Ayah Sebagai Pengasuh KAJIAN TEORI

B. Perceraian

Perceraian dapat dikatakan sebagai mimpi buruk bagi para pasangan suami isteri terlebih ketika mereka telah memiliki anak. Perceraian sendiri akan membuat anak menjadi korbannya. Untuk itu perlu diperhatikan kepada para pasangan orang tua yang telah bercerai, maupun yang sedang dalam proses perceraian, hendaknya mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik terlebih dengan kesiapan mental dari anak itu sendiri. Berikut adalah beberapa teori yang peneliti gunakan terkait dengan perceraian.

1. Definisi Perceraian

Perceraian ialah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta kepada pemerintah untuk dipisahkan. Selama perceraian, pasangan tersebut harus memutuskan bagaimana membagi harta benda masing-masing yang diperoleh selama pernikahan seperti rumah, mobil, perabotan atau kontrak, dan mereka menerima biaya dan kewajiban merawat anak-anak mereka. Hal ini dapat dipahami karena besarnya dampak perceraian yang tidak hanya menimpa suami-isteri, tetapi juga anak-anak. anak-anaklah yang sangat merasakan pahitnya akibat perceraian kedua orang tuanya. Sejatinya perceraian dapat diminta oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak untuk mengakomodasi realitas-realitas tentang perkawinan yang gagal. 20

2. Penyebab Perceraian

Banyak hal yang dapat menyebabkan pasangan suami isteri memiliki jalan untuk bercerai sebagai jalan terakhir. Seperti yang kita ketahui, dewasa 20 Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013, cet. 1, h. 228. ini tidak hanya seorang suami yang menjatuhkan talak, justru seorang istri yang lebih banyak menggugat suaminya. Berikut akan dibahas yang menjadi penyebab-penyebab perceraian. Berdasarkan pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, disebutkan bahwa perceraian terjadi karena alasan sebagai berikut: 1. Salah satu pihak berbuat zina, pemabuk, pemadat, penjudi, dan lainnya yang sukar disembuhkan. 2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain dua tahun berturut-turut tanpa seizin pihak lain dan tanpa alasan yang sah. 3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 lima tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung. 4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang mengancam jiwa pihak lain. 5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang sukar disembuhkan sehingga tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai suamiistri. 6. Serta antara suami dan istri terjadi perselisihan dan pertengkaran terus- menerus sehingga tidak ada harapan untuk dirukunkan. 21 Selain itu Miller dalam bukunya menyatakan bahwa penyebab perceraian dapat dibagi dalam beberapa kategori spesifik, yaitu: a. Ketidaksesuaian yang tidak dapat ditanggulangi lagi. 21 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975, artikel diakses pada tanggal 16 Maret 2015, dari http:www.hukumonline.compusatdatadetail1700node18pp-no-9-tahun-1975- pelaksanaan-undang-undang-nomor-1-tahun-1974-tentang-perkawinan