Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas

Adapun hasil perhitungan uji normalitas yang diperoleh pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test eksperimen kontrol N 33 35 Normal Parameters a,b Mean 60.201 49.713 Std. Deviation 15.136 18.459 Most Extreme Differences Absolute .150 .149 Positive .130 .108 Negative -.150 -.149 Kolmogorov-Smirnov Z .863 .882 Asymp. Sig. 2-tailed .445 .418 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari tabel 4.3, analisis hasil uji normalitas menggunakan perangkat SPSS pada taraf signifikansi � = 0,05 diperoleh harga Kolmogorov-Smirnov Z kelas eksperimen sebesar 0,863 dan p-value = 0,445 0,05 atau H diterima, begitu pula pada kelas kontrol dengan harga Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,882 dan p- value = 0,418 0,05 atau H diterima sehingga kesimpulannya data skor hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Selanjutnya uji prasyarat yang kedua adalah uji homogenitas varians data, pengujian homogenitas varians pada penelitian ini menggunakan uji One-Way ANOVA . Adapun hasil perhitungan uji homogenitas yang diperoleh pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. .507 1 66 .479 Hipotesis Statistik: H : � 1 2 = � 2 2 H 1 : � 1 2 ≠ � 2 2 Dari tabel 4.4, analisis hasil uji homogenitas menggunakan perangkat lunak SPSS pada taraf signifikansi � = 0,05, diperoleh harga Levene Statistic sebesar 0,507 dengan db 1 = 1, db 2 = 66, sehingga didapat nilai p-value = 0,479 0,05 atau H diterima sehingga kesimpulannya data skor hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.

3. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian normalitas dan homogenitas telah menunjukkan bahwa skor tes kemampuan berpikir kreatif matematis pada kedua kelompok berdistribusi normal dan varians kedua kelompok sama atau homogen. Oleh karena itu pengujian kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Independent Samples T Test yang terdapat pada aplikasi SPSS. Data yang digunakan dalam analisis perhitungan uji rata-rata Independent Samples T Test formatnya sama dengan pengujian homogenitas pada uji prasyarat analisis sebelumnya. Data hasil perhitungan dengan peragkat lunak SPSS desajikan pada tebel berikut. Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol t-test for Equality of Means t df Sig. 2- tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper 2.553 66 .013 10.488 4.107 2.286 18.689 Hipotesis Statistik: H : � 1 ≤ � 2 H 1 : � 1 � 2 Dari tabel 4.5, analisis hasil uji kesamaan rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif matematis kelas ekperimen dan kelas kontrol pada aplikasi SPSS dengan taraf kepercayaan 95 menunjukkan penolakan H , artinya terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat terlihat dari nilai t hitung = 2,553 dengan db = 66, sehingga diperoleh p-value = 0,0132 = 0,007 0,05 atau H ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol.

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah diajarkan pembelajaran dengan pendekatan problem posing tipe Structured Problem Posing secara signifikan memberikan pengaruh lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan melalui pendekatan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelas digambarkan dalam bentuk perbedaan nilai rata-rata dan nilai-nilai deskriptif data yang dihasilkan setelah penelitian. Perbedaan tersebut telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya. Perbedaan lain yang dihasilkan dari pendekatan Structured Problem Posing secara lebih rinci terlihat pada rata-rata tiap indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang diukur. Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dalam penelitian ini kemampuan berpikir kreatif matematis yang diteliti terdiri dari tiga indikator yaitu elaboration, flexibility, dan originality. Indikator flexibility terlihat paling menonjol baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dibandingkan indikator yang lain. Hal ini terlihat dari persentase rata-rata tiap indikator. Rata-rata indikator flexibility kelas eksperimen 77,27 dan kelas kontrol 72,73. Untuk lebih jelasnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada setiap indikator dideskripsikan dalam jawaban-jawaban posttest berikut:

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Kemampuan Komunikasi matematis Siswa

1 16 42

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN BALOK Pengaruh Pendekatan Problem Posing Pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pokok Bahasan Balok Kelas Viii Smp Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 12

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN BALOK Pengaruh Pendekatan Problem Posing Pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pokok Bahasan Balok Kelas Viii Smp Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 16

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

0 2 53

PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF ESTEEM SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

4 16 59

BAB 1 PENDAHULUAN - PENGARUH PEMBELAJARAN STRUCTURED PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 BANDUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

0 0 10