Penguatan Manajemen Berbasis Sekolah MBS

11 www.kinerja.or.id Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota

3. Distribusi Guru yang Proporsional DGP

Banyak kabukota yang melaporkan bahwa beberapa sekolahnya mengalami kekurangan guru, dan meminta tambahan guru, baik dalam hal jumlah maupun spesialisasi guru dalam mata pelajaran tertentu. Permintaan ini berdasarkan atas kebutuhan sesuai dengan bukti nyata di lapangan serta usaha dalam memenuhi indikator SPM IP-5 sd IP-9 yang berkaitan dengan kecukupan dan kualiikasi guru di SDMI dan SMPMTs. Proyek rintisan BERMUTU di Kemendiknas, dengan dukungan Bank Dunia, memfasilitasi Dinas Pendidikan untuk mengkaji ulang, menganalisis, dan mengembangkan rekomendasi yang berhubungan dengan sumber daya guru, jumlah sekolah dan jumlah murid. Rasio yang dihasilkan dalam analisis sering menunjukkan bahwa KabKota mengalami surplus tenaga guru, tetapi terjadi ketimpangan antar sekolah dan kecamatan.Para guru kurang terdistribusi dengan seimbang, lebih sering berkumpul di daerah perkotaan, sedangkan hanya segelintir yang berminat mengajar di daerah terpencil. Bantuan teknis dirancang untuk memberikan asistensi teknis kepada Kab Kota dan komunitas tentang analisis penyebaran guru, mengembangkan rekomendasi teknis dan keuangan untuk kebijakan terkait, dan melaksanakan inovasi dalam penyebaran tenaga guru yang proporsional, termasuk manajemen pendidikan. Prinsip-Prinsip Tata Kelola Sektor Pendidikan Di sektor pendidikan, KINERJA melaksanakan paket program BOSP Biaya Operasional Satuan Pendidikan, DGP Distribusi Guru yang Proporsional, dan MBS Manajemen Berbasis Sekolah yang berorientasi standar pelayanan minimal SPM.Program sektor pendidikan ini dilaksanakan dengan prinsip-prinsip umum sebagai berikut: • Keikutsertaan instansi-instansi terkait. Program-program di sektor pendidikan tidak semata-mata dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, melainkan menyangkut beberapa instansi pemerintah daerah lainnya seperti Bappeda, Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Bagian Keuangan, Bagian Hukum, Badan Kepegawaian Daerahdan DPRD. Oleh karena itu, dalam melaksanakan program-program sektor pendidikan, keterlibatan antar instansilembaga sangat penting. • Keikutsertaan forum multi stakeholder. Dari sisi pengguna pelayanan, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan karena masyarakat mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam penyelengaraan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundangan. Dengan keterlibatan masyarakat, program- program sektor pendidikan dapat dilaksanakan secara tranparan, akuntabel dan perbaikan secara terus- menerus. 12 www.kinerja.or.id Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota • Berkelanjutan. Semua pendekatan program sektor pendidikan harus dapat berlangsung terus secara berkesinambungan. Hal ini hanya dapat terlaksana ketika manfaat program-program pendidikan dapat dirasakan oleh masyarakat dan pelaksanaannya terus dikawal, tidak saja oleh pemerintah daerah tetapi juga oleh masyarakat melalui forum-forum multi stakeholder. • Berorientasi Standar. Dengan mengacu kepada standar pelayanan yang jelas sesuai regulasi maka kinerja pelayanan dapat diukur lebih baik dan dapat diperbandingkan secara nasional, regional dan lokal. Prinsip dan Tahapan dalam Penghitungan Kebutuhan Pemenuhan SPM Pendidikan Dasar Prinsip-prinsip umum perencanaan SPM sebagai berikut: 1. Dengan menerapkan SPM atau standar pelayanan akan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang berkelanjutan continuous improvement. 2. Peraturan pemerintah kementerian terkait SPM dan standar lainnya, dimaksudkan sebagai alat untuk meningkatkan mutu pendidikan secara merata dan terfokus. 3. Penghitungan SPM menggunakan data yang valid dan mutakhir. Untuk itu ketersediaan data yang baik di Dinas Pendidikan dan sekolah menjadi persyaratan utama. 4. Penghitungan SPM berdasarkan pedoman peraturan regulasi Pemerintah yang berlaku dan mengacu kepada kesenjangan gap antara capaian yang saat ini dengan sasaran yang ditetapkan secara nasional provinsi, jadi bukan hanya apa yang diinginkan kepala sekolah, kelompok warga, atau BupatiWalikota. 5. Penghitungan SPM dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri dengan membentuk Tim Penyusun SPM yang terdiri dari berbagai unsur: eksekutif, legislatif, masyarakat tokohahli. 6. Memuat capaian sasaran SPM sehingga pembiayaan sekolah lebih diarahkan pada peningkatan pelayanan publik, pemenuhan standar pelayanan minimal, dan pencapaian mutu pendidikan yang semakin tinggi. 7. Didasarkan pada regulasi daerah Surat keputusan, Peraturan bupatiwalikota atau Peraturan daerah. Hal ini diperlukan untuk menjamin penerapan SPM dapat berlangsung terus secara berkesinambungan. 8. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program SPM secara periodik diperlukan agar penerapanSPM dapat tepat sasaran dan selalu terus disempurnakan, 9. Pengelolaan setiap pengaduan masyarakat secara jujur, agar pengaduan menjadi sumber perbaikan yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat pengguna layanan.