Tujuan dan Manfaat Penelitian

4. Verifikasi. Menguji pemahaman yang telah didapat dan membuat solusi. 3 Pada tahap persiapan, individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Kemudian individu memikirikan berbagai macam alternatif pemecahan terhadap masalah yang dihadapi tersebut. Dengan bekal ilmu pengetahuan yang dimilikinya individu tersebut menjajaki berbagai kemungkinan jalan keluar yang dapat ditempuh, namun pada tahap ini belum ada arah yang tetap. Pada tahap inkubasi, proses pemecahan masalah dipendam dalam alam bawah sadar, individu seakan melupakannya. Pada tahap ini dapat dimaknai sebagai tahap melepaskan diri untuk beberapa saat dari masalah yang dihadapi refreshing. Proses inkubasi ini dapat berlangsung lama maupun sebentar sampai akhirnya timbul inspirasi atau gagasan untuk memecahkan masalah itu. Tahap ketiga yaitu iluminasi, sudah timbul inspirasi atau gagasan baru serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru tersebut. Tahap terakhir yaitu verifikasi, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta menghadapkannya kepada realitas. Sehingga pemikiran tidak terlepas dari pemikiran kebalikannya. Misalnya pemikiran konvergen harus diikuti dengan pemikiran divergen, pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja, firasat harus diikuti dengan pemikiran logis dsb. Sedangkan berdasarkan pendekatan psikologis mengenai proses kreatif, Clark menjelaskan konsep kreativitas yang lain, yaitu mencakup sintesis dari fungsi-fungsi thinking, feeling, sensing, dan intuiting. 4 Konsep ini berpendapat bahwa kreativitas adalah ekspresi tertinggi keberbakatan dan yang bersifat terintegrasikan, yaitu pengaitan dari semua fungsi dasar manusia. Thinking mencakup kondisi berpikir rasional yang dapat diukur dan dikembangkan melalui latihan-latihan yang dilakukan secara sadar dan 3 Robert L. Solso, et. al., Psikologi Kognitif, Jakarta: Erlangga, 2007. 4 Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Jakarta: Gramedia, 1997, h. 50. sengaja dirancang. Feeling atau perasaan adalah kondisi emosional yang tercermin dari Tuhan untuk diperlihatkan kepada individu lain sehingga memperoleh respon emosional yang diharapkan. Sensing atau penginderaan menunjuk pada suatu keadaan ketika dengan kemampuan yang ada dapat diciptakan produk baru yang dapat dilihat dan didengar orang lain. Konsep ini dapat dikembangkan apabila individu memiliki perkembangan fisik, mental dan keterampilan tinggi di bidang yang sesuai dengan bakatnya. Intuiting adalah kesadaran tertinggi yang menuntut adanya kesadaran dengan cara membayangkan, berfantasi, dan melakukan terobosan ke daerah prasadar dan tak sadar. Ada beberapa pakar yang menjelaskan tentang pengertian berpikir kreatif antara lain menurut Gie, berpikir kreatif adalah rangkaian tindakan yang dilakukan orang dengan menggunakan akal budinya untuk menciptakan buah pemikiran baru dari kumpulan ingatan yang berisi ide, konsep, pengalaman dan pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif ditandai dengan penciptaan sesuatu yang baru hasil dari ide, konsep, pengalaan dan pengetahuan. Sedangkan menurut Evans, berpikir kreatif diartikan sebagai aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan yang terus menerus, sehingga ditemukan kombinasi yang benar atau sampai seseorang itu menyerah. 5 Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif akan menghasilkan kombinasi baru hasil dari menghubungkan sesuatu. Rogers mendefinisikan berpikir kreatif sebagai proses munculnya hasil- hasil baru ke dalam suatu tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul akibat sifat individu unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Demikian juga Drevdahl mendefinisikan berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang. 5 Tatag Yuli Eko S., Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Surabaya: Unesa University Press, 2008, h. 14.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Kemampuan Komunikasi matematis Siswa

1 16 42

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN BALOK Pengaruh Pendekatan Problem Posing Pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pokok Bahasan Balok Kelas Viii Smp Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 12

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN BALOK Pengaruh Pendekatan Problem Posing Pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pokok Bahasan Balok Kelas Viii Smp Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 16

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

0 2 53

PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF ESTEEM SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

4 16 59

BAB 1 PENDAHULUAN - PENGARUH PEMBELAJARAN STRUCTURED PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 BANDUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

0 0 10