Kelekatan Pola Asuh Orang Tua

“Abis cerai ya ayah gue udah engga pernah perhatian lagi sama gue, kaya udah engga sayang gitu. Sampe sekarang juga kan dia jarang telepon gue, nanya aja engga. Mungkin lupa kali kalo punya anak kaya gue.” 56 Dari pernyataan “SP” diatas terlihat bahwa hubungan “SP” dengan ayahnya tidaklah terjalin dengan baik sehingga berpengaruh terhadap kelekatan antara “SP” dengan ayahnya. 3 Kelekatan “AP” dengan Ayah “AP” yang sejak berusia 40 hari telah ditinggalkan ayahnya, membuat “AP” hampir tidak memiliki kelekatan antara dirinya dengan ayahnya. Seperti penuturan ibu “N” yang mengatakan bahwa “AP” memang tidak dekat dengan ayahnya. “AP” mengenal ayahnya saat ia berusia 3 tahun, dan memang sebelumnya sang ayah tidak pernah berusaha untuk mendekati anaknya. “Ya diakan emang dari 40 hari udah ditinggal ayahnya. Dia kenal ayahnya juga baru-baru ini aja pas umur 3 tahun. Bapaknya juga sih engga pernah ada usaha buat deketin anaknya dari kemaren, sekarang ya nikmatin aja kalo anaknya engga kenal ama dia.” 57 Karena “AP” tidak pernah mendapatkan kelekatan dari ayahnya ternyata berdampak pada diri “AP” yang kerap kali tidak bisa menyesuaikan emosional seperti halnya ia suka memukul-mukul wajahnya sendiri jika ia merasa kesal serta harga diri “AP” yang rendah sehingga membuat dirinya kerap kali menjadi korban bully oleh temannya. 56 Wawancara pribadi dengan “SP”. 57 Wawancara pribadi dengan ibu “N”. 4 Kelekatan “RP” dengan Ayah Ketika kedua orang tuaya bercerai, “RP” telah berusia 13 tahun. Hal tersebut membuat “RP” memiliki kelekatan dengan ayahnya. Ia mengatakan bahwa ia sering pergi, bermain dengan ayahnya semasa kecil. Namun hal tersebut berubah setelah kedua orang tuanya bercerai. Bahkan “RP” tidak mengetahui dimana ayahnya tinggal sekarang. “Dulu mah gue deket banget, namanya anak satu-satunya jadi ya pasti deket. Dulu nih kalo bokap tugas keluar kota, gue sering ngikut, abis itu jalan-jalan deh. Tapi ya sekarang mah dia tinggal diamana aja gue engga tau.” 58 Adanya perceraian ternyata membuat “RP” tidak dapat menjalin kelekatan dengan ayahnya seperti semasa ia kecil, bahkan saat ini ia tidak mengetahui tempat tinggal sang ayah. Berdasarkan informasi diatas terlihat bahwa tiga orang informan tidak lagi memiliki kelekatan dengan ayahnya, hal tersebut dikarenakan adanya perceraian diantara kedua orang tuanya. Namun ada satu informan yang masih memiliki kelekatan dengan ayahnya meskipun kedua orang tuanya telah bercerai.

c. Perlakuan Salah Terhadap Anak

Saat ini masih banyak orang tua yang masih memperlakukan anaknya dengan salah mulai dari kekerasan firik, penelantaran anak, kekerasan seksual, hingga kekerasan emosional. 1 Perlakuan Salah Terhadap “IA” 58 Wawancara pribadi dengan “RP”. “IA” yang pernah menjadi korban penelantaran fisik oleh ayahnya, yaitu “IA” pernah ditinggalkan di dalam sebuah mobil di sebuah tempat club malam. Saat itu terjadi sebuah pertengkaran diantara ibu “U” dan mantan suaminya. Ibu “U” meninggalkan “IA” yang sed ang tertidur di dalam kamar. Dan tidak lama ibu “U” kembali serta kaget mendapati anaknya tidak ada di dalam kamar. Ternyata “IA” diajak pergi oleh ayahnya. “Waktu itu gue berantem ya sama suami, nah anak gue lagi tidur tuh, yaudah karena gue kesel kan sama suami jadi gue tinggal pergi keluar sebentar. Engga lama gue balik lagi dan engga ada anak gue dikamar, dia dibawa pergi sama laki gue ke club. Dia udah janjian sama pacarnya itu. Akhirnya gue kesana sama mertua gue, dan gue liat anak gue lagi tidur di jok mobil belakang, untung engga mati tuh anak gue gara- gara kelakuan bapaknya.” 59 Dari informasi diatas terlihat bahwa “IA” pernah menjadi korban penelantaran oleh ayahnya. Hal tersebut dapat membahayakan nyawa “IA”, karena dibiarkan tidur sendiri disebuah parkiran sebuah club yang minim udara. 2 Perlakuan Salah Terhadap “SP” “RP” yang mengatakan bahwa dirinya jarang dipedulikan, diperhatikan oleh ayahnya, mengaku kesal dengan sikap ayahnya tersebut. Sehingga “RP” merasa bahwa ayahnya tidak lagi menyayangi dirinya. “Ayah gue mah udah kaya orang engga sayang sama gue, engga pernah dia mah merhatiin gue, gue kenapa-kenapa juga dia mana pernah peduli. Ya gue juga pengen 59 Wawancara pribadi dengan ibu “U”. ngerasain gimana di sayang sama ayah gue kaya orang- orang.” 60 Dari pernyataan “SP” diatas terlihat bahwa ia merasa jika ayahnya sudah tidak lagi menyayangi dirinya sehingga membuat “SP” menjadi salah satu korban penelantaran emosional yaitu kondisi dimana sang ayah tidak dapat memberikan kasih sayang, perhatian dan sebagainya kepada “SP”. 3 Perla kuan Salah Terhadap “AP” “AP” yang memiliki sifat pendiam kerap kali membuat ibu “N” jengkel dan akhirnya ibu “N” sering melayangkan tangannya untuk mencubit atau memukul “AP”. “Dia tuh saking diemnya jadi suka bikin kesel. Kalo dibilangin suka engga denger, malah kadang nangis. Keselkan jadinya, makanya saya suka nyubit dia biar dia ngerti sama apa yang saya omongin.” 61 Tidak hanya menerima kekerasan fisik, ternyata “AP” juga menerima penelantaran emosional. “AP” hampir tidak pernah merasakan kasih sayang dan perhatian dari sang ayah karena sejak perceraian kedua orang tuanya, sang ayah tidak pernah menemuinya lagi dan baru menemui “AP” ketika berusia 3 tahun. 4 Perlakuan Salah Terhadap “RP” Setelah kedua orang tuanya bercerai, “RP” sudah tidak lagi bertemu dengan ayahnya, bahkan ia tidak mengetahui dimana ayahnya tinggal sekarang. Hal tersebut terkadang membuat “RP” 60 Wawancara pr ibadi dengan “SP”. 61 Wawancara pribadi dengan ibu “N”.