Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan BOSP

10 www.kinerja.or.id Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota kota yang berminat untuk memenuhi kesenjangan pendanaan tersebut, tetapi belum tahu bagaimana menghitungnya. Program DBE-USAID sebelumnya, telah memulai dengan metode penghitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan BOSP. Pendekatan ini mendorong SKPD dan pemangku kepentingan terkait untuk menganalisa berapa biaya operasional yang nyata per anaktahun di tingkat SDMI dan SMPMTs sesuai dengan kondisi dan biaya setempat. Hal ini menjadi dasar untuk merancang alokasi dana pendidikan secara menyeluruh di kabupatenkota. Jika hasil analisis atau perhitungan menunjukkan bahwa masih terjadi kesenjangan biaya pendidikan, maka direkomendasikan bagaimana APBD dapat menutupi kesenjangan tersebut. Jika APBD masih belum dapat menutupi semua kesenjangan tersebut, maka bagaimana mencari alternatif pendanaan, dari sisi pengguna atau komunitas lainnya misal melalui kemitraan pemerintah dan swasta, sepanjang masih diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku.

2. Penguatan Manajemen Berbasis Sekolah MBS

Setelah berjalan 5 tahun sejak Juli 2005, tahun 2011 Pemerintah Pusat memperkenalkan mekanisme pencairan Bantuan Operasional Sekolah BOS yang baru. Dana APBN ditransfer langsung ke Kas Daerah, kemudian dana tersebut diberikan ke SDMI dan SMPMTs untuk memenuhi SPM sekolah. Kemendiknas bersama beberapa mitra pembangunan telah mengembangkan pendekatan dan modul dalam melengkapi mekanisme ini untuk mendampingi pemangku kepentingan di tingkat Dinas Pendidikan kabkota maupun di sekolah. Perencanaan dan penganggaran melalui penyusunan Rencana Kerja Sekolah RKS yang partisipatif, pelaksanaan dan pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel merupakan pendekatan yang disiapkan bagi pemangku kepentingan sekolah. Dari berbagai sumber diketahui bahwa hal diatas belum dilaksanaakan secara konsisten dilapangan. Kinerja menyiapkan pendekatan secara menyeluruh dari sudut pemberian pelayanan dan pengguna layanan. Penguatan MBS ditujukan tidak hanya untuk pencapaian indikator SPM IP-27 Penerapan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah MBS, tetapi juga untuk pencapaian 13 indikator SPM IP-15 sd IP-27 di tingkat sekolah satuan pendidikan. Pemangku kepentingan pada tingkat kabupaten kota, adalah orang lembaga yang berkepentingan dengan pendidikan, termasukDewan Pendidikan, DPRD untuk komisi terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, Organisasi Masyarakat Sipil OMS, perwakilan kepala sekolah, guru, Komite Sekolah KomSek dan orang tua. Sedangkan pada tingkat sekolah adalah kepala sekolah, guru, komite sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama, perwakilan dinas pendidikan dan pemerhati. 11 www.kinerja.or.id Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota

3. Distribusi Guru yang Proporsional DGP

Banyak kabukota yang melaporkan bahwa beberapa sekolahnya mengalami kekurangan guru, dan meminta tambahan guru, baik dalam hal jumlah maupun spesialisasi guru dalam mata pelajaran tertentu. Permintaan ini berdasarkan atas kebutuhan sesuai dengan bukti nyata di lapangan serta usaha dalam memenuhi indikator SPM IP-5 sd IP-9 yang berkaitan dengan kecukupan dan kualiikasi guru di SDMI dan SMPMTs. Proyek rintisan BERMUTU di Kemendiknas, dengan dukungan Bank Dunia, memfasilitasi Dinas Pendidikan untuk mengkaji ulang, menganalisis, dan mengembangkan rekomendasi yang berhubungan dengan sumber daya guru, jumlah sekolah dan jumlah murid. Rasio yang dihasilkan dalam analisis sering menunjukkan bahwa KabKota mengalami surplus tenaga guru, tetapi terjadi ketimpangan antar sekolah dan kecamatan.Para guru kurang terdistribusi dengan seimbang, lebih sering berkumpul di daerah perkotaan, sedangkan hanya segelintir yang berminat mengajar di daerah terpencil. Bantuan teknis dirancang untuk memberikan asistensi teknis kepada Kab Kota dan komunitas tentang analisis penyebaran guru, mengembangkan rekomendasi teknis dan keuangan untuk kebijakan terkait, dan melaksanakan inovasi dalam penyebaran tenaga guru yang proporsional, termasuk manajemen pendidikan. Prinsip-Prinsip Tata Kelola Sektor Pendidikan Di sektor pendidikan, KINERJA melaksanakan paket program BOSP Biaya Operasional Satuan Pendidikan, DGP Distribusi Guru yang Proporsional, dan MBS Manajemen Berbasis Sekolah yang berorientasi standar pelayanan minimal SPM.Program sektor pendidikan ini dilaksanakan dengan prinsip-prinsip umum sebagai berikut: • Keikutsertaan instansi-instansi terkait. Program-program di sektor pendidikan tidak semata-mata dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, melainkan menyangkut beberapa instansi pemerintah daerah lainnya seperti Bappeda, Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Bagian Keuangan, Bagian Hukum, Badan Kepegawaian Daerahdan DPRD. Oleh karena itu, dalam melaksanakan program-program sektor pendidikan, keterlibatan antar instansilembaga sangat penting. • Keikutsertaan forum multi stakeholder. Dari sisi pengguna pelayanan, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan karena masyarakat mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam penyelengaraan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundangan. Dengan keterlibatan masyarakat, program- program sektor pendidikan dapat dilaksanakan secara tranparan, akuntabel dan perbaikan secara terus- menerus.