Asesmen Biopsikososial dan Spiritual

caranya mendukung atau mengatasi masalah sehubungan dengan permasalahan yang dirancang dalam rencana pelayanan? Apa kesulitan untuk mendapatkan lebih banyak sumber penghasilan? 3 Hubungan dan peran dalam keluarga: riwayat keluarga dan isu signifikan yang dihadapi oleh keluarga di masa lalu dan saat ini. Termasuk status perkawinan yang formal dan informal, peran anggota keluarga dan konflik antar peran, struktur keluarga, kompleksitas latar belakang budaya dalam keluarga, riwayat perpisahan dalam keluarga, orang-orang yang termasuk dalam keluarga, hubungan keterikatan kelekatan klien dengan keluarga atau dengan orang penting lainnya di luar keluarga? Siapa dan seberapa sering anak berkomunikasi? Peran anggota keluargaorang penting lain dalam proses pengasuhan anak dan perawatan, siapa yang melakukan dalam lingkungan keluarga. 4 Keberfungsian sekolah dan keberfungsian dari institusi lainnya untuk klien yang dalam usia sekolah: bagaimana penampilan tugas-tugas sehari-hari, bagaimana kemampuan menghadapi stress tekanan, pada setting-setting mana saja pelaksanaan tugas-tugas itu berlangsung? Bagaimana keluarga menjamin akses pendidikan anak-anak mereka? Apa saja yang dapat menyebabkan anak tidak hadir di sekolah, atau proses belajar terganggu? 5 Keberfungsian rekan teman: relasi klien dengan teman- temannya di kampung komunitas asal? Di sekolah? Di panti? Di komunitas sekitar panti sekolah? d. Spiritual 1 Data spiritual dan budaya: apa identitas budaya klien? apa agama yang saat ini dianutnya? Bagaimana agama menjadi pendukung atau hambatan bagi klien? Apa sumber inspirasinya? Apa ada sesuatu yang memberi makna kehidupan bagi klien? Bagaimana pandangan spiritual klien terhadap situasi dan permasalahan yang dihadapinya serta terhadap masa depannya? 55

BAB III GAMBARAN UMUM INFORMAN

Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum dari para informan, yaitu anak yang menjadi korban perceraian orangtua.

A. Profil Informan 1

1. Nama : IA 2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Desember 2012 3. Usia : 2 tahun 4. Jenis Kelamin : Laki-laki 5. Usia Anak saat Perceraian : 1,5 tahun 6. Usia Pernikahan Orangtua : 1,5 tahun 7. Domisili : Ciganjur, Jakarta Selatan 8. Agama : Islam 9. Status : - “IA” adalah anak tunggal dari orang tua yang masih berusia belia. “IA” adalah anak denga n pernikahan campuran. Ayah “IA” berasal dari Skotlandia dan mamanya berasal dari Jawa Tengah. “IA” berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi menengah ke atas. Bisa dikatakan ia tidak pernah kekurangan satu hal apapun. Orang tua “IA” menikah pada usia yang masih muda, yaitu ibu “U” masih berusia 17 tahun dan ayah “J” masih berusia 16 tahun. Keduanya menikah karena “U” telah mengandung 5 bulan. Awalnya “U” berusaha untuk menggugurkan kehamilannya dengan cara meminum berbagai jamu dan minuman keras, karena ketika itu ia bekerja sebagai pegawai di sebuah club di kawasan Cilandak. Memang Tuhan berkehendak lain, janin tersebut sangatlah kuat. Ketika “U” memeriksakan kandungannya ke Puskesmas, bidan mengatakan bahwa janinnya dalam keadaan sehat dan memiliki detak jantung yang bagus. Akhirnya “U” memutuskan untuk menikah dengan “J”. Di awal pernikahan memang sangatlah bahagia, terlebih lagi 4 bulan kemudian “IA” lahir kedunia. “U” memiliki kekhawatiran yang tinggi karena ia takut jika anaknya lahir dalam keadaan yang tidak sempurna, karena pada awal kehamilannya ia pernah mencoba untuk menggugurkannya. Setelah “IA” ;ahir, mereka membesarkan anak semata wayangnya dengan penuh kasih sayang. Hanya saja dalam membesarkan anaknya tersebut, “J” tidak mau berbagi tugas dengan “U”. “U” sering kali menitipkan anaknya karena ia akan memasak, mencuci dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, namun “J” tidak mau menjaga anaknya. Ia lebih suka bermain game online dibanding harus menjaga anaknya. Hal itu yang menjadi konflik setiap hari yang mereka rasakan. Banyak permasalahan yang mereka temui di sepanjang perjalanan pernikahan mereka. Hal tersebut di karenakan suaminya pernah mengajak manatan pacarnya kerumah dan tidur di dalam kamar mereka ketika “U” sedang pergi bersama anaknya. Suaminya juga sering terlihat sedang chatting di facebook bersama mantan pacarnya. Pada tanggal 21 Oktober 2014, “J” berulang tahun. Ia pergi ke sebuah club di daerah Jakarta Selatan dengan mengajak “IA” yang dalam keadaan tertidur pulas. Ia pergi ke club dengan mantan pacarnya. Ia berani mengajak “IA” karena saat itu “UA” sedang pergi keluar karena merasa kecewa dengan sikap suaminya. Layaknya perasaan seorang ibu, “U” merasakan ada hal yang tidak enak dihati kecilnya. Ia teringat anaknya pada malam itu. Kemudian ia pergi kerumah “J” dan mendapati “J” telah pergi bersama “IA”. Ia bersama ibu mertuanya mencari anaknya, dan ketika ditemukan “U” melihat anaknya yang sedang tidur di bangku belakang mobil sendirian dengan kaca mobil yang terbuka sangat kecil. “U” menangis sambil mencari suaminya untuk membukakan pintu mobil. Akhirnya “IA” dibawa pulang kerumah orang tua “U” dan beberapa hari kemudian “UA” menggugat cerai suaminya. “IA” harus menerima perpisahan orang tuanya sekitar 6 bulan yang lalu, tepatnya ketika “IA” masih berusia 1,5 tahun. Setelah memutuskan untuk berpisah, “U” tinggal dirumah ibunya di kawasan Ciganjur bersama anaknya. Mereka hanya tinggal bertiga karena sejak usia 5 tahun, ibu dan ayah “U” telah bercerai. “U” menjadi tulang punggung keluarga setelah ia berpisah dengan suaminya. Ia bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan. Baru-baru ini ia memilih untuk keluar dari pekerjaannya karena semenjak ia berpisah dari suaminya, “IA” sering sakit-sakitan. Saat ini “IA” sedang menderita penyakit infeksi saluran kencing dan asma. Berat badannya menurun semenjak perpisahan orang tuanya. “IA” adalah anak yang ceria, anak yang cerdas dan tidak rewel. Ia tidak malu ketika bertemu dengan orang yang baru dikenal. “IA” merupakan anak yang menyenangkan, siapapun yang bertemu dengannya, pasti akan merasa senang. Meskipun orang tuanya telah berpisah, “IA” masih mendapatkan kasih sayang