b. Tinggal secara terpisah lebih dari 18 bulan tanpa kemungkinan untuk
bersatu kembali. c.
Selingkuh. d.
Perkawinan kontrak. e.
Meninggalkan pasangan secara sukarela selama lebih dari 1 tahun. f.
Pergi tanpa kabar berita selama 7 tahun. g.
Kebiasaan mabuk-mabukan. h.
Kekerasan yang tidak dapat ditoleransi. i.
Pasangan menjalani hukuman. j.
Pasangan dalam perawatan karena gangguan mental selama 5 dari 6 tahun terakhir.
22
C. Psikologi Sosial
Psikologi sosial merupakan salah satu cabang psikologi yang secara nyata berhubungan langsung dengan masalah sosial manusia.
1. Pengertian
Psikologi sosial adalah psikologi dalam konteks sosial. Psikologi, seperti yang telah kita ketahui, adalah ilmu tentang perilaku, sedangkan sosial
di sini berarti interaksi antar individu atau antar kelompok dalam masyarakat. Psikologi sosial adalah psikologi yang dapat diterapkan dalam konteks
keluarga, sekolah, teman, kantor, politik, negara, lingkungan, organisasi dan sebagainya.
23
Kata psikososial itu sendiri menggaris bawahi suatu hubungan yang dinamis antara efek psikologis dan sosial, yang mana masing-masingnya saling
22
Grace Kilis, “Dampak Perceraian Pada Anak Remaja”, Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Juli 2003, h. 10.
23
Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, h. 11.
mempengaruhi. Kebutuhan psikososial mencakup cara seseorang berfikir dan merasa mengenal dirinya dengan orang lain, keamanan dirinya dan orang-
orang yang bermakna baginya, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya serta pemahaman dan reaksinya terhadap kejadian-kejadian
disekitarnya.
24
Baron dan Byrne mengemukakan bahwa psikologi sosial adalah cabang psikologi yang berupaya untuk memahami dan menjelaskan cara
berpikir, berperasaan, dan berperilaku individu yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain. Kehadiran orang lain itu dapat dirasakan secara langsung,
diimajinasikan, ataupun diimplikasikan.
25
Selain itu menurut Allport, psikologi sosial adalah upaya untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan dan perilaku individu
terpengaruh oleh kehadiran orang lain. Pengaruh tersebut dapat bersifat aktual, dalam imajinasi, maupun secara tidak langsung.
26
Jadi psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain dan interaksi tersebut saling
mempengaruhi baik dalam pikiran maupun dalam berperilaku.
2. Fase-Fase Perkembangan
Menurut Erik H. Erickson, fase-fase perkembangan psikososial dibagi dalam beberapa tahapan tertentu, yaitu sebagai berikut:
27
24
Departemen sosial, Standar Rehabilitasi Psikososial Pekerja Migran, Jakarta: 2004, h.2.
25
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, cet. I, h. 1.
26
Sarwono dan Meinarno, Psikologi Sosial, h. 12.
27
Azahrotun, Psikologi Perkembangan: Tinjauan Psikologi Barat dan Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press___, 2006, h. 58.
a. Kepercayaan Dasar versus Kecurigaan Dasar Trust vs Mistrust
Masa bayi berlangsung antara 0-1 tahun. pada tahap ini anak mulai belajar percaya pada orang yang ada di sekitarnya. Namun sebaliknya,
pada tahap ini pula anak dapat merasa tidak percaya pada orang lain, menarik diri dari lingkungan masyarakat dan melakukan pengasingan
diri. Pemenuhan kebutuhan pada tahap ini cenderung bersifat fisik, seperti pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat
dan nyaman, cinta dan rasa aman. Semua pemenuhan ini akan menimbulkan sebuah kepercayaan pada diri anak terhadap orang lain.
Sebaliknya jika kepuasan ini tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan perasaan curiga, rasa takut dan tidak percaya pada
orang lain. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.
b. Otonomi versus Perasaan Malu dan Keragu-raguan autonomy vs
shame and doubt
Masa kanak-kanak permulaan yaitu berlangsung pada usia 2-3 tahun yang menentukan tumbuhnya kemauan baik dan kemauan keras, anak
mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban dan hak-haknya yang disertai pembatasan-pembatasan yang dikenakan
pada dirinya.
Inilah tahap
saat berkembangnya
kebebasan pengungkapan diri yang pada akhirnya akan menimbulkan rasa
percaya diri pada anak. Konsekuensi apabila kepuasan pada tahap ini tidak terpenuhi adalah anak akan menjadi individu yang pemalu.