PENGANTAR EKONOMI
278
transfer pemerintah. antara lain termasuk di dalamnya hadiah gift, bantuan
aids, dan transfer unilateral unilateral transfer lainnya.
2. Neraca Modal capital account
a. Capital account ini terdiri atas ekspor dan impor modal, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
b. Transaksi modal bisa terjadi arus masuk modal atau penanaman modal asing langsung, dan juga sebaliknya penanaman modal keluar negeri.
Dalam capital account termasuk didalamnya adalah hutang piutang jangka panjang dan hutang piutang jangka pendek
c. Berbeda dengan pencatatan pada current account maka dalam capital account berlaku ketentuan bahwa, transaksi impor modal dicatat sebagai
transaksi kredit atau positif, transaksi ekspor modal dicatat sebagai transaksi debit atau negatif.
3. Perubahan Cadangan Devisa reserve account
a. Reserve account adalah neraca yang menunjukkan perubahan cadangan atau saldo devisa yang diperoleh dari tahun yang bersangkutan dari hasil
penjumlahan saldo current account dan saldo capital account. b. Perubahan cadangan devisa atau saldo devisa dari tahun yang
bersangkutan ini pada dasarnya sudah menunjukkan posisi keuangan internasional suatu negara berdasarkan transaksi yang tercatat pada
current account dan capital account.
c. Jika saldo reserve account menunjukkan angka positif, maka dapat dikatakan bahwa posisi BOP dalam keadaan surplus dan sebaliknya jika
menunjukkan angka negatif dikatakan BOP dalam keadaan defisit.
Data neraca pembayaran Indonesia terutama neraca jasa hingga sekarang selalu tercatat dalam posisi negatif atau debit. Keadaan ini dikarenakan transaksi
impor lebih besar daripada transaksi ekspor, khususnya untuk pembayaran bunga, biaya transportasi, biaya asuransi, dan remittance. Satu-satunya jasa yang positif
adalah jasa dari turis karena banyak turis asing yang datang ke Indonesia daripada turis Indonesia yang ke luar negeri.Posisi negatif atau defisit dari neraca jasa ini juga
mencerminkan masih relatif rendahnya kualitas SDM Indonesia sebagai penghasil jasa, walaupun secara kuantitatif lebih banyak TKI Indonesia yang bekerja di luar
negeri tetapi dengan penghasilan yang rendah dibandingkan dengan TKA yang bekerja di Indonesia dengan bayaran yang lebih tinggi.
Neraca pembayaran dikatakan seimbang jika perubahan cadangan devisa
sama dengan nol artinya uang masuk dan uang yang keluar sama, namun dalam transaksi internasional biasanya terjadi defisit atau surplus. Defisit jika perubahan
cadangan devisa sama dengan negatif, artinya uang yang masuk lebih sedikit dibanding uang keluar. Surplus jika perubahan cadangan devisa sama dengan
PENGANTAR EKONOMI
279
positif, artinya uang yang masuk lebih banyak dibanding uang keluar. Uang masuk dan uang keluar disini adalah valuta asing yang biasanya dalam bentuk uang kuat
hard currencies seperti US dollars, Yen Japang, Euro Eropa, Pound Inggris dan sebagainya, yang sering digunakan sebagai alat transaksi internasional. Dengan
demikian jika suatu nagara menguasai banyak uang seperti dollar atau disebut cadangan devisa tersebut maka negara itu dianggap mempunyai daya beli
internasional yang kuat, dan cenderung mata uang domestiknya menguat apresiasi. Sebaliknya jika negara cadangan devisa rendah berarti daya beli negara
itu rendah, sehingga biasanya mata uang negaranya cenderung menurun depresiasi
15.4. Pengertian “Balance” dalam Neraca Pembayaran Internasional
Konsep “balance” atau keseimbangan dalam neraca pembayaran dapat dikatakan sebagai keseimbangan dalam arti, sebagai berikut :
a. Basic Balance
Basic balance terdiri dari balance dalam transaksi yang sedang berjalan current account balance ditambah dengan transaksi modal jangka panjang. Basic
balance tersebut akan dapat terjadi perubahan jika terjadi perubahan yang mendasar dalam perekonomian seperti perubahan harga, kurs valuta asing dan
pertumbuhan ekonomi growth. Perubahan dalam basic balance akan tercermin dalam perubahan aliran modal jangka pendek dan selisih perhitungan Errors and
Ommissions pada neraca pembayaran. Dengan demikian, basic balance memberikan informasi kepada kita, bahwa telah terjadi perubahan neraca
pembayaran sebagai akibat dari perubahan dalam perkonomian, sehingga aliran modal jangka pendek mengalami perubahan. Menurut pandangan ini, dalam jangka
panjang basic balance akan menjadi nol.
b. Basic Transaksi Autonomous
Basic transaksi autonomousini terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran modal jangka pendek. Dalam hal ini pemerintah seharusnya lebih
memperhatikan balance transaksi autonomous daripada basic balance karenadalam kenyataanya aliran modal jangka pendek jarang sekali terjadi sama dengan nol.
Artinya dalam balance transaksi autonomous, terlihatdefisit atau surplus suatu neraca pembayaran yang tercermin dalam transaksi accomodating yaitu aliran
modal pemerintah jangka pendek.
c. Liquidity Balance
Liquidity balance ini adalah konsep yang dikembangkan di Amerika Serikat untuk mengukur posisi neraca pembayarannya. Perbedaannya dengan balance
autonomous adalah dalam perlakuan terhadap pemilikan kekayaan assets jangka pendek seperti surat berharga jangka pendek atau deposito bank yang dimiliki oleh
PENGANTAR EKONOMI
280
penduduk diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan neraca pembayaran. Liquidity balance bersama basic balance dan selisih yang
diperhitungkan merupakan faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan neraca pembayaran.
15.5. Ketidakseimbangan Neraca pembayaran
Ketidakseimbangan neraca pembayaran disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan naraca pembayaran antara
lain disebabkan oleh perubahan tingkat harga dalam negeri, pergeseran permintaan luar negeri, ketidakstabilan ekonomi dalam negeri, keadaan struktur produksi,
perubahan posisi hutang piutang dengan luar negeri dan juga becana alam.
a. Perubahan Harga Barang dan Jasa dalam Negeri
Perubahan harga dapat terjadi karena biaya produksi yang menurun, sehingga produksi dalam negeri meningkat daya saingnya, dan nilai ekspor
meningkat. Ekspor yang meningkat mengakibatkan cadangan internasional meningkat. Hal ini terjadi jika diasumsikan bahwa barang-barang impor tidak
meningkat, atau jika megalami kenaikan, namun dengan prosentase yang lebih rendah dari pada naiknya barang ekspor, sehingga jumlah impor dapat dibayar
dengan sebagian hasil dari ekspor. Jadi, impor tidak mengorbankan ekspor yang relative besar. Dan sebaliknya jika terjadai kenaikan biaya produksi dalam negeri,
akan mengakibatkan daya saing produksi dalam negeri menurun sehingga ekspor menurun dan misalkan impor diasumsikan tetap maka cadangan internasional akan
berkurang.
b. Pergeseran Pemintaan luar Negeri
Permintaan barangjasa dari luar negeri bisa mengalami kenaikan dan juga bisa
mengalami penurunan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran permintaan luar negeri terhadap barang-barang dan jasa-jasa dalam
negeri, bisa disebabkan oleh faktor persaingan luar negeri, perubahan pendapatan diluar negeri, perubahan harga di luar negeri dan faktor penawaran negara itu
sendiri.Pergeseran permintaan luar negeri bisa meningkat atau bahkan turun. Jika permintaan ekspor yang cenderung turun maka akan menurunkan cadangan devisa
negara, dan sebaliknya jika permintaan ekspor meningkat makan akan meningkatkan cadangan devisa negara dan akhirnya akan menimbulkan
ketidakseimbangan neraca pembayaran.
c. Ketidakstabilan Ekonomi
Ketidakstabilan biasanya ditandai dengan goncangan harga dan kurs yang terus menerus. Hal ini menyebabkan pengusaha luar negeri kehilangan pegangan
PENGANTAR EKONOMI
281
untuk membaca situasi ekonomi dalam negeri. Kemungkinan goncangan ini disebabkan oleh kondisi politik yang kurang stabil, sehingga sulit meramalkan
keputusan politik dalam perekonomian dalam dan luar negeri. Hal ini akan menyebabkan turunnya ekspor yang akhirnya juga akan menyulitkan neraca
pembayaran.
d. Bencana Alam
Bencanan alam termasuk faktor non ekonomi yang juga turut andil dalam mempengaruhi kondisi neraca perdagangan manakala relatif ekstrim, seperti banjir,
gempa bumi, tsunami, kekeringan hebat, serangan hama, penyakit tanaman, iklim dan lain-lain. Hal ini dapat mempengaruhi neraca pembayaran dalam hal produksi
barang terutama di sektor primer barang-barang hasil pertanian dan barang terusan dari sektor pertanian.
e. Keadaan Struktur Produksi
Negara yang relatif menggantungkan dari sektor primer, dimana struktur produksinya sangat tergantung pada faktor alamiah, maka biasanya penawaran
barangnya kurang elastis. Oleh karena itu produksi barang di negara agraris sukar untuk menyesuaikan penawaran dengan perubahan permintaan luar negeri.
Kemudian ekspor tidak bisa ditingkatkan dengan segera bila permintaan luar negeri meningkat, juga sebaliknya jika permintaan luar negeri menurun ekspor dengan
segera tidak dapat dibatasi.
f. Hutang Luar Negeri
Hutang luar negeri yang dikelola dengan kurang baik, maka akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Kasus di Indonesia tahun 1998, krisis
ekonomi terjadi karena manajemen hutang tidak dilakukan dengan baik, sehingga pembayaran hutang yang jatuh tempo sangat membebani sistem keuangan nasional
dan akhirnya nilai dollar meningkat pesat dan menyulitkan kondisi neraca pembayaran kita dan berdampak pada ekonomi secara makro.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan neraca pebayaran adalah karena disebabkan oleh pola perubahan, seperti sebagai berikut :
a. Disekuilibrium neraca pembayaran karena musiman
Perubahan transaksi yang dikarenakan oleh seasional atau musiman biasanya terjadi setiap tahun pada bulan-bulan tertentu, misalkan pada hari raya
atau pada bulan akhir tahun. Perubahan transaksi ini akan menyebabkan perubahan pada neraca pembayaran suatu negara. Kebanyakan gejala ekonomi tersebut
mempunyai sifat musiman yang berakar pada gejala alam atau musiman yang
PENGANTAR EKONOMI
282
diciptakan oleh manusia yang semuanya itu berulang tiap tahunnya. Perubahan- perubahan yang sifatnya musiman yang terjadi dalam perekonomian dalam negeri
maupun luar negeri dengan sendirinya akan menimbulkan perubahan pada neraca pembayaran yang sifatnya juga musiman juga. Perubahan neraca pembayaran
internasional yang terjadi karena mengikuti pola seasonal atau musiman ini pada umumnya
tidak banyak
menimbulkan masalah,
sebab defisit
neraca pembayaran pada bulan-bulan tertentu akan tertutup oleh surplus pada bulan-bulan
lainnya.
b. Disekuilbrium neraca pembayaran karena siklis
Disekuilibrium ini timbul karena akibat dari adanya gelombang konjungtur yang terjadi dalam perekonomian dalam negeri atau yang terjadi dalam
perekonomian negara lain. Ketidakseimbangan ini disebabkan oleh perubahan tingkat produksi nasional, perubahan harga-harga atau inflasi, pengangguran, dan
sebabainya. Biasanya pemerintah dalam mengatasi disekuilibrium siklis ini digunakankebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Perubahan yang bersifat
konjungtur ini oleh lembaga moneter dunia Internasional Monetary Fund IMF akan memberikan bantuan kepada negara yang mengalami kesulitan keuangan akibat
defisit neraca pembayaran yang sifatnya siklis.
c. Disekuilibrium neraca pembayaran karena Struktural
Ketidakseimbangan ini terjadi karena adanya perubahan-perubahan demand dan supply dalam perdagangan dan keuangan internasional akibat dari perubahan
proses produksi karena kemajuan teknologi. Berkurangnya stok capital nasional yang sangat drastis mengurangi kapasitas produksi nasional, berubahnya pola
produksi, berubahnya pola permintaan, berubahnya pola perdagangan, berubahnya pola aliran capital jangka panjang, perubahan perubahan ini akhirnya
mempengaruhi neraca pembayaran.
d. Disekuilibrium neraca pembayaran karena spekulasi
Ketidakseimbangan neraca pembayaran juga bisa diakibatkan oleh spekulsi di pasar valas oleh pada fund managers yang bermain untuk mencari keuntungan
dalam jangka pendek. Keadaan ini biasanya terjadi karena negara tersebut secara financial kurang menguntungkan sehingga rawan terjadi gejolak dalam nilai
tukarnya. Keadaan seperti itulah maka para spekulan dapat bermain dalam pasar uang dan modal yang dapat menguntungkan, walaupun negara tersebut nilai
akhirnya bisa mengalami kerugian sebagai akibat perubahan nilai tukar mata uang domestik dan berimbas pada ketidakseimbangan neraca pembayaran.
PENGANTAR EKONOMI
283 15.6. Proses Penyeimbangan Neraca Pembayaran
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran meliputi penyeimbangan melalui perubahan pendapatan nasional, tingkat harga, tingkat kurs, tingkat bunga,
dan melalui sektor moneter.
a. Tingkat Harga
Surplus neraca pembayaran akan meningkatakan jumlah uang yang beredar, harga naik dan inflasi yang akan mengakibatkan daya saing produsen dalam negeri
menurun dibandingkan produsen luar negeri, hal ini akan meningkatkan impor daripada ekspor. Kenaikan impor dan penurunan ekspor keduanya bersama-sama
mendorong berkurangnya surplus neraca pembayaran proses penyeimbangan ini akan berjalan terus menerus dengan surplus neraca pembayaran suatu negara
dibarengi dengan derfisit neraca pembayaran negara asing. Jumlah uang yang beredar dinegara asing akan berkurang maka harga akan turun, berarti daya saing
produsennya meningkat, terjadi peningkatan ekspor dan penurunan impor negara asing tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, gejala inflasi yang
timbul oleh surplus neraca pembayaran bertendensi balik menghilangkan surplus tersebut, demikian juga deflasi yang timbul akan bertendensi balik untuk
menghilangkan defisit.
b. Tingkat Kurs
Negara yang menganut sistem nilai tukar tetap fixed exchange rate, penyeimbangan neraca pembayaran melalui tingkat kurs dapat dilakukan dengan
mendevaluasi mata uang domestik untuk kasus neraca pembayaran yang defisit dan merevaluasi untuk neraca pembayaran yang surplus. Keberhasilan devaluasi untuk
menghilangkan atau mengurangi ketidakseimbangan tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran valuta asing. Negara dengan sistem kurs yang fleksibel
freely floating exchange rate nilai tukar ditentukan oleh pasar, sehingga tidak ada lagi campur tangan pemerintah dalam mengontrol nilai tukar, kecuali dengan sistem
mengambang yang dimanaged, pemerintah masih bisa melakukan intervensi di pasar valas. Dengan demikian nilai tukar yang bebas freely diperlukan faktor
fundamental ekonomi yang lain untuk membuat nilai tukar dalam kondisi yang diinginkan.
c. Sektor moneter
Pendekatan sektor moneter neraca pembayaran menganggap bahwa timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran karena ketidakseimbangan
portopolio yaitu saldo kas yang terjadi berbeda dengan saldo kas yang diinginkan masyarakat. Menyamakan saldo kas yang terjadi dengan yang diinginkan inilah yang
menyebabkan
timbulnya ketidakseimbangan
neraca pembayaran
dan
PENGANTAR EKONOMI
284
berfluktuasinya kurs valuta asing. Ketidakseimbangan neraca pembayaran adalah semata-mata merupakan gejala moneter, oleh karena itu mengendalikan jumlah
uang yang beredar dalam sistem kurs tetap tidak akan ada hasilnya. Kebijakan moneter dalam mempengaruhi jumlah uang secara efektif akan dapat dilakukan
dalam sistem kurs bebas, dalam penyeimbangan neraca pembayaran.
Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang anda ketahui dengan neraca pembayan internasional suatu negara, dan apa manfaat adanya neraca pembayaran tersebut.
2. Jelaskan struktur necara pembayaran yang anda ketahui, dan jelaskan pula bagaimana neraca pembayaran bisa disebut surplus, defisit dan seimbang.
3. Apa yang anda ketahui dengan current account dan capital account dalam transaksi neraca pembayaran. Penjelasan secara rinci.
4. Mengapa neraca pembayaran mengalami kondisi ketidakseimbangan, faktor apa yang menyebabkan ketidakseimbangan tersebut.
5. Proses penyeimbangan neraca pembayaran bisa melalui proses tingkat harga dan tingkat nilai tukar. Jelaskan hal tersebut bisa terjadi.
PENGANTAR EKONOMI
285
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
16.1. Pertumbuhan ekonomi
Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu
aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter, dan post Keynesian. Ahli ekonomi yang lahir antara abad delapan belas dan permulaan abad kedua puluh ini, lazim digolongkan
sebagai alirankaum Klasik. Alirankaum klasik ini dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu: aliran Klasik dan aliran Neo-Klasik. Dari kedua golongan ahli-ahli
ekonomi Klasik dan Neo-Klasik, sebagian besar menumpahkan perhatiannya pada analisis sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka pendek, hanya sedikit sekali
yang menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi. Kurangnya perhatian kedua golongan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi disebabkan terutama oleh
pandangan mereka yang diwarisi dari pendapat Adam Smith, yang berkeyakinan bahwa mekanisme pasar akan menciptakan suatu perekonomian berfungsi secara
efisien.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan
tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan
output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil perorang.
Menurut Schumpeter, perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis ataupun gradual, melainkan merupakan perubahan yang spontan
dan terputus-putus. Selanjutnya menurut Schumpeter, perkembangan selanjutnya itu tidak bersifat gradual, tetapi mengandung ketidaktentuan dan risiko yang besar,
sehingga tidak dapat diperhitungkan terlebih dahulu dan ini menyebabkan timbulnya keragu-raguan dalam mengembangkan usaha lebih lanjut. Menurut Schumpeter,
faktor terpenting untuk perkembangan ekonomi adalah wiraswasta entrepreneur. Karena mereka adalah orang-orang yang mengambil inisiatif untuk berkembangnya
produksi nasional.
BAB
16
PENGANTAR EKONOMI
286
Ahli-ahli Post-Keynesian mencoba mengembangkan teori pertumbuhan Keynes. Pada hakikatnya teori tersebut dikembangkan oleh dua ahli ekonomi secara
sendiri-sendiri, namun karena inti dari teori tersebut adalah sama, maka sekarang dikenal sebagai teori Harrod-Domar. Teori Harrod-Domar pada hakikatnya
menganalisis mengenai persoalan-persoalan tentang: syarat-syarat apakah atau keadaan yang bagaimanakah yang harus tercipta dalam perekonomian untuk
menjamin agar dari masa ke masa kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah, sebagai akibat dari penanaman modal akan selalu sepenuhnya
digunakan.
16.2. Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi
Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien.Ini
berarti tak boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya kurang efisien.kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen
pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya. Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sumber-sumber Alam
Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim, dan lain- lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat miskin akan sumber-sumber
alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang dimiliki meruoakan kendala cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta rendahnya persediaan
kapital dan sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih serius.
2. Sumber-sumber Tenaga Kerja Masalah di bidang sumber daya manusia yang dihadapi oleh negara-negara
sedang berkambang pada umumnya adalah terlalu banyaknya jumlah penduduk, pendayagunaannya rendah, dan kualitas sumber-sumber daya tenaga kerja
sangat rendah.
3. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah Negara-negara sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang
memadai untuk menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran untuk memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan
kerja.
1. Akumulasi Kapital Untuk mengadakan akumulasi kapital diperlukan pengorbanan atau penyisihan
konsumsi sekarang selama beberapa decade.Di negara sedang berkembang, tingkat pendapatan rendah pada tingkat batas hidup mengakibatkan usaha
menyisihkan tabungan sukar dilakukan.Akumulasi kapital tidak hanya berupa truk, pabrik baja, plastik dan sebagainya; tetapi juga meliputi proyek-proyek
infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi industrialisasi dan pengembangan serta pemasaran produk-produk sektor pertanian.Akumulasi kapital sering kali
dipandang sebagai elemen terpenting dalam pertumbuhan ekonomi.Usaha- usaha untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan
PENGANTAR EKONOMI
287
memusatkan pada akumulasi kapital.Hal ini karena, pertama, hampir semua negara-negara berkembang mengalami kelangkaan barang-barang kapital
berupa mesi-mesin dan peralatan produksi, bangunan pabrik, fasilitas umum dan lain-lain.Kedua, penambahan dan perbaikan kualitas barang-barang modal
sangat penting karena keterbatasan tersedianya tanah yang bisa ditanami.
16.3. Peranan penting pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi
1. Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan
ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam
negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.
2. Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital dan
mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.
3. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas
perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan
program pelayanan kesehatan dasr masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program
latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
4. Rendahnya tabungan-investasi masyarakat sekor swasta merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat
pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru tingkat
konsumsi di negara-negara maju olah kelompok kaya yang sesungguhnya bias menabung.
5. Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat
cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana dan
melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi
penduduk pedesaan menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah- masalah social, politis, dan ekonomi.
6. Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan
pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan
teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.
PENGANTAR EKONOMI
288 16.4 Strategi pertumbuhan ekonomi
1. Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi
pada pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan
perekonomian dengan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari
tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sector pertanian. Di samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas
dan output total sektor pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.
2. Strategi Impor Versus Promosi Ekspor
Stategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan membangun industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor.
Alternatif kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau
kegiatan produksi di dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan
menjualnya di pasar internasional.Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut kerja keras agar bisa bersaing di pasar
internasional.
16.5 Gambaran Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Dengan tersedianya statistik pendapatan regional secara berkala di daerah dapat diketahui antara lain :
a Tingkat Pertumbuhan ekonomi. Apabila angka-angka statistik pendapatan regional disajikan atas dasar harga
konstan, akan menunjukkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah, baik itu secara menyeluruh maupun sektor demi sektor.
b Tingkat kemakmuran suatu daerah. Pertumbuhan perekonomian yang tinggi belum menjamin kemakmuran yang
tinggi bagi masyarakatnya oleh karena mungkin perkembangan penduduknya juga cukup tinggi. Tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita lebih
menunjukkan perkembangan kemakmuran, sebab bila dilihat dari sudut konsumsi, berarti masyarakat akan mempunyai kesempatan untuk menikmati
barang dan jasa yang lebih banyak atau yang lebih tinggi kwalitasnya. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah sedikit banyak harus mempunyai
angka pembanding dengan daerah lainnya sedangkan untuk mengetahui perkembangannya perlu diketahui angka perkembangan pendapatan secara
berkala.Dengan adanya angka pembanding ini misalnya; angka-angka pendapatan per kapita, maka dapat disimpulkan sepintas lalu bahwa tingkat
kemakmuran suatu daerah lebih baik dibandingkan dengan daerah lainnya, dan dapat dilihat apakah kemakmuran daerah tersebut mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun.
c Gambaran struktur perekonomian
PENGANTAR EKONOMI
289
Dari angka-angka yang disajikan menurut sektor dapat dilihat struktur perekonomian suatu daerah, apakah merupakan daerah agraris atau
industri.Berdasarkan data dari masing-masing sektor dapat dilihat peranan atau sumbangannya, terhadap jumlah pendapatan secara keseluruhan.Apabila
pendapatan suatu daerah disajikan berdasarkan penggunaannya maka dapat dilihat besarnya hubungan pendapatan dengan tingkat konsumsi, pembentukan
modal, perubahan stok, ekspor dan impor.
Dengan demikian statistik Pendapatan Regional merupakan gambaran dari perekonomian suatu daerah, dan akan berguna bagi para ahli yang bergerak di
bidang perencanaan dan pengambilan keputusan baik yang berhubungann dengan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, pembelanjaan secara
regional, perumusan perpajakan, keuangan, tenaga kerja sektoral dan lain kebijakan ekonomi oleh pemerintah dan swasta. Selain itu tidak kurang pentingnya bahwa
dengan penghitungan pendapatan regional dapat dilihat konsistensi berbagai macam data dari berbagai sumber, dan bila perlu menyarankan pada pengumpul
data agar dapat melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kebutuhan.Makin lengkap dan makin baik kwalitas data yang tersedia, makin baik pula angka-angka
pendapatan regional yang disajikan, dalam arti lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya, sehingga penggunaannya dapat memenuhi sasaran yang diharapkan.
Didukung oleh konsep dan cara estimasi yang baik dan konsisten antara satu dengan yang lain, maka angka-angka pendapatan regional akan mempunyai nilai
kegunaan yang cukup tinggi.
Tabel 16.1. Perkembangan PDRB Kota Yogyakarta Tahun 2009 sd 2013
Juta Rupiah
Keterangan 2009
2010 2011
2012 2013
1. Pertanian 17,359
17,455 17,755
17,939 18,190
2. Pertamb dan Penggalian 265
272 293
296 296
3. Industri Pengolahan 554,574
584,845 606,849
598,159 638,805
4. Listrik, gas dan Air bersih 67,212
68,725 71,777
75,936 79,699
5. Bangunan 413,965
426,740 449,854
475,073 504,309
6. Perdag, restoran dan hotel 1,334,570
1,393,111 1,460,971
1,559,070 1,649,536
7. Angkutan dan Komunikasi 1,048,667
1,098,383 1,185,006
1,268,866 1,366,604
8. Keu, Persew dan Jasa Persh 728,375
770,658 820,765
886,591 921,103
9. Jasa-jasa 1,079,864
1,135,751 1,203,297
1,269,751 1,318,358
PDRB ADHK 5,244,851
5,495,940 5,816,567
6,151,681 6,496,900
Sumber : Kota Yogyakarta Dalam Angka , BPS berbagai terbitan
Dari tabel 16.1 dapat kita perhatikan pada tahun 2009 PDRB kota yogyakarta berdasarkan atas harga konstan sebesar Rp. 5.244.851.000.000 atau 5,24 Trilyun,
sedangkan pada tahun 2013 PDRB kota yogyakarta berdasarkan atas harga konstan sebesar Rp. 6.496.900.000.000 atau 6,5 Trilyun atau meningkat sebesar
23,87 persen atau rata-rata pertahun 5,97 persen. Pertumbuhan selama 4 tahun ini melebihi pertumbuhan propinsi DIY yang meningkat 22,54 persen atau rata-rata
PENGANTAR EKONOMI
290
pertahun pertumbuhan PDRB Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 5,64 persen.
Tabel 16.2. Pertumbuhan PDRB Kota Yogyakarta Tahun 2009 sd 2013
Keterangan 2011
2012 2013
1. Pertanian 1.72
1.04 1.40
2. Pertambangan dan Penggalian 7.72
1.02 0.00
3. Industri Pengolahan 3.76
-1.43 6.80
4. Listrik, gas dan Air bersih 4.44
5.79 4.96
5. Bangunan 5.42
5.61 6.15
6. Perdagangan, restoran dan hotel 4.87
6.71 5.80
7. Angkutan dan Komunikasi 7.89
7.08 7.70
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6.50
8.02 3.89
9. Jasa-jasa 5.95
5.52 3.83
PDRB ADHK 5.83
5.76 5.61
Sumber : Kota Yogyakarta Dalam Angka , BPS berbagai terbitan
Pertumbuhan PDRB Kota Yogyakarta tahun 2009 didominasi sektor Angkutan dan Komunikasi 7,87 persen, kemudian diikuti sektor pertambangan 7,72 persen dan
sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,5 persen. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan terendah adalah sektor pertanian 1,72
persen. Tahun 2013 Pertumbuhan PDRB Kota Yogyakarta didominasi sektor Angkutan dan Komunikasi 7,7 persen, kemudian diikuti sektor industri pengolahan
6,8 persen dan sektor bangunan 6,15 persen. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan 0 persen. Dari
tabel 19.2 dapat kita simpulkan pertumbuhan PDRB kota Yogyakarta dari tahun 2011-2013 dari tahun ke tahun mengalami penurunan pertumbuhan, tahun 2011
sebesar 5,83, tahun 2012 5,76 dan tahun 2013 menjadi 5,61.
16.6 Pembangunan ekonomi Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk
diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang
pembangunan telah berkembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik Durkheim, Weber, dan Marx, pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow, strukturalisme
bersama modernisasi memperkaya ulasan pendahuluan pembangunan sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. Namun, ada tema-tema pokok yang menjadi
pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah
kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004. Tema pertama adalah koordinasi,
yang berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan perencanaan seperti yang telah dibahas sebelumnya. Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak
secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan. Ada pun mekanismenya
PENGANTAR EKONOMI
291
menuntut kepada terciptanya kelembagaan dan hukum yang terpercaya yang mampu berperan secara efisien, transparan, dan adil. Tema ketiga mencapai
aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam- macam seperti halnya perencanaan.
Siagian 1994 memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana
dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju
modernitas dalam
rangka pembinaan
bangsa nation building
”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita 1994 memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu seba
gai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.
Pembangunan development adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya Alexander 1994. Portes 1976 mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi,
sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
pembangunan adalah sumua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. sedangkan perkembangan adalah
proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan
terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa pengembanganperluasan
expansion atau peningkatan improvement dari aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan Pembangunan ekonomi meliputi berbagai aspek perubahan dalam kegiatan
ekonomi, taraf pembangunan ekonomi yang dicapai suatu negara telah meningkat, tidak mudah untuk diukur secara kuantitatif
Definisi pembangunan ekonomi dasawasa tahun 1960-an : Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara
meningkat secara berketerusan dalam jangka panjang. 16.7 Paradigma Pembangunan
Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara.
Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatanProduk Domestik Regional Bruto PDRB suatu provinsi, kabupaten,
atau kota Kuncoro, 2004.
PENGANTAR EKONOMI
292
Namun, muncul kemudian sebuah alternatif definisi pembangunan ekonomi menekankan pada peningkatan income per capita pendapatan per kapita. Definisi
ini menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan tradisional sering
dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Kontribusi mulai digantikan dengan kontribusi industri.
Definisi yang cenderung melihat segi kuantitatif pembangunan ini dipandang perlu menengok indikator-indikator sosial yang ada Kuncoro, 2004.
Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua
indikator ekonomi memberikan gambaran kemakmuran. Beberapa ekonom modern mulai mengedepankan dethronement of GNP penurunan tahta pertumbuhan
ekonomi, pengentasan garis kemiskinan, pengangguran, distribusi pendapatan yang semakin timpang, dan penurunan tingkat pengangguran yang ada. Teriakan
para ekonom ini membawa perubahan dalam paradigma pembangunan menyoroti bahwa pembangunan harus dilihat sebagai suatu proses yang multidimensional
Kuncoro, 2003. Beberapa ahli menganjurkan bahwa pembangunan suatu daerah haruslah mencakup tiga inti nilai Todaro, 2000:
1. Ketahanan Sustenance: kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan, papan, kesehatan, dan proteksi untuk mempertahankan hidup.
2. Harga diri Self Esteem: pembangunan haruslah memanusiakan orang. Dalam arti luas pembangunan suatu daerah haruslah meningkatkan
kebanggaan sebagai manusia yang berada di daerah itu. 3. Freedom from servitude: kebebasan bagi setiap individu suatu negara untuk
berpikir, berkembang, berperilaku, dan berusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
16.8 Teori Pembangunan Ekonomi
Melalui hasil pengamatan dan penelitian para ahli terhadap pembangunan ekonomi, lahir teori-teori yang kemudian menjadi landasan proses pembangunan.
diantaranya; 1. Teori Pertumbuhan Linear
Dasar pemikiran dari teori pertumbuhan linear ini adalah evolusi proses pembangunan yang dialami oleh suatu negara selalu melalui tahapan-tahapan
tertentu Mudrajad, 2003:47.
1.1 Teori Pertumbuhan Adam Smith
Menurut Adam Smith terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan
output total terdapat tiga unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ialah sumber daya alam yang tersedia, sumber daya insani dan stok barang modal
yang ada. Menurut Adam Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jika
suatu saat nanti semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh maka pertumbuhan output pun akan berhenti. Sedangkan sumber
PENGANTAR EKONOMI
293
daya insani memiliki peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output dan stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan
tingkat output. Sedangkan pada pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah
subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Selain itu, Adam Smith dalam pemikirannya membagi pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap,
dimulai dari masa perburuan, masa beternak, masa bercocok tanam, masa perdagangan, dan masa perindustrian.
1.2 Teori Marx
Karl Marx mengemukakan teorinya berdasar atas sejarah perkembangan masyarakat dimana perkembangan masyarakat itu melalui 5 tahap yaitu
masyarakat komunal,
masyarakat perbudakan,
masyarakat feodal,
masyarakat kapitalis dan masyarakat sosialis. Dalam perkembangan perekonomian di masyarakat, Karl Marx membagi menjadi tiga tahapan yaitu
feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme. Marx
berpendapat bahwa
kemampuan para
pengusaha untuk
mengakumulasi modal
terletak pada
kemampuan mereka
dalam memanfaatkan nilai lebih produktivitas buruh yang dipekerjakan.
1.3 Teori Pertumbuhan Rostow
Rostow membagi proses perkembangan ekonomi suatu Negara menjadi lima tahap; perekonomian tradisional; prakondisi tinggal landas; tinggal landas;
menuju kedewasaan; dan konsumsi massa tinggi Mudrajad:2003. 1. Perekonomian Tradisional
Dalam suatu masyarakat tradisional, tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh karena itu sebagian besar sumber daya masyarakat digunakan
untuk kegiatan sektor pertanian.
2. Pra Kondisi Tinggal Landas Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa
transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan
atas kekuatan
sendiri self
sustained growth
ciri-ciri dan upayanya: a. Peningkatan investasi di sektor infrastrukturprasarana terutama
transportasi. b. Revolusi bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan
penduduk. c. Perluasan impor, termasuk impor modal oleh biaya produksi yang efisien
dan pemasaran sumber alam untuk ekspor. 3. Tinggal landas
Tahap tinggal landas sebagai suatu revolusi industri yang berhubungan dengan revolusi metode produksi dan didefinisikan sebagai tiga kondisi
yang saling berkaitan,
4. Tahap Menuju Kedewasaan
PENGANTAR EKONOMI
294
Tahap menuju kedewasaan ditandai dengan penerapan teknologi modern secara efektif terhadap sumber daya yang dimiliki. Pada tahap ini terdapat
tiga perubahan yang penting : a. Tenaga kerja berubah dan tidak terdidik menjadi baik
b. Perubahan watak pengusaha dari pekerja dari keras dan kasar berubah
menjadi manajer efisien yang halus daN sopan c. Masyarakat jenuh terhadap indutrialisasi dan menginginkan perubahan
lebih jauh. 5. Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap akhir teori pertumbuhan Rostow. Pada tahap ini ditandai dengan migrasi besar-besaran masyarakat pusat
perkotaan ke pinggiran kotaurbanisasi, akibat dari pusat kota dijadikan sebagai tempat kerja.
2. Teori Perubahan Struktural
Teori Perubahan Struktural ini menjelaskan pada pembahasan mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh Negara sedang berkembang, yang
semulanya bersifat subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju struktur perekonomian yang lebih modern dan sangat didominasi oleh sektor
industri dan jasa Todaro,1991 : 68.
1.1. Teori Pembangunan Arthur Lewis
Teori ini membahas proses pembangunan yang terjadi antara daerah kota dan desa, yang mengikutsertakan proses urbanisasi yang terjadi di antara
kedua tempat tersebut.
1.2. Teori Pola Pembangunan Chenery
Teori Pola Pembangunan Chenery memfokuskan terhadap perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi, industri dan struktur
institusi dari perekonomian negara yang sedang berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri
sebagai mesin utama pertumbuhan ekonominya. Menurut Chenery, sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita, perekonomian suatu
negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sector pertanian menuju ke sector industry.
3. Teori Depedensia berusaha menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi
yang dialami oleh Negara Sedang Berkembang. Asumsi dasar teori ini adalah pembagian perekonomian dunia menjadi dua golongan, yang pertama adalah
perekonomian negara-negara maju dan kedua adalah perekonomian Negara Sedang Berkembang.
Andrea Gunder Frank menampilkan tiga hipotesis utama yang relevan, yang berkaitan dengan pola hubungan antara negara maju dan miskin tersebut
Arief dan Sasono, 1991: 25-7, yaitu:
PENGANTAR EKONOMI
295
1. Dalam struktur metropolis dan satelit seperti di atas, pihak metropolis akan berkembang dengan pesat sedangkan pihak satelit akan menuju kepada
keterbelakangan yang terus menerus. 2. Negara- negara miskin yang sekarang menjadi satelit dapat mengalami
perkembangan ekonomi
yang sehat
dan mampu
menumbuhkan perkembangan industri yang otonom apabila kaitan dengan metropolis dari
dunia kapitalis internasional tidak ada atau sangat lemah. 3. Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang dan berada dalam
situasi yang mirip dengan situasi dalam sistem feodal adalah kawasan yang ada pada masa lalu mamiliki kaitan kuat dengan metropolis dari sistem
kapitalis internasional. Kawasan-kawasan ini adalah kawasan penghasil komoditas ekspor bahan mentah primer yang terlantar sebagai akibat adanya
gelombang konjungtur dalam perdagangan internasional komoditas tersebut.
4. Kaum Neo-Klasik Penentang Revolusi