu menerapkan Program MBS Manajemen Berbasis Sekolah dan Program BOSP penghitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan. Sehingga dengan ketiga program tersebut
sasaran target SPM dapat dicapai untuk keseluruhan 27 indikator SPM IP1 sd IP27. Pendekatan dan praktek baik Program MBS dan program BOSP juga mengadopsi dari pendekatan program KINERJA.
e Hasil-hasil Program Penerapan SPM Pendidikan
Hasil nyata yang memberikan kontribusi terhadap keberhasilan inisiatif adalah sebagai berikut : • Peraturan Bupatitentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS Kab. Barru.
• Menerapkan prosedur dan petunjuk teknis pelaksanaan penataan dan pemerataan guru. • Pembentukan Tim Tim Implementasi oleh pemerintah daerah.
• Pembentukan Forum Multi Stakeholder Forum Pemerhati Pendidikan. • Pengalokasian anggaran biaya bidang Pendidikan untuk mencapai pemenuhan target SPM.
• Partisipasi orangtua murid dan masyarakat untuk pembangunan fasilitas sekolah.