PENGANTAR EKONOMI
10
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Perilaku Konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk
dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang mengartikan Perilaku Konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat
keputusan pembelian misal untuk barang berharga jual rendah maka proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah low-involvement proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi high-involvement proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya yaitu pendapatan konsumen, selera konsumen dan
harga barang. Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas karena kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan sumber daya yang tersedia sangat
terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha
untuk mencapai kegunaan maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan Utility adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat
memuaskan kebutuhan seseorang.
2.1. Pengertian Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah
banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Faktor-
faktor yang mempengaruhi permintaan: a Harga barang itu sendiri Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. b Harga
barang lain yang terkait Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait
BAB
2
PENGANTAR EKONOMI
11
yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi pengganti dan bersifat komplemen pelengkap. c Tingkat pendapatan perkapita Dapat mencerminkan daya beli. Makin
tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat. d Selera atau kebiasaan Tinggi rendahnya suatu
permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat. d Jumlah penduduk Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera
atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut. e Perkiraan harga di masa mendatang Bila kita
memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak
saat ini guna menghemat belanja di masa depan. f Distribusi pendapatan Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi
pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun. g Usaha-usaha
produsen meningkatkan penjualan. Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi
kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.
Untuk dapat menurunkan sebuah permintaan suatu komoditas maka kita harus memahami perilaku konsumen, dari perilaku konsumen inilah akan membantu
memahami dengan jelas mengapa jika harga komoditas meningkat maka jumlah yang diminta akan menurun, sebaliknya jika harga barang turun maka jumlah yang
dimunta akan meningkat.
Dalam mempelajari perilaku komsumen, dapat kita gunakan 2 pendekatan yaitu Pendekatan Tradisional dan Pendekatan Modern. Pendekatan Tradisional terhadap
perilaku konsumen dibagi menjadi dua pendekatan : 1. Pendekatan nilai guna utility cardinal
Pendekatan nilai guna kardinal menganggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.
2. Pendekatan nilai guna utility ordinal