PENGANTAR EKONOMI
188
MR = MC 73,33
– 83 Q = - 40 + Q 113 Q = 113,33
Q = 30,8 substitusikan ke P = 73,33 – 43 30,8 = 32,23
Besarnya keuntungan ∏
= TR – TC
= 32,2330,8 – 1000-4030,8+ ½ 22,730,8
2
= 993,5 – 242,15
= 751,4 Ternyata keuntungan ini lebih rendah, dibandingkan jika produsen memabgi pasar
menjadi dua segmen. 8.11. Pengaruh permintaan yang inelastic
Jika beberapa pasar dapat dipisahkan, maka keuntungan dapat di tingkatkan dengan diskriminasi harga. Monopolis akan memaksimumkan keuntungannya jika
MC= MR pada masing-masing pasar tersebut. Harga-harga akan tergantung pada elastisitas permintaan pada masing-masing pasar tersebut. Jika elastisitasnya lebih
tinggi, maka harganya lebih rendah di pasar, ceteris paribus. Suatu
perusahaan akan memaksimumkan
keuntungannya dengan
cara menyamakan MR dan MC MR=MC. Rumus elastisitas dapat diganti dengan MR
dan hasilnya adalah harga. Harga akan menjadi fungsi dari MC dan ε.
MR=MC P1-
1εp=MC di mana εp adalah elastisitas permintaan P=MC1-1
εp
8.12. Monopoli dan Pemerintah
Karena besarnya kekuasaan monopolis pada pasar maka pemerintah perlu ikut campur tangan dalam sektor yang dikuasai oleh seorang monopolis. Peran pemerintah
dalam campur tangan ada beberapa cara :
1. Mengusahakan sendiri di bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak, seperti pos, telepon, listrik dan sebagainya. Sehingga apabila barang yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai pemerintah maka kepentingan sosial lebih banyak ditonjolkan dibandingkan keuntungan.
2. Pemerintah membuat
Undang-undang untuk
melarang kolusi
dan persekongkolan yang mengarah kepada monopoli.
3. Pemerintah memberlakukan pajak keuntungan bagi pengusaha monopoli, dengan menerapkan pajak progresif.
4. Pemerintah dapat memberlakukan harga maksimal ceiling price.
PENGANTAR EKONOMI
189
MC AC
P P
1
P
2
0 Q Q
1
Q
2
Q Gambar 8.6 :
Pengaruh Penetapan Harga Pemerintah Pada Monopoli Dari gambar diatas kita misalkan produsen memaksimalkan keuntungan dengan
cara menjual Q pada harga P dan jumlah yang dijual Q. Bila pemerintah menetapkan harga patokan tertinggi sebesar P
1
= Biaya marginal, maka produsen akan menjual lebih banyak daro OQ menjadi OQ
1
. Dengan bertambah kuantitas mengakibatkan kesejahteraan konsumen menjadi meningkat melalui besarnya surplus konsumen.
Dengan bertambahnya kuantitas barang juga akan meningkatkan perluasan tenaga kerja dan berkurangnya jumlah pengangguran. Apabila usaha tersebut dikuasai oleh
pemerintah, pemerintah dapat menetapkan harga P
2
= AC, dan ini merupakan tugas pemerintah dalam mensejahterakan masyarakatnya dan menciptakan lapangan kerja
dengan Q yang optimal.
PENGANTAR EKONOMI
190 Latihan Soal
1. Diketahui fungsi permintaan yang dihadapi seorang monopolis sebagai berikut : Jika monopolis menjual harga 50 jumlah yang diminta 400 unit, dan
jika monopolis menjual dengan harga 100 yang diminta 200 unit. Dan untuk menghasilkan barang tersebut seorang monopolis memiliki 3 pabrik dengan
masing-masing biaya sebagai berikut : Pabrik I
TC = 60 + 10 Q Pabrik II
TC = 70 + 0.25 Q
2
Pabrik III TC = 80 + 0,125 Q
2
Pertanyaan : a. Berapa Q1, Q2, dan Q3 akan dihasilkan agar keuntungan monopolis
maksimum ? Dan berapa harganya ? b. Buktikan bahwa MC yang rendah akan dihasilkan lebih banyak
dibandingkan MC yang lebih tinggi c. Berapa besarnya keuntungan monopolis
d. Andaikan pemerintah memaksa monopoli untuk menghasilkan Q sebesar 200. Pabrik mana yang dipilih untuk meningkatkan tambahan Q
Jelaskan
2. Diketahui dalam pasar monopoli, monopolis menghadapi fungsi permintaan sebagai berikut bila diketahui harga 10 maka jumlah yang diminta 45 dan bila
harga 20 maka jumlah yang diminta 40. Dan untuk menghasilkan barang tersebut monopolis menghadapi fungsi biaya TC = 500 - 25 Q + 0.5 Q
2
. a. Berapa Q akan dijual agar keuntungan maximum ? dan berapa
keuntungannya ? b. Bila pemerintah memaksa monopolis agar berusaha pada AR = MC, berapa
besarnya keuntungan monopolis ? 3. Diketahui dalam pasar monopoli, monopolis menghadapi fungsi permintaan
sebagai berikut Q
d
= 50 – 2P. Dan untuk menghasilkan barang tersebut
monopolis menghadapi fungsi biaya TC = 50 - 15 Q + 0.25 Q
2
. a. Berapa Q akan dijual agar keuntungan maximum ? dan berapa
keuntungannya ? b. Bila pemerintah memaksa monopolis agar berusaha pada AR = MC, berapa
besarnya keuntungan monopolis ? 4. Diketahui fungsi permintaan yang dihadapi seorang monopolis sebagai berikut :
4. Q
d
= 300 - 4P. Dan untuk menghasilkan barang tersebut seorang monopolis memilik
i
3 pabrik dengan masing-masing biaya seebagai berikut : Pabrik I
TC = 50 + 20Q Pabrik II
TC = 70 + 0.5 Q
2
Pabrik III TC = 60 + 0,25Q
2
Pertanyaan : a. Berapa Q1, Q2, dan Q3 akan dihasilkan agar keuntungan monopolis
maksimum ? Dan berapa harganya ?
PENGANTAR EKONOMI
191
b. Buktikan bahwa MC yang rendah akan dihasilkan lebih banyak dibandingkan MC yang lebih tinggi
c. Berapa besarnya keuntungan monopolis d. Andaikan pemerintah memaksa monopoli untuk menghasilkan Q sebesar
150. Pabrik mana yang dipilih untuk meningkatkan tambahan Q Jelaskan
PENGANTAR EKONOMI
192 BAGIAN KEDUA : PENGANTAR MAKROEKONOMI
Makroekonomi suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa ekonomi yang berhubungan dengan kinerja perekonomian
secara keseluruhan aggregate, dimana fokus utama dari makroekonomi berkaitan dengan masalah pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran, dan arus
perdagangan internasional. Sedangkan mikroekonomi lebih berkaitan dengan perilaku unit pengambil keputusan individu bussines firms dan households. Berikut
contoh perbedaan mikroekonomi dan makroekonomi.
Contoh Perbedaan Fokus antara Mikroekonomi dan Makroekonomi
Perbedaan Ilmu Ekonomi
Produksi Harga
Pendapatan Tenaga Kerja
Mikroekonomi Produksioutput pada
perusahaan Secara individu
Harga dari barang dan
jasa secara individu
Distribusi pendapatan
dan kesejahteraan
Tenaga kerja untuk
perusahaan secara individu
Berapa banyak produksi baja
Harga pelayanan
kesehatan Upah industri
Jumlah pekerja pada
industri baja
Berapa banyak produksi mobil
Sewa apartemen
Gaji eksekutif Jumlah ahli
akuntansi Makroekonomi Produk
nasional Tingkat harga
agregat Pendapatan
nasional Tenaga kerja
dan pengangguran
dalam perekonomian
Jumlah output semua industri
Harga konsumen
Total upah dan gaji
Jumlah lapangan kerja
Produk Domestik Bruto
Harga produsen
Total keuntungan
perusahaan Tingkat
pengangguran
Ilmu makroekonomi pertama kali dicetuskan oleh John Maynard Keynes
untuk mengatasi terjadinya great depression yang terjadi di Amerika pada tahun 1930an, hal tersebut karena mekanisme pasar yang dipelopori oleh kaum klasik
ternyata tidak mampu untuk mengatasi terjadinya great depression sehingga Keynes menekankan pentingnya peranan dari kebijakan pemerintah untuk menstimulasi
permintaan agregat. Beberapa kebijakan yang terkait dalam makroekonomi adalah fiscal policy, monetary policy, dan growth or supply-side policies. Fiscal policy
berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam hal penerimaan dan pembelanjaan, monetary policy berkaitan dengan kebijakan Bank Sentral dalam mengontrol jumlah
uang yang beredar dalam perekonomian, sedangkan growth policies berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang difokuskan pada stimulasi aggregate supply.
PENGANTAR EKONOMI
193 Fokus utama dalam makroekonomiantara lain terkait dengan pendapatan
nasional atau produksi nasional akan barang-barang dan jasa-jasa disuatu negara, yang merupakan ukuran utama dalam perekonomian. Konsep pendapatan nasional
terdiri dari Produk Domestik Bruto PDB dan Produk Nasional Bruto PNB.PDB adalah total nilai pasar dari keseluruhan barang dan jasa akhir yang diproduksi di
dalam suatu negara dalam periode tertentu baik oleh warga negara asing maupun domestik termasuk di dalamnya aset asing. Sedangkan PNB adalah PDB ditambah
pendapatan neto atas faktor luar negeri.Pendapatan neto atas faktor luar negeri adalah pendapatan atas faktor produksi warga negara domestik yang dihasilkan dan
diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan atas faktor produksi warga negara asing yang diperoleh dari dalam negeri.Beberapa pendekatan dalam
perhitungan PDB diantaranya adalah pendekatan pengeluaran, pendekatan nilai tambah atau produksi, dan pendekatan pendapatan.
Fokus utama dalam makroekonomi yang lain terkait dengan masalah inflasi.
inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali
apabila kenaikan harga dari barang tersebut dapat meluas dan menyebabkan peningkatan harga pada barang yang lain. Angka inflasi merupakan salah satu
indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.Indikator yang sering
digunakan dalam inflasi adalah Indeks Harga Konsumen IHK, perubahan IHK dari waktu ke waktu dapat menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa
yang dikonsumsi masyarakat.
Fokus utama makroekonomi yang lain berkaitan dengan masalah
pengangguran. Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja namun aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja adalah penduduk pada usia
kerja 15-64 tahun baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Dari pengertian pengangguran, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
pengangguran terselubung, setengah menganggur, dan pengangguran terbuka. Sedangkan jika ditinjau berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dapat
dibedakan
menjadi pengangguran
friksional, pengangguran
struktural, pengangguran siklikal, pengangguran konjungtural, pengangguran musiman, dan
pengangguran teknologi. Fokus
utama makroekonomi
lainnya berkaitan
dengan masalah
perdagangan internasional. ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya yang
langka ini menyebar di seluruh negara, maka negara yang kekurangan sumber daya akan mengimpor dan negara yang kelebihan sumber daya akan mengekspor.
Masalah alokasi dianalisis dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu negara dengan negara lain. Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa
perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional.
Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro.Aspek mikro misalnya menyangkut masalah jual beli secara internasional yang sering
disebut dengan ekspor-impor neraca perdagangan.Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor
produksi yang merupakan salah satu topik dalam analisis mikroekonomi. Masing- masing pasar saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi
pendapatan ataupun kesempatan kerja, yang masalah ini merupakan topik
PENGANTAR EKONOMI
194
makro.Berkaitan dengan perdagangan internasional, suatu negara akan memiliki apa yang disebut dengan neraca pembayaran yaitu suatu catatan yang disusun
secara sistematis tentang seluruh transksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan barangjasa dan transfer keuangan dan moneter antar penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain pada periode tertentu. Komponen neraca pembayaran terdiri dari neraca berjalan current account yang merupakan bagian
dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa dan kedua neraca modal capital account
yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang sebagai portofolio seperti saham, obligasi dan real estate
dalam transaksi antar negara.
PENGANTAR EKONOMI
195
RUANG LINGKUP MAKROEKONOMI
Secara umum, ilmu ekonomi berguna karena ia memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kebijakan apa yang bisa diambil untuk menanggulangi suatu
permasalahan ekonomi tertentu. Makroekonomi, sebagai satu cabang dan ilmu ekonomi, berkaitan dengan permasalahan kebijakan tertentu, yaitu permasalahan
kebijakan makro. Tugas pengendalian makro adalah juga mengusahakan agar perekonomian bisa
bekerja dan tumbuh secara seimbang, terhindar dan keadaan-keadaan yang bisa mengganggu keseimbangan umum tadi.Pengelolaan yang lebih khusus atas
masing-masing sektor perekonomian bukan bagian dan tugas pengendalian makro, meskipun menjaga keseimbangan antara masing-masing sektor termasuk di dalam
tugas tersebut.
9.1 Dasar Filsafat Teori Keynes