1. Elaboration Kerincian
Indikator elaboration yang diukur pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam merinci informasi yang terdapat pada soal terlebih dahulu sebelum
menyelesaikan soal. Dalam soal elaboration tersebut, siswa diharapkan untuk menuliskan informasi apa yang diketahui dari soal untuk membantu
menyelesaikan soal tersebut, kemudian menyelesaikan soal secara bertahap. Soal posttest yang diberikan adalah soal nomor 1 dan 3 yang mewakili indikator
tersebut. Sebagai gambaran umum berikut disajikan contoh soal nomor 1 serta jawaban
dari kelas eksperimen dan kontrol.
Pada soal tersebut siswa diharapkan dapat menuliskan semua informasi yang terdapat pada soal, dan menyelesaikannya secara bertahap. Karena soal tersebut
memiliki informasi-informasi yang menentukan langkah penyelesaian terlebih dahulu. Berikut disajikan contoh jawaban yang diberikan siswa kelas ekperimen
dan kelas kontrol:
Kelas Contoh Jawaban
Eksperimen Rasio panjang dan lebar suatu persegipanjang adalah 3 : 2. Jika
panjangnya dikurangi 3 dan lebarnya ditambah 2 maka persegipanjang
tersebut menjadi
persegi. Jika
keliling persegipanjang tersebut adalah 50 cm. Tuliskan langkah-langkah
mencari luas persegi tersebut
1.
Kontrol
Gambar 4.2 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Indikator
Elaboration
Contoh jawaban kedua siswa tersebut dipilih berdasarkan skor jawaban yang paling banyak ditemukan setelah penelitian modus perbutir soal pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Kebanyakan siswa kelas eksperimen telah mampu untuk menyelesaikan soal elaboration tersebut dengan baik. Siswa kelas
eksperimen telah menuliskan rincian informasi yang diketahui pada soal terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal tersebut, sedangkan siswa pada kelas kontrol
lebih banyak langsung menuliskan jawaban tanpa menuliskan secara rinci informasi apa yang harus diketahui terlebih dahulu agar jawaban mereka tidak
mendapatkan kekeliruan. Perbedaan dalam cara menjawab tersebut dikarenakan terlatihnya siswa kelas
eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Structured Problem Posing. Dalam prosesnya terdapat tahap accepting dimana siswa
diberikan masalah kemudian dilatih mengerjakannya dengan menuliskan terlebih dahulu informasi apa saja yang terdapat pada soal sehingga siswa dapat
menggunakan informasi-informasi yang ditemukannya untuk menjawab soal tersebut. Pada tahap accepting siswa juga dilatih untuk menyelesaikan suatu
masalah dengan langkah-langkah yang mereka tentukan sendiri, sehingga mereka akan terbiasa untuk menuliskan seluruh informasi yang ditemukan dari soal
terlebih dahulu, kemudian menentukan konsep matematika yang berkaitan dengan masalah tersebut, setelah itu barulah siswa dapat menyelesaikan soal dengan
perhitungan.