Elastisitas Biaya Kombinasi antara Kenaikan Hasil Bertambah dengan Kenaikan Hasil Berkurang.

PENGANTAR EKONOMI 134 Dari contoh diatas dapat diketahui bahwa fungsi produksi adalah merupakan fungsi kebalikan inverse function dari fungsi biaya produksi. Bentuk fungsi biaya produksi sepenuhnya akan tergantung kepada bentuk fungsi produksinya.

6.6. Elastisitas Biaya

Elastisitas biaya, εc mengukur persentase perubahan biaya total TC yang disebabkan oleh satu persen perubahan output. Secara aljabar elastisitas biaya tersebut adalah : Persentase perubahan biaya total TC εc = Persentase perubahan output Q Hubungan antara elastisitas biaya dengan returns to scale adalah sebagai berikut: Jika maka Returns to scale Persentase ATC persentase Q εc I Increasing Persentase ATC = persentase Q εc = I Constant Persentase A TC persentase Q εc I Decreasing Pada elastisitas biaya lebih kecil satu εc 1, biaya akan meningkat lebih lambat daripada output. Jika harga-harga Input tidak berubah konstan, maka εc I tersebut secara tidak langsung menunjukkan rasio output-input yang lebih tinggi dan keadaan increasing returns to scale εc = 1, maka proporsi kenaikan output dan biaya besarnya sama dan ini menunjukkan constant returns to scale. Jika εc 1, maka setiap kenaikan output akan menyebabkan kenaikan biaya yang lebih besar, ini menunjukkan keadaan decreasing returns to scale. Pengetahuan tambahan mengenai skala produksi yang ekonomis dan hubungan antara biaya jangka panjang dan jangka pendek bisa diperoleh melalui penelaahan kurva biaya rata-rata jangka panjang atau long-run average cost LRAC. Karena kurva-kurva biaya jangka panjang menunjukkan skala-skala pabrik yang optimal untuk setiap tingkat produksi, maka kurva LRAC bisa dianggap sebagai amplop dari kurva-kurva biaya rata-rata jangka pendek atau short-run average cost SRAC. Konsep ini dilukiskan pada gambar 6.5. dimana 3 kurva SRAC menyajikan 3 skala pabrik yang berbeda. Ketiga pabrik tersebut masing-masing mempunyai kisaran output paling efisien. Misalnya pabrik A, mempunyai sistem produksi dengan biaya terkecil least cost pada kisaran antara 0 dan Q1 unit. Pabrik B pada kisaran antara Q1 dan Q2, sedangkan pabrik C pada kisaran antara Q2 dan Q3, dan pabrik D pada kisaran di atas Q3. Bagian yang bergaris tebal pada sebab kurva dalam gambar 6.5. tersebut PENGANTAR EKONOMI 135 menunjukkan LRAC minimum untuk menghasilkan setiap tingkat output, dengan mengasumsikan bahwa hanya ada empat kemungkinan skala pabrik. Kita bisa menggeneralisir hal tersebut dengan menganggap bahwa pabrik-pabrik tersebut mempunyai berbagai ukuran, dimana masing-masing mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari yang sebelumnya. Seperti ditunjukkan dalam gambar 6.6. kurva SRAC. Pada setiap titik singgung tersebut, skala pabrik yang terjadi adalah optimal. Sistem biaya yang dilukiskan dalam gambar 6.5 dan 6.6 mula-mula menunjukkan keadaan increasing returns to scale kemudian decreasing returns to scale. Pada kisaran output yang dihasilkan oleh pabrik A, B dan C dalam gambar 7.5 biaya rata- rata AC menurun. Menurunnya biaya tersebut menunjukkan bahwa kenaikan biaya total lebih kecil daripada output. Karena biaya minimum pabrik D lebih besar daripada pabrik C, maka sistem tersebut menunjukkan decreasing returns to scale pada tingkat output yang lebih tinggi. Q1 Q2 Q3 Gambar 6.8 Kurva SRAC untuk empat skala pabrik yang berbeda Sistem produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns to scale, kemudian constant returns to scale, dan kemudian dimishing returns to scale akan menghasilkan kurva LRAC yang berbentuk U seperti ditunjukkan pada gambar 6.8 perhatikan bahwa dengan kurva LRAC yang berbentuk U, pabrik yang paling effisien untuk setiap tingkat output biasanya tidak akan beroperasi pada SRAC minimum, seperti yang bisa dilihat pada gambar kurva SRAC pabrik B lebih rendah. Secara umum, pada saat increasing returns to scale terjadi, pabrik yang mempunyai biaya terkecil untuk menghasilkan suatu output akan beroperasi lebih rendah dari kapasitas, penuhnya. Hanya untuk satu tingkat output dimana LRAC minimum sebuah pabrik yang optimal akan beroperasi pada titik minimum dari kurva SRAC- nya. Ongkos Produksi Rata-rata Jumlah Output SCAC 1 SCAC 1 SCAC 1 SCAC 1 SCAC 1 A B C PENGANTAR EKONOMI 136 6.7. Ukuran Perusahaan dan Pabrik Fungsi produksi dan biaya terdapat baik pada tingkat pabrik secara individual perusahaan-perusahaan dengan beberapa pabrik multiplant firm, maupun pada tingkat perusahaan secara keseluruhan. Fungsi biaya sebuah perusahaan dengan beberapa pabrik merupakan penjumlahan fungsi biaya dari pabrik-pabrik secara individual. Biaya Biaya LRAC LRAC Q Output Q Output a biaya konstan b biaya minimum Biaya LRAC Q Output c kurva berbentuk u Gambar 6.9. Tiga Kemungkinan Kurva LRAC untuk Sebuah Perusahaan Dengan Beberapa Pabrik Untuk menjelaskan hal tersebut, anggap bahwa keadaan yang ditunjukkan oleh gambar 6.9 terjadi yakni sebuah kurva LRAC yang berbentuk U pada tingkat pabrik. Jika permintaan cukup besar, maka perusahaan tersebut akan menggunakan pabrik sebanyak N dimana masing-masing ukurannya optimal dan menghasilkan output sebesar Q unit. Dalam kasus ini, bagaimanakah bentuk kurva LRAC sebuah perusahaan. Gambar 6.9 menunjukkan 3 kemungkinan. a Pertama, LRAC keadaan yang ekonomis dan disekonomis dalam pengkombinasian pabrik-pabrik yang ada. b Kedua, biaya mengalami penurunan ada semua kisaran output, seperti ditunjukkan gambar 6.4b, jika perusahaan-perusahaan dengan beberapa PENGANTAR EKONOMI 137 pabrik multiplant firm lebih efisien daripada perusahaan-perusahaan dengan satu pabrik. Kasus-kasus seperti terjadi disebabkan oleh ekonomisnya biaya pengoperasian berbagai pabrik. c Kemungkinan ketiga, ditunjukkan oleh gambar 6.7c adalah biaya mula-mula menurun sampai Q merupakan output dari pabrik yang paling efisien dan kemudian menarik. Disini mula-mula terjadi economic of scale, kemudian biaya koordinasi menjadi lebih besar daripada manfaat yang bisa diperoleh.

6.8. Disekonomi Perluasan Skala Produksi