PENGANTAR EKONOMI
137
pabrik multiplant firm lebih efisien daripada perusahaan-perusahaan dengan satu pabrik. Kasus-kasus seperti terjadi disebabkan oleh ekonomisnya biaya
pengoperasian berbagai pabrik.
c Kemungkinan ketiga, ditunjukkan oleh gambar 6.7c adalah biaya mula-mula menurun sampai Q
merupakan output dari pabrik yang paling efisien dan kemudian menarik. Disini mula-mula terjadi economic of scale, kemudian biaya
koordinasi menjadi lebih besar daripada manfaat yang bisa diperoleh.
6.8. Disekonomi Perluasan Skala Produksi
Dalam suatu kegiatan proses produksi, dimana kekuatan ekonominasi perluasan skala produksi tidak begitu besar maka ada kecenderungan terjadi disekonomisasi
perluasan skala produksi yang lebih cepat. Dengan demikian berarti naiknya kurve LRAC akan terjadi pada tingkat produksi yang relative kecil.
Gambar a menggambarkan kurve LPAC untuk suatu perusahaan dimana terjadi
a
Ongkos Produksi
Jumlah Output
Ongkos Produksi
Jumlah Output
Ongkos Produksi
Jumlah Output
b
c
LR AC
LR AC
LR AC
PENGANTAR EKONOMI
138
disekonomisasii perluasan skala peoduksi yang relative cepat. Dalam kasus ini kurve LRAC mulai menaik pada produski yang terlalu cepat. Gambar b merupakan
kasus sebaliknya dari kasus a dimana kekuatan ekonomisasi perluasan skala produksi cukup besar, kurve LRAC baru mulai menaik pada tingkat hasil produksi
yang relatif besar, naiknya ongkos produksi rata-rata perunit baru mulai terjadi pada tingkat produksi yang relative besar. Kasus yang terjadi pada b banyak terjadi pada
perusahaan-perusahaan yang memegang monopoli. Pada kasus c disekonomisasi baru terjadi apabila produsen memproduksi barang dalam jumlah sangat besar.
6.9.
Ongkos Produksi Jangka Panjang dan Perubahan Harga Faktor Produksi
Dapat dikatakan bahwa perubahan harga faktor produksi akan mempengaruhi biaya produksi total dan biaya rata-rata produksi. Untuk dapat memahaminya marilah kita
gunakan gambar di bawah ini. Biaya produksi jangka panjang akan meningkat apabila terjadi peningkatan harga factor produksi. Usaha untuk mengganti harga
factor produksi yang meningkat dengan harga factor produksi yang lebih murah dan memiliki sifat substitusi mungkin saja dilakukan perusahaan, tetapi meskipun
demikian besarnya biaya produksi untuk tingkat output tertentu dengan harga yang baru akan meningkatkan biaya produksi yang baru lebih besar dibandingkan dengan
harga yang lalu. Kejadian ini akan berlaku untuk setiap produksi dan akan berdampak pada ACLR biaya rata-rata jangka panjang akan meningkat.
Perubahan harga factor produksi disamping merubah ACLR biaya rata-rata jangka panjang juga merubah MCLR biaya batas jangka panjang. Secara umum
pengaruh perubahan harga factor produksi terhadap ACLR dan MCLR dapat dijelaskan sebagai berikut :
a Apabila harga factor produksi naik, maka ACLR akan naik. Titik maximum ACLR yang baru akan terjadi pada tingkat produksi yang lebih besar
apabila factor produksi tersebut termasuk barang normal atau inferior. Dan titik minimum tersebut terjadi pada tingkat produksi yang lebih kecil
apabila factor produksi tersebut termasuk barang superior. Kejadian yang sebaliknya terjadi apabila harga factor produksi mengalami penurunan.
b Kenaika harga factor produksi akan berakibat MCLR menurun apabila factor produksi tersebut termasuk barang inferior. Apabila factor produksi
tersebut termasuk barang normal atau superior maka MCLR akan naik.. Kejadian yang sebaliknya terjadi apabila harga factor produksi mengalami
penurunan.
PENGANTAR EKONOMI
139
Gambar 6.10 Perubahan AC dan MC apabila terjadi
perubahan harga factor produksi
6.10. Analisis Peluang Pokok Analisis peluang-pokok Break Event Point atau sering juga disebut analisis
konstribusi laba merupakan teknik analisis penting yang digunakan untuk mempelajari hubungan-hubungan antara biaya, penerimaan dan laba. Sifat analisis
peluang-pokok ini dilukiskan dalam gambar 6.10 yakni sebuah grafik dasar peluang- pokok, yang terbentuk dari kurva biaya total TC dan penerimaan dan penerimaan
total TR suatu perusahaan. Volume output ditunjukkan oleh sumbu horisontal, sedangkan penerimaan dan biaya ditunjukkan pada sumbu vertikal. Karena biaya
tetap FQ selalu konstan tanpa memandang berapapun jumlah output yang
Biaya Produksi
Jumlah Produksi
MC
1
AC
1
MC AC
MC
1
MC
0 Q Q
1
0 Q Q
1
AC AC
1
MC AC
MC
1
AC
1
0 Q
1
Q Biaya
Produksi
Jumlah Produksi
Biaya Produksi
Jumlah Produksi
Faktor Produksi Inferior Faktor Produksi Normal
Faktor Produksi Superior
PENGANTAR EKONOMI
140
dihasilkan, maka FC tersebut ditunjukkan oleh garis yang mendatar. Biaya variabel VQ pada setiap output ditunjukkan oleh jarak antara kurva TC dan kurva FC. Kurva
TR menunjukkan hubungan hargapermintaan akan produk perusahaan tersebut dan labakerugian pada setiap output ditunjukkan oleh jarak antara kurva TR dan kurva
TC.
Gambar 6.11. Grafik Peluang-pokok Walaupun gambar 6.11 disebut grafik peluang-pokok dan bisa digunakan untuk
menentukan kuantitas output di mana perusahaan tersebut mulai memperoleh laba yang positif, nilai analisisnya bisa juga digunakan untuk menentukan tingkat output
peluang-pokok. Grafik tersebut menggambarkan hubungan penerimaan dan biaya pada seluruh tingkat output dan oleh karena itu bisa digunakan untuk menganalisis
apa yang terjadi terhadap laba jika volume output berubah-ubah.
Rugi TR, TC
TC
TR Untung
TR=TC TR=TC
Rugi
FC
0 Q
1
Q
2
Q
3
Qunit
PENGANTAR EKONOMI
141
Q TR
TC TR-
TC 150
-150 1
98 131
-33 2
192 114
78 3
282 100
182 4
368 92
276 5
450 91
359 6
528 98
430 7
602 115
487 8
672 144
528 9
738 185
553 10
800 240
560 11
858 311
547 12
912 400
512 13
962 507
455 14 1008
634 374
15 1050 784
266 16 1088
956 132
17 1122 1154 -32
18 1152 1378 -226
19 1178 1629 -451
20 1200 1910 -710
Diketahui TR = P Q dan P=100-2Q Dan untuk menghasilkan dibutuh biaya sbb TC = 150-10Q+0,5Q
2
+0,25Q
3
6.11. Analisis Peluang-pokok Linear