Uji Homogenitas Variansi Uji Persyaratan Analisis
ditolak
. Sebaliknya jika harga t
hitung
lebih besar dari t
tabel
pada taraf signifikasi 5 maka H
o
ditolak dan H
a
diterima.
Berdasarkan penghitungan uji-t diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik
kelas X SMA Negeri 7 Yogyakarta antara kelas yang diajar dengan menggunakan strategi SQP2RS dan yang diajar dengan menggunakan cara tradisional. Data
selengkapnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 16: Hasil Uji-t Post-test Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Sumber
Mean t
hitung
t
tabel
Sig. Ket.
Post-test Eksperimen
Post-test Kontrol
36,66 33,90
4,680 1,998 0,00 t
hitung
t
tabel
atau sig0,05 =
signifikan
Berdasarkan hasil analisis tabel di atas dapat dilihat mean masing-masing
kelas. Kelas eksperimen memiliki mean sebesar 36,66
dan kelas kontrol sebesar 33,90
, maka mean kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol 36,66
33,90 .
Selain menggunakan nilai mean akan dijelaskan secara statistik, yaitu hasil perhitungan t
hitung
keterampilan membaca bahasa Jerman akhir post-test sebesar 4,680 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00. Kemudian nilai t
hitung
tersebut dikonsultasikan dengan nilai
t
tabel
pada taraf signifikansi
= 0,05, diperoleh t
tabel
1,998. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t
hitung
lebih besar daripada t
tabel
4,680 1,998, apabila dibandingkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil
dari nilai taraf signifikansi 5 0,000,05, maka hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima.
Artinya terdapat perbedaan yang signifikan
keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA Negeri 7
Yogyakarta antara kelas yang diajar dengan menggunakan strategi SQP2RS dan yang diajar dengan menggunakan metode konvensional.
Untuk menguji hipotesis mengenai keefektifan penggunaan strategi SQP2RS
dibandingkan metode konvensional tersebut dicari dengan melihat bobot keefektifan. Hal ini untuk mengetahui bobot keefektifan dari penggunaan strategi
SQP2RS. Untuk menguji hipotesis kedua tersebut dapat dilihat melalui
perhitungan bobot keefektifan seperti dalam tabel berikut ini.
Tabel 17: Hasil Perhitungan Bobot Keefektifan
Kelas Skor
Rata-rata Gain Skor Bobot
Keefektifan Pre-test
Eksperimen 30,42
1,342 9,1
Post-test Eksperimen
36,66 Pre-test
Kontrol 30,50
Post-test Kontrol
33,90
Berdasarkan perhitungan diperoleh rata-rata pre-test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 30,46. Hasil perhitungan bobot keefektifan dengan
menghitung selisih antara nilai mean post-test eksperimen dengan mean post-test kontrol dibagi rata-rata pre test dikali 100, hasilnya didapat bobot keefektifan
sebesar 9,1 sehingga hipotesis alternatif Ha diterima, artinya penggunaan
strategi SQP2RS dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA Negeri 7 Yogyakarta lebih efektif daripada
pembelajaran dengan menggunakan cara tradisional, hipotesis kedua dalam