Hipotesis Statistik METODOLOGI PENELITIAN

Kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari indikator yang telah ditentukan disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut. Tabel 4.2 Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No. Indikator Skor Maksimum Eksperimen Kontrol � � 1. Elaboration 6 4,00 66,67 3,25 57,58 2. Flexibility 6 4,63 77,27 4,11 72,73 3. Originality 3 0,39 13,13 0,08 3,03 Keterangan: � : Rata-rata indikator berpikir kreatif matematis : Persentase indikator berpikir kreatif matematis Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan skor tiap indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setiap indikator berpikir kreatif matematis memiliki skor ideal yang berbeda, hal ini dikarenakan setiap indikator diwakili dengan jumlah soal yang berbeda. Untuk indikator elaboration, diwakilkan oleh dua butir soal yaitu nomor 1 dan 3 dengan skor maksimum adalah 6, sehingga rata-rata indikator elaboration didapat dari penjumlahan rata-rata skor untuk soal nomor 1 dan 3, kemudian persentase indikatornya didapat dari rata-rata perindikator dibagi skor maksimum setelah itu dikali 100. Untuk indikator berpikir kreatif matematis lainnya perhitungannya sama dengan perhitungan indikator elaboration. Dari Tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa siswa yang mampu menyelesaikan soal kemampuan berpikir kreatif matematis indikator elaboration pada kelas eksperimen sebesar 66,67 dari keseluruhan siswa pada kelas tersebut, sedangkan pada kelas kontrol memiliki persentase yang lebih kecil yaitu sebesar 57,58 dengan selisih persentase untuk indikator itu sebesar 9,09. Untuk indikator flexibility, persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 77,27, persentase ini berselisih 4,54 daripada kelas kontrol yang mencapai presentase sebesar 72,73. Untuk indikator originality, persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 13,13, sedangkan kelas kontrol mencapai persentase sebesar 3,03. Temuan lain yang diperoleh dari penelitian juga menunjukkan baik pendekatan Structured Problem Posing maupun pendekatan konvensional capaian indikator flexibility memiliki persentase yang paling tinggi. Secara lebih jelas persentase skor rata-rata siswa berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram berikut ini. Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kemampuan yang menonjol pada indikator elaboration yaitu kemampuan menuliskan informasi yang diketahui pada soal, sedangkan indikator flexibility yaitu kemampuan memberikan alternatif cara dalam menyelesaikan soal dan menghasilkan jawaban yang benar, kemudian pada indikator originality kemampuan yang menonjol yaitu kemampuan menafsirkan soal sesuai dengan konsep segiempat secara mandiri dan menghasilkan jawaban yang benar.

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Sebelum menguji kesamaan rata-rata kedua kelompok tersebut dengan menggunakan analisis Independent Samples T Test, diperlukan pengujian prasyarat analisis yang harus dihitung terlebih dahulu. Uji prasyarat analisis tersebut, yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas varians.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Kolmogorov- Smirnov yang ada pada perangkat lunak SPSS dengan perintah 1-Sample K-S, 20 40 60 80 100 elaboration flexibility originality Per sen tase Indikator Eksperimen Kontrol

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Kemampuan Komunikasi matematis Siswa

1 16 42

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN BALOK Pengaruh Pendekatan Problem Posing Pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pokok Bahasan Balok Kelas Viii Smp Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 12

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN BALOK Pengaruh Pendekatan Problem Posing Pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pokok Bahasan Balok Kelas Viii Smp Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 16

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

0 2 53

PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF ESTEEM SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

4 16 59

BAB 1 PENDAHULUAN - PENGARUH PEMBELAJARAN STRUCTURED PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 BANDUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

0 0 10