Inisiatif versus Kesalahan Initiative vs Guilt Kerajinan versus Inferioritas Industry vs Inferiority

apa yang dihasilkan, ia mulai kreatif, produktif, dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan gejala negatif yang dapat timbul adalah ia mulai merasa kurang nyaman terhadap dirinya. Untuk mengatasi hal tersebut, ia cenderung sangat perhatian dengan dirinya baik dari segi penampilan maupun cara bertindaknya dihadapan orang lain demi tercapainya cita-cita di masa depan. Ia akan melakukan perenungan diri yang mengarah pada stagnasi kehidupan.

h. Integritas versus Keputus-asaan

Masa usia tua, berlangsung diatas usia 65 tahun. tahap ini merupakan tahap terakhir dimana individu telah menjalani kehidupannya dan menerima kehidupannya itu sebagai suatu yang berharga dan unik. Masa ini disebut juga masa lansia. Pada masa ini manusia telah dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan siap menerima sebuah kematian. Resolusi pencapaian yang tidak berhasil bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Psikososial

a. Lingkungan Keluarga

Hubungan dengan orang tua atau pengasuh merupakan dasar bagi perkembangan psikososial. Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih sayang orangtua dan pengasuh selama beberapa tahun kehidupan merupakan kunci utama perkembangan sosial anak. meningkatnya kemungkinan anak memiliki kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri yang baik pada tahun-tahun prasekolah dan setelahnya. Salah satu aspek penting dalam hubungan orangtua dan anak adalah gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua.

b. Status Ekonomi Orang Tua

Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak, bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarga itu lebih luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengambangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembankan apabila tidak ada alat-alatnya. 28

c. Lingkungan Sekolah

Mengenai peran sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, hurlock mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan anak, baik dalam cara berfikir maupun cara berprilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga dan guru substitusi orang tua. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan berarti bagi perkembangan psikososial anak, yaitu anak harus hadir di sekolah, sekolah memberikan pengaruh kepada anak sejak dini seiring perkembangan konsep dirinya dan anak lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain selain di luar rumah.

d. Kelompok Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan psikososial anak. hasil penelitian lainnya dikemukakan oleh Hans Sebald Sigelman 28 Gerungan Dipl. Psych., Psikologi Sosial, h. 181.