17
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
3. Identiikasi Status Pencapaian SPM dan Sasaran target SPM. 4. Analisis Kesenjangan Capaian gap terhadap Target SPM, Prioritisasi Penyebab Kesenjangan, dan
Strategi Penanganan, 5. Penghitungan Kebutuhan Anggaran untuk Mengurangi Kesenjangan Capaian gap dan Pelaksanaan
ProgramKegiatan 6. Integrasi Target SPM dan Kebutuhan Anggaran Pencapaian Target SPM ke dalam Dokumen Perencanaan
dan Penganggaran Daerah dan DinasSKPD, 7. Monitoring dan Evaluasi Capaian SPM.
8. Adopsi praktek baikinovasi dan ReplikasiPerluasan Penerapan SPM ke Sekolah atau instansiSKPD lainnya.
Proses Kerja
1. Peran Masing-masing Stakeholder
Pada prinsipnya semua Stakeholder bekerjasama dalam pelaksanaan perencanaan SPM di semua tahapan, namun masing-masing Stakeholder mempunyai peran khusus, yaitu :
• Konsultan STTAdanatau oragnisasi mitra pelaksanaOMP berperan melaksanakan lokakaryapelatihan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam penghitungan kebutuhan costing pemenuhan
target SPM dan pendampingan dalam penghitungan. • Tim Penyusun SPM berperan melakukan penghitungan SPM dan menyusun rekomendasi teknis yang
disampaikan kepada pengambilan keputusan, serta melaksanakan advokasi untuk pengalokasian anggaran pemenuhan SPM dan integrasi ke dalam dok.perencanaan daerah.
• Kepala Dinas dan BupatiWalikota berperan dalam menindaklanjuti rekomendasi teknis dengan mengintegrasikan hasil costing SPM ke dalam dokumen perencanaan dinasdaerah, serta mengalokasikan
anggaran untuk pembiayaan kegiatan prioritas pemenuhan SPM. • Tim Anggaran dan DPRD berperan dalam menyetujui alokasi dana pemenuhan SPM yang diusulkan
sesuai dengan hasil analisis dan penghitungan serta mengawasi pelaksanaan implementasi program SPM daerah.
• Tim SPM bersama MSF atau unsur CSO melaksanakan advokasi kebijakan dan pengawasan penerapan SPM untuk perbaikan dan peningkatan pelayanan publik secara berkelanjutan. Selain terlibat dalam Tim
Penyusun SPM yang melakukan proses penghitungan dan penyusunan rekomendasi teknis, forum multi StakeholderMSF berperan dalam pengawasan pelaksanaan program-kegiatan prioritas pemenuhan
18
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Pendidikan Dasar untuk KabupatenKota
SPM di tingkat unit layanansekolah dan tingkat kabkota SKPDDinas. Pengawasan dilakukan melalui Monitoring dan pengaduan-pengaduan yang kemudian ditindaklanjuti dengan analisis dan laporan kepada
para pengambil kebijakan.
2. Pelaksanaan Rencana Kerja
Kegiatan perencanaan SPMKinerja dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Lokakarya Peningkatan Pemahaman dan Kesadaran atas SPM dan Studi Komparatif penerapan
Standar Pelayanan bidang pendidikan: Menyelenggarakan lokakarya di kabkota dengan mengundang semua Stakeholder terkait untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran atas pentingnya SPM dan
Standar Layananservice standard. Jika memungkinkan Pejabat daerah melakukan studi komparatif banding ke kabkota yang telah menerapkan SPM dan Standar Layanan secara baik dan berhasil
untuk memahami dan mendalami langsung permasalahan penerapan SPM. 2. Review Peraturan di Tingkat Provinsi dan KabupatenKota dalam Penerapan SPM serta peraturan
perundangan tentang SPM Pendidikan: Tim Penyusun SPM dan Dinas melakukan review peraturan- peraturan terkait SPM untuk mengkaji peraturan yang mendukung menghambat pencapaian
pemenuhan SPM dan menentukan target sasaran SPM yang harus dicapai kabkota. 3. Identiikasi Status Pencapaian SPM dan Sasaran target SPM: Mengidentiikasi capaian masing-masing
indikator SPM IP1 sd IP27 pada tahun ini dan beberapa tahun sebelumnya, baik ditingkat unit layanan sekolah dan tingkat kabkota Dinas.
4. Analisis Kesenjangan Capaian gap terhadap Target SPM, Prioritisasi Penyebab Kesenjangan, dan Strategi Penanganan: Menganalisis kesenjangan gap masing-masing indikator SPM Pendidikan
antara capaian dengan target NasionalProvinsi yang ditetapkan. Serta mengidentiikasi nilai gap yang terbesar hingga terkecil. Gap yang besar akan prioritas ditangani lebih dahulu. Dilanjutkan
menganalisis penyebab terjadinya gap dengan memilih salah satu metode misal “pohon masalah” atau “
ishbone”, kemudian menyusun program-kegiatan untuk mengatasi masalah serta membuat priotitas rangking dan strategi penanganannya.
5. Penghitungan Kebutuhan Anggaran untuk Mengurangi Kesenjangan Capaian gap dan Pelaksanaan ProgramKegiatan: Setelah ditentukan rangking program-kegiatan dan strateginya maka dilakukan
penghitungan kebutuhan biaya untuk melaksanakannya secara bertahap, pada umumnya dalam jangka menengah 3-5 tahun, disesuaikan dengan target SPM yang harus dicapai.
6. Integrasi Target SPM dan Kebutuhan Anggaran Pencapaian Target SPM ke dalam Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Daerah dan DinasSKPD: Melaksanakan lokakarya hasil
penghitungan costing SPM dengan mengundang berbagai pihak uji publik dan mengintegrasikan hasil