Monopoli Dengan Banyak Pabrik

PENGANTAR EKONOMI 180 Q P TR FC VC TC AC AR MR MC ∏ 6 176 1056 500 -48 452 75 176 152 13 604 8 168 1344 500 500 63 168 136 36 844 10 160 1600 500 100 600 60 160 120 65 1000 12 152 1824 500 264 764 64 152 104 100 1060 14 144 2016 500 504 1004 72 144 88 141 1012 16 136 2176 500 832 1332 83 136 72 188 844 18 128 2304 500 1260 1760 98 128 56 241 544 20 120 2400 500 1800 2300 115 120 40 300 100 22 112 2464 500 2464 2964 135 112 24 365 -500 24 104 2496 500 3264 3764 157 104 8 436 -1268 26 96 2496 500 4212 4712 181 96 -8 513 -2216

8.6. Monopoli Dengan Banyak Pabrik

Suatu monopolis dapat mempunyai banyak pabrik. Perusahaan yang memiliki banyak pabrik harus menentukan berapa pabrik yang akan berproduksi dan bagaimana mengalokasikan jumlah produksi di antara pabrik-pabrik tersebut. Untuk menyederhanakan persoalan, marilah kita lihat gambar dibawah ini. Pabrik 1 lebih efisien dibanding pabrik 2 karena AC 1 lebih rendah dibanding AC 2 , sehingga alokasi produksi harus sesuai dengan keadaan efisiensinya. MC AC MR AR PENGANTAR EKONOMI 181 MC 1 AC 1 P 0 Q 1 MC 2 AC 2 R 0 Q 2 MC P S AR MR 0 Q 3 =Q 1 +Q 2 Pabrik 1 Pabrik 2 Pasar Yang Dikuasai Pabrik 1 alokasinya harus lebih besar dibanding pabrik 2, Q 1 Q 2 . MC Pasar yang dikuasai merupakan penjumlahan horisontal dari MC pabrik 1 dan MC pabrik 2. MC = MC 1 + MC 2 . Perpotongan MC dan MR mengahsilkan output yang optimal yaitu Q 3 dan harga optimal P. Karena MC merupakan penjumlahan horizontal dari MC 1 dan MC 2 maka tinggi MC pada waktu sama dengan MR sama dengan MC 1 dan MC 2 yaitu di titik P bagi pabrik 1 dan titik R bagi pabrik 2, kuantitas yang optimal bagi kedua titik P dan R adalah Q 1 dan Q 2. Alokasi produksi ditentukan oleh kesamaan sebagai berikut : MC 1 = MC 2 = MC Kaidah minimisasi biaya atau maksimisasi keuntungan dapat di terapkan pula pada perusahaan yang memiliki banyak perusahaan dengan sedikit perubahan yaitu: 1. Suatu monopolis dengan banyak pabrik akan menjumlahkan kurva MC dari setiap pabrik untuk mendapatkan kurva MC perusahaan tersebut. Kaidah maksimisasi keuntungan akan dapat diterapkan dengan menggunakan kurva MC dari seluruh pabrik tersebut. 2. Monopolis akan mengalokasikan jumlah produksi di antara pabrik-pabriknya tersebut di mana MC-nya sama untuk setiap pabrik. Untuk pembuktian, misalkan permintaan pasar bagi seorang monopolis dirumuskan sebagai berikut Q = f P atau P = f Q, dan bila produsen memiliki 2 pabrik : TC 1 = g Q 1 TC 2 = h Q 2 Maka keuntungan yang diperoleh adalah : ∏ = TR – TC 1 + TC 2 = f Q 1 +Q 2 Q – g Q 1 + h Q 2 PENGANTAR EKONOMI 182 Syarat primer 1. ∂ ∏∂Q 1 = 0 dan 2. ∂ ∏∂Q 2 = 0 ∂ ∏∂Q 1 = 0 ∂ ∏∂Q 1 = ∂ TR∂Q 1 - ∂ TC 1 ∂Q 1 = 0 ∂ TR∂Q 1 = ∂ TC 1 ∂Q 1 MR = MC 1 ∂ ∏∂Q 2 = 0 ∂ ∏∂Q 2 = ∂ TR∂Q 2 - ∂ TC 2 ∂Q 2 = 0 ∂ TR∂Q 2 = ∂ TC 2 ∂Q 2 MR = MC 2 Sehingga MR = MC 1 = MC 2 Dan Q 1 dan Q 2 yang dijual akan menghasilkan keuntungan maksimum jika syarat skundernya terpenuhi, yaitu : 1. ∂ 2 ∏∂Q 1 2 0 dan 2. ∂ 2 ∏∂Q 2 2 Lereng Kurva biaya marginal harus lebih tinggi dibandingkan dengan lereng kurva pendapatan marginal. Misal Q = 400 – 4 P Atau P = 100 – ¼ Q Produsen memiliki 2 pabrik untuk memenuhi permintaan tersebut, dengan biaya produksi masing-masing pabrik sebagai berikut : TC 1 = 50 + 5Q 1 TC 2 = 10 + ¼ Q 2 Alokasi kedua pabrik akan mendatangkan keuntungan maksimum jika MR=MC 1 =MC 2 . TR = P . Q = 100 – ¼ QQ = 100 Q – ¼ Q 2 MR = 100 - ½ Q = 100 – ½ Q 1 + Q 2 Biaya marginal MC 1 = 5 PENGANTAR EKONOMI 183 MC 2 = ½ Q 2 Oleh karena MR = MC 1 = MC 2 sebagai syarat keuntungan maksimum, maka 100 – ½ Q 1 + Q 2 = 5 = ½ Q 2 Sehingga Q 2 = 10 dan Q1 = 180 Produksi total Q = 180 + 10 = 190 ∏ = TR – TC 1 + TC 2 = 100 190 – ¼ 190 2 – 50 + 5 180+10+14 10 2 = 19.000 – 9.025- 50-900-10-25 = 19.000 – 1.910 = 17.090 Apakah keuntungan itu benar-benar maksimum kita lakukan pengujian syarat skunder ∂ 2 ∏∂Q 1 2 0 dan ∂ 2 ∏∂Q 2 2 ∂ 2 TR ∂Q 2 = - ½ ∂ 2 TC 1 ∂Q 1 2 = 0 ∂ 2 TC 2 ∂Q 2 2 = 1 Jadi jelas bahwa slope kurna pendapatan marginal lebih rendah dari slope masing- masing kurve biaya marginal. Sekarang kita perhatikan alokasi produksinya MC MC 2 MC 1 0 10 180 Q Gambar 8.5 : Perbedaan efisiensi di kedua pabrik Dari gambar diatas dapat kita analisis jika kuantitas optimal dijual kurang dari 10 unit maka pabrik 2 yang beroperasi dan pabrik 1 tidak dioperasikan dengan alasan lebih murah mengoperasikan pabrik 2 dibandingkan dengan pabrik 1. Jadi sampai dengan PENGANTAR EKONOMI 184 kuantitas 10 pabrik 2 yang dipilih, selebihnya pabrik 1 akan dioperasikan untuk kuantitas lebih besar dari 10. Dalam kasus ini Q total yang dijual 190 unit, maka pabrik 2 akan dihasilkan 10 unit dan sisanya 180 unit dihasilkan di pabrik 1.

8.7. Diskriminasi Harga