Profil Informan 2 GAMBARAN UMUM INFORMAN

ibu tirinya. Seperti cerita di dongeng, SP menerima perlakuan yang tidak semestinya dilakukan oleh seorang ibu. Disaat ayahnya bekerja SP disuruh oleh ibu tirinya untuk membersihkan seluruh rumah, sedangkan ibunya pergi jalan- jalan ke mall. SP juga hanya tidur dikamar bekas pembantu yang sangat sempit. Akhirnya SP memilih untuk tinggal kembali dengan kakeknya ketika ibu tirinya telah melahirkan. Pada saat itu kebencian SP kepada ayah dan ibu tirinya dimulai. Ayahnya sudah jarang menghubunginya, bahkan seperti orang yang tidak kenal. Terlebih ketika beberapa aset seperti rumah mewah dan beberapa ruko yang diatas namakan SP diambil alih oleh ibu tirinya. Padahal aset tersebut disiapkan untuk masa depan SP. SP pernah mengungkapkan kekesalannya kepada peneliti bahwa SP menginginkan ayah atau ibu tirinya mati saja agar hidupnya tenang. Di sisi lain, ibu dari SP juga telah menikah dan tinggal di daerah Bekasi. Ibu dari SP menikah dengan suami yang bekerja sebagai direktur di Badan Usaha Milik Negara di Jakarta. Dari pernikahannya tersebut, ibu SP dikaruniai dua orang putra. Ibu SP kini menjadi seorang pebisnis dengan beberapa artis di Ibu Kota dan memiliki beberapa sanggar senam di Jakarta. Meskipun memiliki suami yang mapan, namun ibu SP tidak ingin menggantungkan hidupnya dengan suami. Ketika lulus SMA di Jambi, SP melanjutkan pendidikan disebuah universitas negeri di Jambi namun tidak diteruskan dan memilih untuk pindah dan melanjutkan pendidikan disebuah universitas negeri di Jakarta. SP tinggal disebuah rumah kost mewah yang ada disekitar kampus. Setiap dua minggu sekali SP sering menginap dirumah ibu kandungnya. SP sangat menyayangi ibunya karena apa yang diminta oleh SP, ibunya selalu berusaha untuk memberikannya. Karena sejak kecil SP memiliki relasi yang kurang baik dengan ayahnya, hal tersebut mengakibatkan pada kehidupan pribadi SP. SP terkadang merasa kesulitan untuk dekat dan mempercayai laki-laki. Karena baginya sosok laki-laki itu kurang bisa bertanggung jawab, jahat, dan tidak bisa dipercaya. SP juga menjadi pribadi yang gampang mengalami stress saat ada masalah, bahkan kadang ia merasa tidak mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun yang menjadi nilai positif dari SP adalah, meskipun ia berasal dari keluarga yang bercerai, namun hal tersebut tidak begitu mempengaruhi pendidikan dan kehidupannya. SP memiliki beberapa teman di kampus maupun di rumah kostnya. Hanya saja SP termasuk orang yang kurang percaya diri. SP memiliki beberapa teman dekat dikampusnya yang biasa dijadikan sebagai tempat bercerita.

C. Profil Informan 3

1. Nama : AP 2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Desember 2010 3. Usia : 4,5 tahun 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Usia Anak saat Perceraian : 1 bulan 10 hari 6. Usia Pernikahan Orangtua : 7 bulan 7. Domisili : Depok 8. Agama : Islam 9. Status : Pelajar AP adalah anak tunggal dari pasangan orang tua yang masih belia, yaitu ibu “N” dan ayah “I”. Saat menikah ibu AP masih duduk di kelas 2 di sebuah sekolah pariwisata yang ada di Jakarta, sedangkan ayahnya saat itu berstatus sebagai mahasiswa di universitas swasta di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Orang tua AP menjalin hubungan pacaran sejak kelas 3 SMP dan kebetulan mereka bertetangga. Mereka tinggal di daerah Cilandak Barat. Mereka merupakan pasangan suami isteri yang menikah di usia muda. Alasan mereka untuk menikah karena saat itu ibu “N” sedang mengandung sekitar 3 bulan. Hal tersebut pertama kali dicurigai oleh keluarganya. Suatu hari ibu “N” tidak masuk sekolah karena ia merasa tidak enak badan. Kemudian ia dipanggil oleh orang tuanya, karena orang tuanya melihat ada tanda-tanda fisik yang berbeda seperti payudaranya mulai membengkak, badan yang semakin gemuk serta perut yang makin membesar. Akhirnya ibu “N” mengakui kepada keluarganya bahwa ia sedang dalam keadaan hamil. Keluarga sangat terpukul mengetahui hal tersebut karena “N” merupakan anak bungsu, ia sangat manja dan selalu terbuka kepada keluarganya. Setelah mendengar pernyataan dari “N”, kakak laki- laki dan ayahnya langsung mendatangi rumah “I” dan memintanya untuk segera bertanggung jawab. Kurang dari 2 minggu pernikahanpun dilaksanakan. Pernikahan tersebut sifatnya tertutup, hanya untuk keluarga inti dari kedua belah pihak. Setelah menikah mereka tinggal dirumah keluarga “I”. Sejak menikah dan tinggal dirumah mertua, “N” sering di siksa oleh suaminya, dalam keadaan hamil ia ditendang oleh suami nya, “N” juga sering membaca pesan singkat dari perempuan lain untuk suaminya, “N” juga diminta untuk melakukan semua pekerjaan rumah. “N” berusaha untuk bersabar atas semua sikap suaminya tersebut. Sekitar enam bulan kemudian “N” melahirkan anak perempuannya. Setelah melahirkan seperti wanita pada umumnya, “N” meminta izin kepada suaminya untuk tinggal dirumah orang tuanya selama 40 hari. Namun suaminya tidak memberikan izin. Akhirnya “N” mengikuti kata-kata suaminya namun ada perasaan sedih yang “N” rasakan. Setiap hari orang tua “N” mengantarkan makanan untuk “N” kerumah mertuanya, karena mertua “N” tidak pernah membuatkan “N” makanan yang bergizi, hanya mie instan yang ada dirumah. Selain itu, sikap suami “N” semakin hari semakin tidak bisa diterima ole hnya. Ia sering meninggalkan “N” dengan anaknya di malam hari dengan alasan ada kelas dikampusnya, padahal “N” mengetahui bahwa suaminya sering pergi dengan wanita lain. Belum genap dua bulan, “N” memutuskan untuk menggugat cerai suaminya. “N” terpaksa melakukan hal tersebut karena “N” sering diperlakukan kasar oleh suaminya sendiri. “N” mengaku bahwa ia tidak akan pernah mau jika suatu saat suaminya mengajak rujuk. Seteleh bercerai, hak asuh anak jatuh kepada “N” karena anak tersebut masih dibawah umur dan harus dalam pengasuhan ibunya. Mantan suami “N” diharuskan memberi nafkah 2 juta perbulan. Hanya satu bulan mantan suaminya memberikan nafkah, setelah itu ia tidak memberikan nafkah. “N” sendiri harus dibantu oleh kedua orang kakaknya untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Sekitar umur 6 bulan, “N” memutuskan untuk bekerja sebagai sales promotion girl SPG sebuah brand, dan ia menitipkan anaknya